"Halo" , sapanya pada Andrew , suaminya yang meneleponnya .
"Hai sayang....udah dikantor?" , tanyanya .
"Udah , dua puluh menit lagi aku meeting Andrew , jangan lama-lama meneleponku " .
"Ckckckck...suamimu menelepon dan ini yang kamu katakan padanya?" .
"Aku cuma gak mau terlambat bertemu karyawan-karyawan baruku" .
"Bertemu karyawan barumu atau bertemu Pras kembali?" , tanya Andrew telak .
"Andrew....pliss...".
"Aku tau Ems...aku tahu , tiga bulan bukan wakttu yang singkat untuk mencari tahu . Aku cuma gak mau kamu terluka lagi , tapi aku begitu mencintaimu hingga mengabulkan semua permintaanmu " . Helaan nafas berat terdengar ditelinga Emi . Dia tahu , Andrew benar-benar tak suka dengan semua rencananya , dan dia juga tahu , dia benar-benar melukai Andrew dengan dalam karena melakukan semua ini .
"Baiklah , lakukan apapun kemauanmu , jangan lupa jumat kamu harus pulang kembali ke pelukanku . Aku kangen" . Emi tersenyum kecil mendengar kata-kata Andrew barusan .
"Iya....udah ya Andrew...aku harus siap-siap meeting" , Emi tak menunggu jawaban Andrew dan langsung memutuskan sambungan teleponnya . Emi segera berdiri dari duduknya dan merapikan pakaiannya , lalu menyempurnakan make up di wajahnya kembali sebelum keluar dari ruangan itu , untuk bergegas ke meeting room , menemui Pras kembali .
***