Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Si Manis dari Parung

3 April 2017   09:51 Diperbarui: 4 April 2017   15:23 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aaaa-58e1b854db22bdb7211b45fb.jpg
aaaa-58e1b854db22bdb7211b45fb.jpg
Si Manis dari Parung

            BOGOR (24 Maret 2017), hawa panas menyambut kedatangan tim redaksi di kantor Balai Desa Parung, setelah melalui perjalanan kurang lebih dua jam. Perjalanan menuju Kecamatan Parung di siang hari memang memakan tenaga, belum lagi debu-debu hasil perbaikan jalan yang tak kunjung usai. Kecamatan Parung terletak di perbatasan Tanggerang dan Kabupaten Bogor. Memiliki 110.700 penduduk dan terdapat berbagai UMKM yang mulai berkembang pesat saat ini.

Menurut Pak Anton, selaku Kepala Divisi Umum Kecamatan Parung sudah mulai banyak UMKM (Usaha Kecil Menengah) yang mulai mengembangkan bisnisnya diberbagai wilayah Bogor sampai ke luar Bogor. “Ada produk yang sudah terkenal di daerah Parung yaitu rotinya, kami mempunyai pemasok roti dan donat untuk semua daerah Parung dan Kota Bogor.” ujar pria 45 tahun itu. Alamat UMKM tersebut juga tidak terlalu jauh dari dari Kantor Balai Desa, tepatnya di Jl ME Wira RT.002/RW.003 Kecamatan Parung.

Pabrik roti “Sinar Surya” memiliki keunikan pada proses produksinya, yaitu roti yang biasanya berwarna coklat pucat tidak menarik, kini diproduksi dengan lebih cantik dan menarik di mata konsumen. Bu Yoyoh selaku penanggung jawab pabrik roti cabang Parung mengatakan, “ kami memiliki dua jenis produk roti, yaitu roti isi dan donat bakar yang kini menjadi incaran konsumen.“ Donat yang diproduksi Bu Yoyoh beserta para karyawan berbeda dengan yang lain, karena kebanyakan donat diproduksi dengan proses penggorengan, yang biasanya membuat tekstur donat berminyak. Sedangkan donat yang diproduksi Bu Yoyoh diproduksi melalui proses pembakaran atau oven.  Donat bakar juga memiliki varian rasa yang banyak dan jarang ditemui pada donat pasar lainya. Tekstur donat yang diproduksi di pabrik “Sinar Surya” tersebut tidak memiliki bolongan pada tengahnya. Keunggulan berikutnya, donat bakar “Sinar Surya” ini tahan dalam empat hari dan tidak mengeras saat hari keempat. Tekstur adonan donat yang mengembang pun membuat produk menjadi empuk dan lembut saaat dimakan, berbeda sekali dengan donat pasar kebanyakan. Harga yang dipasang untuk satu donatnya seharga 2000 rupiah. Harga yang relatih murah untuk mendapatkan jajanan yang enak dan sehat.

UMKM yang didirikan oleh Mas Ruqman kini sudah semakin pesat perkembangannya, terlihat dari tersebarnya cabang pabrik diberbagai daerah diantaranya, Cimapar, Yasmin, dan parung untuk wilayah Bogor. Cabang di luar Bogor pun sudah luas diantaranya, Serang, Sukbumi, Tanggerang, Sawangan, Depok dan Pondok Gede, Jakarta Timur. Pabrik “Sinar Surya” cabang Parung sendiri mendapatkan keuntungan kurang lebih Rp.3.000.000 per harinya. Bu Yoyoh mengaku modal awal yang dibutuhkan sekitar Rp.9.000.000 sudah termasuk alat produksi dan bahan baku awal. Awalnya Bu Yoyoh hanya menjual roti isi yang di bungkus plastik dengan aneka rasa, tetapi melihat makin berkurangnya minat pasar, Bu Yoyoh wanita berusia 48 tahun tersebut membuat ide dengan suamiya untuk membuat donat bakar tersebut. Jadi, donat bakar ini belum lama diproduksi jika dibandingkan dengan roti isi. Seharinya Bu Yoyoh bisa memproduksi 2000 roti per harinya.

Setiap perjalanan meniti usahapun banyak mengalami pasang surut perjalanan. “Tetapi sekarang banyak modus sales yang curang tidak menyetor hasil jualanya dan membawa kabur uang penjualan roti.” Ujar wanita yang sudah memiliki satu cucu. Sungguh menarik bukan usaha yang dirintis Mas Ruqman ini. Apalagi salah satu karyawannya, Bu Yoyoh mampu mengembangkan produk rotinya dengan meluncurkan “Donat Bakar” yang kini menjadi incaran pasar saat ini. Bu Yoyo berharap donat bakar yang ia buat mampu berkembang lagi di berbagai cabang “Sinar Surya” lainya dan mampu bersaing dengan donat brand unggul lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun