Pertama, sensory memory (memori sensori) adalah tempat penyimpanan informasi ketika sebuah stimulus (rangsangan terhadap indra) masuk ke dalam diri kita. Jadi sensory memory ini adalah proses pertama dari penyimpanan informasi. Lalu ketika stimulus itu mendapatkan perhatian, maka akan dilanjutkan ke short term memory (memori jangka pendek)
Kedua, short term memory (memori jangka pendek) atau sering disebut juga working memory, yaitu memori yang menyimpan atau mempertahankan informasi secara singkat atau cepat, dan juga melakukan pengkodean sebelum akhirnya disimpan dalam long term memory (memori jangka panjang)
Ketiga, long term memory (memori jangka panjang). Long term memory merupakan tahap ketiga dari proses penyimpanan informasi. Ketika informasi sudah sampai disini, maka ia bisa melakukan retrieval (memanggil kembali informasi yang ada di woking memory untuk diingat). Lalu juga akan ada proses rehearsal (pengulangan ingatan secara berkala), jika sering melakukan rehearsal maka ingatan akan menetap lama di dalam memori jangka panjang. Tapi bisa juga dilupakan kalau tidak sering melakukan rehearsal.
Keterkaitan memori dengan kasus the doorway effect, yaitu bisa jadi sewaktu informasi atau hal yang akan kita lakukan itu masih berada di sensory memory dan sudah mendapatkan perhatian, namun saat informasi tersebut sampai di working memory, tidak terjadi pemrosesan informasi lebih lanjut; maka bisa terjadi lupa. Forgetting (kelupaan) adalah kegagalan dalam mengingat, bisa disebabkan karena ketidakberfungsian dalam proses encoding (pengkodean), storage (penyimpanan) atau retrieval (pemanggilan kembali informasi) (Solso, Maclin & Maclin, 2014)
Kelupaan juga dibahas dalam Islam, bisa kita ketahui melalui Al-Qur'an yang merupakan sumber ajaran utama bagi seluruh umat Islam. Afrianti dalam bakaba.co menyatakan bahwa 'lupa' dalam Al-Qur'an memiliki banyak makna. Salah satunya terdapat dalam QS. Al-Kahf (18:63) yang memiliki arti : "Dia (pembantunya) menjawab, "Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak ada yang membuat aku lupa untuk mengingatnya kecuali setan, dan (ikan) itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
Dari ayat itu dapat dimaknai bahwa lupa bisa membuat kita menjadi lalai, karena melupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Memori telah diberikan Allah kepada setiap hambanya, dan akan berfungsi sesuai kebutuhan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Allah SWT. memberikan kemampuan memori pada setiap umatnya, dengan memori yang dimiliki ini manusia dapat menyandikan berbagai informasi yang ia peroleh dari lingkungan, kemudian akan menyimpannya dan suatu saat jika dibutuhkan akan memanggilnya kembali (Fauziyah, Ulfiah & Hidayat, 2018).
Referensi
Afrianti, C. (2019). Lupa dalam Perspektif Islam. Bakaba.Co. Diakses pada 8 Juni 2021, dari https://bakaba.co/lupa-dalam-prespektif-islam/
Bhinnety, M. (2015). Struktur Dan Proses Memori. Struktur Dan Proses Memori, 16(2), 74--88. https://doi.org/10.22146/bpsi.7375