Mohon tunggu...
Annisa DwiCahyani
Annisa DwiCahyani Mohon Tunggu... Seniman - seorang mahasiswa

Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota di Unversitas Jember 181910501016

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengembangan Kawasan Kesenjangan

23 Desember 2019   21:05 Diperbarui: 23 Desember 2019   21:11 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu provinsi, pasti memilki kabupaten atau kota yang mengalami kesenjangan dibandingkan dengan kabupaten atau kota lainnya dalam satu provinsi tersebut. Kesenjangan ini dikarenakan permasalahan ekonomi. Suatu kabupaten maupun kota yang mengalami kesenjangan biasanya perkembangan perekonomiannya sangat lambat. 

Terdapat beberapa alasan yang dapat memperlambat perkembangan perekonomian, seperti dikarenakan adanya kesenjangan pembangunan antarwilayah, kurang optimalnya pemanfaatan sektor yang tepat pada kawasan tersebut, serta dikarenakan strategi pengembangan sektor yang tidak tepat. Dari hal tersebut, maka diperlukan adanya pengembangan sektor yang tepat pada suatu wilayah secara optimal guna mengatasi permasalahan kesenjangan dengan meningkatkan perekonomian.

Salah satu provinsi di Indonesia, yang memilki banyak kawasan yang mengalami kesenjangan adalah Provinsi Jawa Timur. Dalam Provinsi Jawa Timur, menurut PDRB Jawa Timur tahun 2013 -- 2017 terdapat 18 kabupaten dan kota yang termasuk dalam batas kawasan yang mengalamai kesenjangan. Kabupaten tersebut diantaranya Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Ngawi, Kota Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kota Batu, Kota Mojokerto, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampan, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan Dan Kabupaten Pamekasan.

Mengetahui pertumbuhan PDRB suatu kawasan dapat dilihat kawasan-kawasan yang mengalami kesenjangan dan ketertinggalan dari kawasan lainnya. Dengan mengetahui hal ini maka dapat dilakukan pnegembangan terhadap kawasan yang mengalami kesenjangan tersebut. Mengatasi kesenjangan tersebut dapat berdampak baik karena akan meningkatkan perekonomiannya, sehingga berpengaruh besar terhadap kesejahteraan masyarakatnya. Banyak strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan perekonomian suatu kawasan, salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan pengembangan sektor basis. Mengetahui sektor basis ini dapat dilakukan dengan cara analisa LQ dan DLQ.

Untuk mengetahui sektor unggulan, andalan, prospektiv, dan tertinggal di Provinsi Jawa Timur menggunakan teknik analisa LQ dan DLQ. Analisa tersebut menggunakan data PDRB Provinsi Jawa Timur dan PDRB Nasional. Data yang digunakan adalah PDRB Kabupaten dan Kota atas dasaar harga berlaku menurut lapangan usaha tahun 2013 hingga 2017 dalam konversi miliar rupiah. Pada analisa LQ dihitung dari kontribusi sektor PDRB Jawa Timur pada tahun 2017 dalam miliar rupiah. 

Yang menjadi pembeda antara LQ dan DLQ adalah dalam analisa DLQ menggunakan range 5 tahun, yaitu dari tahun 2013 hingga 2017. Dalam perhitungan, sektor yang diambil hanya 5 sektor, yaitu : Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman, Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Sektor Kontruksi, Sektor Perdagangan Besar dan Ecerean, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Sektor Industri Pengolahan. Penggunaan 5 sektor ini diambil dari data PDRB, yaitu sektor dengan kontribusi terbesar di Provinsi Jawa Timur.

  • Location Quotient (LQ) Provinsi Jawa Timur

Untuk mengetahui pembagian sektor di Provinsi Jawa Timur, maka digunakanlah analisa LQ. Analisa LQ dilakukan dengan cara menggunakan perbandingan sektor Provinsi Jawa Timur dengan sektor dalam lingkup nasional. Dari perhitungan, didapatkan sektor yang termasuk dalam sektor basis maupun tidak. Sektor yang tergolong dalam sektor basis akan mendapat nilai LQ > 1.

  • Perdagangan Besar dan Ecerean, Reparasi
    Mobil dan Sepeda Motor
  •   Industri Pengolahan
  • Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
  • Kontruksi
  • Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman

 

Dari hasil analisa LQ yang telah dilakukan, maka yang menjadi sektor basis  di  Provinsi Jawa Timur adalah :

  • Sektor Perdagangan Besar dan Ecerean, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
  • Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman

 

  • Dynamic Location Quotient (LQ) Provinsi Jawa Timur

Setelah dilakukan analisa LQ kemudian dilakukan analisa DLQ. Dari perhitungan maka didapatkan :

no 

Sektor 

2014

2015

2016

2017

Rata-rata

1.

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1,10

0,97

1,81

0,60

1,12

2.

Industri Pengolahan

0,84

0,87

1,24

0,97

0,98

3.

Konstruksi

1,22

0,61

1,30

1,01

1,03

4.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil

0,53

0,85

1,55

0,93

0,96

5.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

0,75

0,97

1,44

0,84

1,00

Dari hasil anlisa DLQ, dapat diketahui sektor yang merupakan sektor basis maupun yang bukan. Sektor yang mendapatkan nilai DLQ > 1 tergolong dalam sektor basis. Sektor basis menurut analisa DLQ adalah :

  • Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
  • Sektor Konstruksi
  • Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

  • Penggabungan Analisa LQ dan DLQ 

Dari penggabungan analisa LQ dan DLQ, maka dapat diketahui pembagian sektor Unggulan, Andalan, Prospektif, dan Tertinggal di Provinsi Jawa Timur. untuk mengetahui pembagian sektor tersebut ada beberapa kriterianya, yaitu :

Dari hasil analisa LQ dan DLQ kemudian menyesuaikan dengan kriteria pembagian sektor, maka didapatkan :

Maka dapat diketahui :

  • Sektor Unggulan di Prov. Jawa Timur adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman
  • Sektor Andalan di Prov. Jawa Timur adalah Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Sektor Kontruksi
  • Sektor Prospektif di Prov. Jawa Timur adalah Sektor Perdagangan Besar dan Ecerean, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
  • Sektor Tertinggal di Prov. Jawa Timur adalah Sektor Industri Pengolahan

Setelah diketahui sektor-sektor tersebut, dapat dilakukan pembentukan strategi pada kawasan yang mengalami kesenjangan di Jawa Tmur. Beberapa kawasan dengan kesenjangan tersebut di Jawa Timur menurut PDRB Jawa Timur tahun 2013 hingga 2017 yaitu Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Ngawi, Kota Madiun, Kota Blitar, Kabupaten Nganjuk, Kota Batu, Kota Mojokerto, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kota Probolinggo, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Pamekasan.

Pada beberapa kabupaten yang berdekatan dengan laut dan memiliki potensi dalam pengembangan sektor perikanan, maka dapat dikembangkan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada kabupaten tersebut. Kabupaten yang memiliki potensi ini adalah : Kabupaten Situbondo, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, dan Kabupaten Pamekasan.

Kemudian pada kabupaten dengan potensi besar dalam bidang pertanian dapat dikembangkan lebih dalam Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Kabupaten dengan potensi besar dalam sektor ini antaranya : Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan,  Kabupaten Ngawi.

Kemudian untuk kota dan kabupaten lainnya, yaitu Kota Madiun, Kota Blitar, Kota Batu, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo dan Kabupaten Pasuruan dapat dikembangkan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman serta didukung oleh Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun