Penulis: Annisa Ayu Maharani | Editor: Hanna Meyra Anggitha
Jakarta - Sudah bukan rahasia umum lagi bahwa dahulu kala perempuan tidak memiliki hak untuk bebas berekspresi, bersuara, mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki, lebih-lebih bekerja dan hanya bisa untuk menikah dan melahirkan.
Namun seiring berjalannya waktu dan dengan segala perjuangan yang telah dilakukan oleh kelompok perempuan, sekarang mereka bisa untuk melakukan itu semua.
Tidak sedikit dari mereka yang bekerja dan berkarir. Bahkan kini perempuan bisa memerankan dua peran di saat yang sama, yaitu menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga.
Hampir 2 tahun lamanya pandemi COVID-19 melanda negara Indonesia. Berbagai dampak akibat virus tersebut telah dirasakan, dari terganggunya kesehatan hingga perubahan drastis rutinitas sehari-hari masyarakat.
Salah satu dampak yang sangat menonjol dari adanya pandemi akibat virus COVID-19 ini yaitu merosotnya kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia
Hal tersebut menyebabkan masyarakat harus memutar balik otak memikirkan cara bagaimana mereka bisa bertahan hidup di kala pandemi ini. Tidak terkecuali perempuan, terutama mereka yang berperan ganda.
Memang sudah menjadi kewajiban bagi suami untuk memenuhi seluruh kebutuhan berumah tangga. Namun banyak sebagian wanita yang ingin ikut membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup, salah satunya dengan bekerja. Bukan suatu hal yang salah apabila laki-laki membiarkan perempuannya bekerja, selagi itu bukan sebuah paksaan melainkan suatu pilihan dan merupakan keinginannya sendiri.
Sama halnya seperti narasumber yang sempat saya wawancarai bersama kawan saya pada Selasa (19/04/2022). Erna Maryana, seorang perempuan berusia 37 tahun yang memiliki 2 orang anak memilih untuk menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga.
Menurutnya memilih untuk menjadi wanita karir selain karena sudah menjadi keinginannya sendiri adalah untuk membantu perekonomian rumah tangga dan tidak mau merepotkan pasangannya, khususnya di masa pandemi ini.
“Untuk membantu perekonomian rumah tangga, karena saya juga tidak ingin merepotkan pasangan saya juga. Jadi kalau pun saya mau beli apa-apa, saya bisa beli sendiri” imbuhnya.
Tetapi meskipun Erna merupakan seorang pekerja, kewajibannya sebagai seorang ibu pun tidak pernah dilupakan. Mengatur dan membagi waktu antara mengurus pekerjaan rumah dan pekerjaan kantor baginya memang termasuk hal yang sulit.
“Bangun pagi-pagi siapin makanan buat anak-anak sekolah, bangunin anak-anak nanti anak bangun posisi lagi pada mandi, saya siapin keperluan suami. Kalau sudah beres semua baru saya menyiapkan keperluan diri sendiri. Terus kalau sudah siang hari saya tetap mantau anak-anak apakah sudah makan atau belum, kalau saya pulang sore pun menanyakan mau makan apa. Jadi, tetap sih mbak walaupun kita bekerja tapi kita bisa memantau dari kantor gitu. Kewajiban dan tanggung jawab jangan sampai ditinggalkan, sesibuk apapun kita.” ujar wanita berusia 37 tahun itu.
Selain itu saat diwawancarai, Erna juga mengemukakan pendapatnya mengenai perempuan yang berperan ganda.
Ia mengatakan bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga bukanlah suatu hambatan bagi perempuan yang ingin berkarir, karena pada dasarnya perempuan sudah mempunyai kebebasan untuk memilih dan menjadi apapun yang mereka inginkan. Hanya saja jika memilih untuk memerankan dua peran, kewajiban harus tetap dijalankan.
Penulis: Annisa Ayu Maharani | Editor: Hanna Meyra Anggitha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H