Algoritma yang muncul dalam media sosial terkadang memberikan pengaruh pula pada tingkat insecure dan stress. Seringkali Gen Z mengalami kondisi FOMO (Fear of Missing Out) yang kemudian menunjukkan bahwa mereka memiliki kontrol diri yang kurang, sangat mudah untuk terpengaruh oleh tren dan orang lain (Fitriana dan Rosid, 2024).
Kurangnya Dukungan di Dunia KerjaÂ
Kegiatan yang dilakukan secara berulang cenderung membuat Gen Z merasa jenuh dan stress. Perusahaan harus meningkatkan fasilitas atau layanan psikologis yang promotif sebagai upaya menjaga kesehatan jiwa para pekerjanya (Yuningsih dan Efendi, 2024).
Maka dari itu, penanganan kesehatan mental Gen Z pada dunia kerja harus segera dituntaskan karena kesehatan mental bukanlah masalah yang sepele. Hal ini akan sangat berdampak bagi produktivitas dan kreativitas pekerja, terutama Gen Z, dalam mewujudkan Indonesia yang cemerlang. Akan sangat disayangkan jika generasi yang akan menjadi tulang punggung tenaga kerja Indonesia, tidak dapat memberikan kontribusi terbaiknya karena kesehatan mental yang kerap kali diabaikan. Â
Untuk menangani permasalahan tersebut, diperlukannya partisipasi dari pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam menuntaskan isu kesehatan mental di dunia kerja. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diterapkan adalah :Â
Pentingnya Lingkungan yang Harmonis
Untuk menciptakan dunia kerja yang nyaman, perlu adanya kesadaran bagi perusahaan dalam memberikan kebijakan, layanan, atau fasilitas psikologis yang mendukung pekerja. Edukasi kesehatan mental di dunia kerja juga merupakan hal yang penting untuk mengenali tanda-tanda stress atau depresi. Â
Seringkali  mereka yang memiliki gangguan kesehatan mental enggan untuk bercerita kepada orang lain karena stigma buruk yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan harus peduli terkait penghapusan stigma tersebut agar pekerja dengan nyaman dapat menceritakan masalahnya tanpa takut dihakimi.Â
Work-Life BalanceÂ
Untuk menghindari terjadinya produktivitas berlebihan, perusahaan patut untuk memperhatikan kebijakan fleksibel seperti hari dan jam kerja kantor. Sehingga pekerja dapat menjaga keseimbangan antara dunia kerjanya dengan dunia pribadinya.Â