Mohon tunggu...
Annisa Aulia Putri
Annisa Aulia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - ...

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Asertif di Dalam Lingkungan Pertemanan

17 Januari 2022   17:39 Diperbarui: 17 Januari 2022   18:25 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mungkin sebagian orang  sering mengalami kesulitan mengungkapan pendapat, perasaan yang kita rasa kepada seseorang. Banyak dari orang tersebut merasa tidak enak,sungkan, serta merasa takut untuk mengungkapan suatu pendapat kepada orang lain atau  di lingkungan pertemanan. Rasa tidak enak, sungkan serta takut itu muncul di karenakan takut melukai perasaan orang lain. 

Permasalahan ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi arsetif. Kebanyakan masyarakat kurang mengetahui apa itu komunikasi asertif ?. dilansir dari alodokter.com komunikasi asertif merupakan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan jujur dan tegas, namun tetap menghargai dan menjaga perasaan orang lain. Sikap ini penting di miliki oleh setiap orang. 

Akan tetapi sikap asertif ini perlu di latih dan tidak muncul dengan sendirinya. Dapat disimpulkan bahwasanya komunikasi arsetif merupakan komunikasi yang di lakukan secara tegas, serta mengetahui suasana tanpa melukai perasaan orang lain. Orang yang asertif mampu untuk berkata “tidak”, mampu meminta sebuah  pertolongan, mampu mengekspresikan perasaan positif dan negatif secara wajar.

Gaya komunikasi arsertif memiliki pengaruh dalam bertingkah laku di dalam berkehidupan sehari-hari, baik berkomunikasi secara pasif,agresif, dan asertif itu sendiri. Komunikasi asertif dapat menjelas perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berhubungan. Serta mampu berkomunikasi secara sabar tanpa ada niatan untung menyerang. Orang yang berkomunikasi arsertif juga memiliki pandangan yang optimis serta terbuka dan optimis.

Komunikasi asertif memiliki beberapa bentuk, yaitu :

  • Komunikasi Asertif berupa Penolakan dimana bentuk ini berupa ucapan tolakan secara halu, seperti: maaf!
  • Komunikasi Asertif berupa pujian diman bentuk ini berupa pengekspresian positif, misalnya: menghargai,menyukai,memuji serta bersyukur.
  • Komunikasi Aserti berupa Permintaan dimana komunikasi ini terjadi ketika seseorang meminta orang lain melakukan sesuatu yang memungkinkan kebutuhan atau tujuan seseorang tercapai tanpa tekanan atau paksaan.

Komunikasi secara asertif membuat membuat kita tidak mudah di kendalikan oleh seseorang efektif dalam berinteraksi, lebih dihormati dan dihargai orang lain, meningkatkan rasa percaya diri. Bersikap asertif sangat diperlukan agar kita dapat lebih jujur saat menjalin hubungan dengan pertemanan . 

Orang yang kurang memiliki sifat asertif akan lebih mudah untuk mengalah, mudah tersinggung aserta cemas, kurangnya rasa percaya diri, dan sukar untuk memulai sebuah komunikasi dengan orang lain khususnya dengan seseorang yang baru di kenal.

Komunikasi asertif berbeda dengan agresif, terkadang banyak orang keliru dengan kedua ini. Seseorang yang memiliki komunikasi asertif akan mendeskripsikan dirinya dengan meikirkan perasaan orang lain ia juga menginginkan yang terbaik  untuk orang lain lalu bagaimana dengan orang yang agresif?

Seseorang yang memiliki sikap agresif  cenderung menggunakan strategi  menekan  serta manipulatif, mencari keuntungan diri sendiri dengan taktik yang mengecoh pihak lain, tak menghargai hak orang lain, kasar, kejam, menghina, yang mengakibatkan mereka kehilangan martabat. Mereka memiliki asumsi yang negatif terhadap motivasi orang lain, dan selalu berpikir untuk membalas. 

Mereka tidak berpikir dengan sudut pandang orang lain. Mereka menang dengan mengorbankan orang lain dan menciptakan konflik yang tidak perlu.

Penerapan  komunikasi secara asertif di lingkungan petemanan yang baru maupun di perteman lama agar kita terhindar dari sebuah konfik di dalam sebuah hubungan pertemanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun