Mohon tunggu...
An Nisa Aulia Kamila
An Nisa Aulia Kamila Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Airlangga

Balance life

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Sudah Padat, Mengapa Kualitas Pendidikan Indonesia Masih Rendah Dibandingkan Negara lain??

17 Maret 2023   17:06 Diperbarui: 16 Mei 2023   21:45 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai peserta didik di institusi Pendidikan yang ada di Indonesia baik swasta maupun negeri mungkin merasa bahwa kurikulum Pendidikan di Indonesia sudah cukup padat yang dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang mengeluh jika tugas yang diberikan terlalu banyak,  meningkatnya jumlah peserta didik yang stres dan jadwal sekolah yang juga padat yaitu dari pagi hingga sore hari, jika di rata-rata mungkin dalam sehari peserta didik di Indonesia bersekolah 8-9 jam dalam sehari. Mungkin kita dapat bandingkan hal tersebut dengan salah satu negara yang memiliki kulitas Pendidikan terbaik di dunia yaitu Finlandia. Di Finlandia, anak-anak bersekolah antara jam 8-9 pagi setiap hari dan selesai sekitar jam 1-2 siang. Untuk setiap 45 menit belajar, anak-anak mendapatkan istirahat selama 15 menit. Jumlah ini setara dengan rata-rata belajar selama tiga jam. Menurut data Finlandia juga memiliki Jumlah PR paling sedikit yang diberikan kepada siswanya dengan rata-rata 2,8 jam per minggu. Dari perbandingan diatas jelas terlihat Pendidikan Indonesia jauh lebih sibuk dibandingankan dengan negara Finlandia, tetapi mengapa Pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang sangat jauh dengan Finlandia? Apakah sebenarnya masalah Pendidikan yang ada di Indonesia?

Sebagai peserta didik di institusi Pendidikan yang ada di Indonesia baik swasta maupun negeri mungkin merasa bahwa kurikulum Pendidikan di Indonesia sudah cukup padat yang dapat dilihat dari banyaknya peserta didik yang mengeluh jika tugas yang diberikan terlalu banyak,  meningkatnya jumlah peserta didik yang stres dan jadwal sekolah yang juga padat yaitu dari pagi hingga sore hari, jika di rata-rata mungkin dalam sehari peserta didik di Indonesia bersekolah 8-9 jam dalam sehari. Mungkin kita dapat bandingkan hal tersebut dengan salah satu negara yang memiliki kulitas Pendidikan terbaik di dunia yaitu Finlandia. Di Finlandia, anak-anak bersekolah antara jam 8-9 pagi setiap hari dan selesai sekitar jam 1-2 siang. Untuk setiap 45 menit belajar, anak-anak mendapatkan istirahat selama 15 menit. Jumlah ini setara dengan rata-rata belajar selama tiga jam. Menurut data Finlandia juga memiliki Jumlah PR paling sedikit yang diberikan kepada siswanya dengan rata-rata 2,8 jam per minggu. Dari perbandingan diatas jelas terlihat Pendidikan Indonesia jauh lebih sibuk dibandingankan dengan negara Finlandia, tetapi mengapa Pendidikan di Indonesia memiliki kualitas yang sangat jauh dengan Finlandia? Apakah sebenarnya masalah Pendidikan yang ada di Indonesia?

Rendahnya kualitas Pendidikan di Indonesia disebabkan karena lemahnya para pengajar dalam menggali potensi anak. Para pendidik dan orang tua sering kali memaksakan kehendaknya pada anak mereka untuk mendapatkan nilai dan peringkat yang bagus saat berada disekolah tanpa memerhatikan kebutuhan, bakat dan minat yang dimiliki oleh anak. Pendidik dan orang tua seharusnya saling bekerja sama untuk memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman, sehingga dapat menyebabkan anak tidak mempunyai kesadaran sendiri untuk belajar melainkan karena keterpaksaan dan desakan dari orang tua yang mengharuskan mereka mendapat nilai bagus di segala mata pelajaran, seolah-olah mereka harus ahli dalam semua bidang.

Proses Pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif dan mendukung apa yang menjadi bakat dari seorang anak. Itu harus dilakukan sebab gaya berfikir anak tidak bisa di arahkan. Di Dalam dunia kerja nanti seorang anak tidak diharuskan ahli dalam segala bidang, tetapi perusahaan akan melihat mereka memiliki potensi paling besar di bidang apa, maka perusahaan akan menempatkan anak tersebut pada posisi tersebut. Di luar negeri perusahaan akan cenderung lebih melirik anak yang memiliki bakat menonjol di suatu bidang tertentu daripada anak yang ahli disegala bidang, tetapi tidak ada bidang yang menonjol dari anak tersebut yang bisa dikembangkan. Hal ini yang menjadi dasar mengapa pentingnya mengembangkan dan mendukung minat serta bakat anak sejak dari kecil, agar anak tersebut mengetahui dia memiliki skill dimana yang bisa dimanfaatkan dan dijual jasanya kepada suatu instansi untuk mendapatkan pekerjaan dan menghasilkan uang untuk kehidupannya sendiri. Hal tersebut dapat membuat anak lebih cepat mandiri, karena anak sudah tahu bakatnya apa dan pekerjaan yang mampu dia kerjakan dan dia enjoy mengerjakannya yang mana.

Ketika anak enjoy melakukan pekerjaan maka tingkat stes akan menurun dan perkembangan mental anak akan baik. Di Indonesia orang tua sering kali menuntut anaknya untuk bagus dalam semua nilai mata pelajaran, walaupun terkadang mata pelajran itu kurang dipahami dan disuikai oleh anak tersebut. Akibat dari tuntutan itu anak akan melakukan segala cara agar tuntutan dari orang tua nya terpenuhi misal dengan cara mencontek saat ujian dan joki saat melakukan ujian ataupun mengerjakan tugas. Dapat dilihat tuntutan dari orang tua dapat membuat anak terjerumus dalam hal yang salah bahkan lebih parahnya mungkin saat dewasa akan terjerumus dalam tindakan kriminal

Di era globalisasi ini Pendidikan Indonesia harus segera diubah dan ditingkatkan agar mampu bersaing dengan negara lain. Dengan memperbaiki Pendidikan, maka sumber daya manusia yang dihasilkan akan jauh lebih baik juga. Jika dianalisis kualitas Pendidikan Indonesia masih buruk dalam beberapa jenjang baik yang formal maupun informal. Dari definisi sendiri pendidikan adalah usaha yang dilakukan untuk mewujudkan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan agar peserta didik dapat aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak yang mulia. Sehingga dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu: "Mengembangkan pengetahuan dan mengembangkan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmul cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab".

Hal lain yang menyebakan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia antara lain:

1.    Keterbatasan Jumlah Guru Yang Terampil

       Umumnya, guru-guru terampil dan berkualitas tersebar di kawasan kota atau daerah yang notabenenya mudah di akses.  Sedangkan daerah-daerah terpinggir dan terpencil, sulit sekali mendapatkan guru.

2.   Sarana dan Prasarana yang Tidak Memadai

       Masalah ini merupakan masalah yang paling sering dikeluhkan, karena tidak bisa dipungkiri sarana dan prasarana memang kurang memadai. Terutama sekolah-sekolah yang ada di pedesaan, pinggiran dan sekolah yang ada di pelosok. Ini masalah yang klasik dan sudah tidak asing lagi memang.

3.   Mahalnya Dana Pendidikan

       Masalah pendidikan di Indonesia yang paling mendasar terletak pada masalah biaya pendidikan. Meskipun sudah digadang-gadang gratis, tetap saja ada bagian yang membayar. Ironisnya penghasilan bagi keluarga yang miskin tidak cukup untuk membayar sekolah tersebut sehingga, terpaksa anaknya harus putus sekolah.

Dari ketiga permasalahan di atas dapat dilihat bahwa masalah utama pendidikan di Indonesia adalah tidak meratanya pendidikan antara yang di kota dengan di desa, hal ini yang menyebabkan penilaian kualitas pendidikan di Indonesia masih buruk dan rendah, karena tidak bisa dipungkiri juga masih banyak orang Indonesia yang tidak bisa membaca dan menulis.

Mungkin berikut ini terdapat beberapa upaya yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia:

  • Pemberian dana bantuan pendidikan melalui BOS (Bantuan Operasional Sekolah);
  • Pembangunan dan perbaikan fasilitas sekolah melalui (RKB);
  • Beasiswa bagi siswa yang berprestasi baik secara nasional maupun internasional melalui PIP dan SILN;
  • Program Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPBS);
  • Program Peningkatan Mutu Guru

Semoga dengan beberapa program di atas pendidikan Indonesia lebih maju kedepannya, sehingga dapat meghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing di kancah internasional.

An Nisa Aulia Kamila 

(191221038)

PDB A-58

Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun