"Eh kak, kenapa?"tanya anak kecil bernama ibal.
tiba-tiba Ayun pingsan dan tergeletak di tengah taman itu.Farel merasa cemas dan sangat ketakutan. Ia berpikir apakah yang ia lakukan ini terlalu fatal? Bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.
"Kak kenapa bisa begini?"tanya Ibal ke Farel.
"Tiiidak bukan gue," suara Farel gugup. "Jujur saja atau saya lapar ke polisi!" Tegas Ibal.
"Gue nggak sengaja," jawab Farel.
Ayub yang sedang berbaring emas di tempat duduk taman. Farel sangat khawatir dengan itu. Ayub jika hatinya sudah sakit dia sulit memaafkan orang lain. Ayub mulai sadar Farel melihat Ayub dan ingin meminta maaf kepada nya.
"Maafkan saya Ayub," ucap Farel.
Ayun hanya diam. Ayub berpikir apakah dia akan memaafkan Farel atau tidak? Ayub mencoba meredam amarah dan kepala batunya. Ayub sedikit berpikir apakah ia akan memaafkan perilaku Farel kepadanya?
Lagi-lagi Ayub bertanya pada hatinya.
Tapi ia pernah membaca dalam QS Surat Ali 'Imran 133-134. Dalam surat Ali 'Imran ayat 133 dan 134 memiliki makna bahwa manusia akan diberikan ampunan dari Allah dan surga seluas langit dan bumi apabila orang itu berinfak, mampu mengendalikan kemurkaannya, dan memaafkan kesalahan orang lain.
"Allah saja memafkan kesalahan umatnya, kenapa saya tidak?" Pikiran Ayub.
"Iya, tidak apa apa Farel, aku audah memaafkan mu sebelum kamu minta maaf," balas Ayub.
" Kenapa lo masih bisa memaafkan gw, sedangkan gw selalu jahat ke lo?" tanya Farel.
" Lebih baik memaafkan daripada menyimpan dendam Rel," kata Ayub.
" Gw sangat menyesal Yub, gw nggak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi dan akan berubah lebih baik lagi.
Mereka pun berbaikan dan Farel akan bertanggung jawab akan kesahatan Ayub hingga sembuh. Farel tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu. Hingga akhirnya Ayub sembuh. Ayub dan Farel pun mengambil pelajaran dari konflik tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H