Berdakwah malalui film? inilah kreasi berdakwah lewat film karena saat ini pendidikan keagamaan di Indonesia mengkhawatirkan. Banyak fenomena yang melaporkan pergaulan yang berlebihan pada anak-anak muda, sehingga citra mereka dianggap nakal dan hanya mencari kesenangan semata. Banyak pemuda dan pemudi saat ini menganggap orang yang memegang teguh nilai-nilai lama sebagai kuno, sedangkan perilaku yang menyimpang dianggap sebagai tren atau menjadi populer. Jika seseorang berusaha memberikan nasihat, ia sering dianggap munafik dan bahkan dicemooh dengan perkataan seperti "Seolah-olah kamu sudah sempurna." Tentu saja, ini menyebabkan orang menjadi takut untuk memberikan nasihat, terutama ketika mereka mungkin menjadi korban bully-an.
Metode ceramah dalam melakukan dakwah secara formal tidak lagi menarik minat anak muda. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar audience di dalam kegiatan tersebut yang terdiri dari bapak-bapak dan ibu-ibu dengan usia yang lebih tua. Sebaliknya, anak muda lebih memilih untuk menikmati kegiatan hiburan seperti konser musik, menonton film baru, nongkrong tidak berfaedah, berfoto-foto bersama, dan kegiatan lainnya yang lebih disukai.
Tidak tepat jika kita menggunakan penampilan formal dalam menarik perhatian pemuda untuk menuju adat mengaji. Bagaimana cara kita menarik minat pemuda untuk memperdalam agama dan meningkatkan akhlak mereka? Jangan khawatir, saat ini ada banyak orang muda yang berdedikasi dalam mendorong kegiatan dakwah dengan cara yang sesuai dengan tren saat ini. Mereka menyajikan konsep yang sama menariknya dengan yang sedang digemari oleh masyarakat muda saat ini.
Dakwah Inovatif, itulah yang kami sebut sebagai jenis dakwah khusus ini. Saat ini, dakwah inovatif telah aktif diupayakan oleh para pejuang dakwah muda. Metode dakwah hadir dalam berbagai bentuk, tidak hanya melalui ceramah konvensional yang seringkali menjemukan, tetapi juga melalui metode modern dan relatable seperti musik religi, poster islami, bahkan film islami. Mungkin kita sering menjumpai dan akrab dengan musik religi yang dibawakan oleh Opick, Haddad Alwi, Sulis, dan band-band tertentu seperti Wali. Dengan alunan musiknya yang indah dan merdu serta nilai-nilai islami yang disampaikan dalam liriknya, anak muda saat ini lebih cenderung menerima pesan tersebut.
Sama halnya dengan poster-poster islam, banyak remaja yang mengembangkan dakwah melalui poster islam atau karya seni yang mereka buat untuk mendukung dakwah.
Anak muda di era sekarang sangat gemar menonton film-film berbasis Islam. Beberapa contohnya adalah "Ayat-Ayat Cinta", "Ketika Cinta Bertasbih", dan "Tukang Bubur Naik Haji", yang merupakan film-film terkenal. Dalam film-film ini, terdapat bintang-bintang populer yang memainkan peran, sehingga menarik banyak perhatian, terutama dari kalangan anak muda.
Namun, meskipun para pemainnya terdiri dari aktor-aktor terkenal yang mungkin hanya berfokus pada akting dan keuntungan finansial, mereka masih memiliki perilaku yang bebas di luar peran mereka dalam film Islami tersebut. Mereka menggunakan pakaian yang tertutup rapat ketika berakting, namun saat berada di luar peran mereka kembali mengenakan pakaian terbuka. Akibatnya, hal tersebut tidak memberikan contoh berkelakuan baik bagi generasi muda saat tokoh Islam yang mereka teladani hanya sesekali mengenakan penutup kepala mereka.
Anak muda kreatif saat ini memperhatikan situasi yang ada dan memutuskan untuk membentuk sebuah komunitas pembuat Film. Mereka melewatkan waktu untuk memilih pemain yang tidak hanya berperilaku baik di depan kamera, namun juga di kehidupan sehari-hari. Komunitas tersebut dikenal sebagai Film Maker Muslim dan fokus pada pembuatan film pendek islami yang dapat ditemukan di Youtube. Anak muda lebih suka menonton di Youtube, menjadikan komunitas ini mengambil langkah mengikuti tren tersebut.
Film produksi FMM yang dirilis memiliki genre komedi namun tetap menyisipkan nilai-nilai dakwah Islam yang kuat. Oleh karena itu, penonton yang kebanyakan berasal dari kalangan anak muda tidak merasa bosan saat menontonnya.
Para pemain harus melewati tes yang menentukan, tidak hanya dapat berakting dengan baik tetapi juga harus memiliki moralitas yang baik. Oleh karena itu, film ini memiliki kualitas yang sama dengan film bioskop. Kelompok pemuda yang bersemangat dalam berdakwah dengan cara mereka patut mendapat apresiasi.
Sebagai generasi muda yang meneruskan peradaban, ada banyak hal yang dapat dilakukan dalam berdakwah. Tidak perlu mengikuti cara-cara yang kaku atau memaksa. Dengan kreativitas dalam berdakwah, kita dapat mengajak orang lain untuk belajar agama dengan cara yang sesuai dengan kemampuan kita sendiri. Hal ini pasti akan menjadi lebih menyenangkan. Sungguh penting bagi kita untuk bangkit meningkatkan generasi Islam yang membawa peradaban dengan menyebarkan kebaikan meskipun hanya melalui satu ayat atau perbuatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H