Mohon tunggu...
Annisa Amanda (Aan)
Annisa Amanda (Aan) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Hei, Aan di sini. Seorang pecinta dan pemuja hal-hal indah. Pemula dalam hal menulis, namun suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisata di Bukan Pantai Wisata: Mamukek di Pantai Parupuk

12 Desember 2023   10:52 Diperbarui: 13 Desember 2023   03:00 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Aktivitas mamukek di Pantai Parupuk, Tabing, Koto Tangah, Kota Padang. Dipotret oleh Aan.)

Sejak dini hari, hujan telah mengguyur daerah Koto Tangah, hingga terbersit dipikiran bagaimana keadaan orang-orang ditepi laut ketika hujan seperti ini ya? Bak kucup di cinta, ulam pun tiba. Ayah saya yang baru saja pulang dari mesjid mengajak saya untuk menikmati pemandangan pagi itu. 

Dikarenakan adanya deadline tugas untuk menulis catatan perjalanan, undangan dari Ayah seperti guyuran emas. Saya meminta ayah untuk pergi ke tempat yang menarik. Dan yang Ayah mengatakan bahwa pantai adalah tempat yang tepat. 

Sebagai seseorang yang sering melihat perbatasan laut dan darat tersebut, tentu awalnya saya menolak. Namun dikarenakan ancaman untuk tak jadi jalan-jalan, saya memilih untuk mengenakan helm pink saya pagi itu.

13 November 2023, pada jam 7 lewat kami berangkat. Ketika saya mengecek suhu, handphone saya menunjukkan angka 24 derajat celcius. Entah hape saya rusak atau efek berkendara motor, namun bagi saya cuaca cukup dingin hingga membuat saya mengigil. 

Dari kawasan rumah saya di daerah Dadok Tunggul Hitam hingga ke kawasan Pantai Parupuk, saya memperkirakan telah menempuh waktu selama 15 menit. Saya tak terlalu bersemangat ketika di perjalanan, karena bagaimana pun saya sudah terbiasa melihat pantai.

Namun yang menyapa penglihatan saya pertama kali sampai bukanlah pantai yang memiliki panorama indah, namun para nelayan yang tengah berjuang mencari nafkah. 

Suara ombak besar saling bersahutan dengan awan mendung yang membuat saya kesulitan melihat batas antara air dan langit, abu-abu ini tak sekali pun menyurutkan keinginan nelayan untuk menjarah nafkah di laut. 

Ini bukanlah suasana pantai yang biasa saya temui, seperti Pantai Air Manis atau Pantai Padang. Ini adalah pantai yang digunakan oleh masyarakat sekitar untuk memukat (mamukek). 

Memukat adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh nelayan untuk menangkap ikan dengan menggunakan alat yang disebut dengan pukat. Yang uniknya dari yang saya temukan, bukan nelayan pria saja yang menarik pukat ke pinggir pantai, namun juga sekelompok ibu-ibu yang membantu agar bisa ikut mengambil hasil nantinya.

Matahari belum juga nampak dan sinar mentari belum juga menghangatkan tubuh saya yang masih mengigil. Melihat bagaimana kerasnya perjuangan para nelayan membuat saya merasa rendah diri, di sini saya mengigil dan di sana para nelayan tak peduli bagaimana cuaca atau pun suhu mereka semangat mencari nafkah. Maka dari itu saya mencoba untuk tetap tegar walaupun angin dingin membuat saya bersin beberapa kali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun