Mohon tunggu...
Annisa Al Isra
Annisa Al Isra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa jurusan Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenali Potensi Kecemasan yang Muncul dalam Diri Remaja

18 Desember 2022   18:15 Diperbarui: 18 Desember 2022   18:18 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Annisa Al Isra'

Remaja merupakan tahap transisi dari fase anak-anak menuju fase dewasa. Pada fase ini remaja akan melakukan pencarian jati dirinya. Pencarian jati diri ini membuat remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan keinginan untuk mencoba hal baru. Banyak hal baru yang ingin dicoba, mulai dari hal positif hingga negatif. Banyak juga faktor yang mempengaruhi hal ini, misalnya karena pengaruh dari lingkungan pertemanan, role model yang dilihatnya, lingkungan masyarakaht, bahkan lingkungan keluarganya sendiri. Nah, perlu adanya pengawasan yang tepat untuk remaja agar mampu mengaktualisasikan dirinya dengan baik agar mampu memahami batasan yang harus dimiliki. Namun, pengawasan yang diberikan juga perlu disesuaikan dengan diri remaja, karena jika tidak sesuai malah akan menimbulkan masalah baru. Terkadang remaja ketika semakin dilarang akan semakin penasaran sehingga ada kemungkinan bahwa remaja akan mencoba suatu hal baru secara diam-diam.

Remaja pada fase ini akan mengalami banyak perubahan dalam hidupnya, baik dari segi fisik maupun psikis yang dimilikinya. Perubahan-perubahan yang terjadi kadang memberikan dampak kurang baik bagi remaja, misalnya remaja menjadi tidak percaya diri, takut bersosialisasi, dan lain sebagainya. Ini tentu akan menimbulkan masalah yang serius apabila tidak segera ditangani dengan baik. Masalah yang muncul bisa jadi akan membawa dampak bagi kehidupan remaja di masa yang akan datang. Dampaknya juga tidak main-main karena akan memiliki pengaruh yang sangat besar.

Perubahan yang terjadi juga dapat mempengaruhi psikis remaja. Remaja memiliki kemungkinan yang besar untuk merasakan kecemasan. Sebenarnya, kecemasan ini pernah dilalui oleh hampir seluruh orang yang ada di dunia. Mulai dari kalangan remaja hingga orang tua. Kecemasan juga bisa terjadi beberapa kali dalam kehidupan manusia, tergantung pada apa yang dialami dan dilauluinya. Kadang, kecemasan yang muncul dianggap hal yang wajar sehingga tidak banyak orang yang memperhatikan kecemasannya. Padahal faktanya, jika kecemasan ini tidak segera ditangani pasti akan menimbulkan dampak yang serius. Nah sebelum lanjut ke pembahasan, kita perlu tahu apa sih kecemasan itu? 

Kecemasan sendiri merupakan perasaan khawatir dan ketakutan yang muncul secara berlebih dalam diri individu serta ditandai dengan adanya reaksi fisik yang nampak. Perasaan ini dikarenakan adanya ancaman atau tekanan yang dirasakan oleh individu. Kecemasan juga dapat muncul sebagai reaksi atau emosi individu terhadap suatu hal yang belum pasti, misalnya pengalaman individu yang subjektif. Kecemasan ini termasuk dalam masalah kesehatan mental individu. Memiliki kecemasan yang berlebihan bukanlah hal wajar yang patut diabaikan. Justru kecemasan yang muncul dalam diri remaja perlu diperhatikan agar tidak mengganggu perkembangannya. Bahkan, kecemasan mampu membuat remaja tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya. Orang tua dan lingkungan sekitar perlu memiliki kesadaran dan memberikan bantuan kepada remaja yang mengalami kecemasan. Lalu apa sih yang dapat memunculkan kecemasan pada remaja?

Kecemasan pada remaja dapat disebabkan oleh banyak hal. Berikut adalah beberapa penyebab yang perlu diperhatikan oleh orang tua:

1. Gagal dalam menuntaskan tugas perkembangannya.

Ini merupakan penyebab yang paling sering mempengaruhi psikologis remaja. Peralihan psikologis ke arah kematangan merupakan hal yang penting di masa perkembangan remaja. Ketika remaja tidak bisa melalui tahap ini, maka akan memunculkan suatu masalah salah satunya adalah kecemasan. Nah hal ini bisa berupa perilaku yang tidak menunjukkan tanggung jawab akan suatu hal, menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, perasaan ingin menyerah, dan lain sebagainya.

2. Pengalaman masa lalu

Misalnya trauma, kekerasan psikis, direndahkan, dan pengalaman lainnya yang memberikan luka terhadap remaja akan berdampak bagi dirinya. Hal ini akan menimbulkan kecemasan dalam diri remaja. Misalnya, ketika remaja di masa lalu mengalami kekerasan psikis. Dalam hal ini di masa depannya, remaja akan merasa dalam keadaan bahaya ketika menghadapi suatu situasi yang hampir sama.

3. Kehilangan

Adanya kehilangan juga dapat memunculkan kecemasan dalam diri remaja. Remaja akan merasa cemas atau takut kehilangan orang terdekatnya lagi.

4. Bentuk fisik

Perubahan fisik juga sering kali menjadi penyebab remaja merasakan kecemasan. Hal ini karena addanya pandangan masyarakat yang terkadang menganggap fisik remaja tidak sempurna atau tidak sesuai dengan standar yang ada di masyarakat. Selain akan menyebabkan kecemasan, hal ini juga akan menyebabkan rasa rendah diri.

5. Masalah dalam keluarga

Adanya masalah yang terjadi antara anak dan orang tua akan memunculkan kecemasan. Penyebab ini karena remaja akan merasa bahwa ia tidak memiliki tempat untuk berbagi cerita sehingga akan muncul kecemasan.

Selanjutnya adalah ciri-ciri remaja mengalami kecemasan menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry (AACAP), yaitu :

1. Memiliki ketakutan dan kekhawatiran yang berlebih

2. Sering merasa gelisah

3. Memiliki kecenderungan terlalu waspada

4. Selalu merasa gugup

5. Mengasingkan diri

6. Menjadi pendiam

7. Emosi yang dimiliki tidak stabil

Terus apa sih yang bisa dilakukan oleh orang tua ketika mengetahui anaknya memiliki kecemasan?

tiga-tingkatan-berpikir-5f638111d541df69626b3c82-639ef238f4fbe4103f1ee752.jpg
tiga-tingkatan-berpikir-5f638111d541df69626b3c82-639ef238f4fbe4103f1ee752.jpg
Cara yang bisa dilakukan adalah :

1. Memahami perasaan anak

2. Menjadi pendengar yang baik bagi anak

3. Mengajarkan anak untuk terbuka

4. Memberikan rasa aman dan nyaman untuk anak

5. Mengajak anak bertemu dengan ahli profesional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun