Mohon tunggu...
Annisa A
Annisa A Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba

Bekerja sebagai ASN. Hidup seperti manusia pada umumnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Yang Terhormat, Perantaraku Menemu Malaikat

9 Juli 2023   15:48 Diperbarui: 9 Juli 2023   16:03 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepada yang terhormat, Tuan yang sedang meringkuk di pojok sana.
Kata-kata terakhir yang kudengar dari mulutmu telah memanggilku kemari.
Lirih yang menggema dari balik daun telingaku.
Belulang rapuh yang telah ditinggal ruh.

Pada malam yang dengan ambisi kau biarkan aku merasa.
Pisau yang rindu batang napasku.
Satu-satu darah membeku lalu nyawa melayang menjadi abu.
Abuku abu jiwamu dari masa lampau beterbangan dibawa risau.
Tanganmu telah lebih dingin dari kosong ragaku.
Pun otakmu tidak lebih waras dari jiwaku yang meranggas.

Kubertamu malam ini dalam ruang bayang pelarianmu atas ketiadaanku.
Dan akan kukisahkan balada orang terdahulu yang telah kujumpa di bawah tanah.
Prosa biasa yang tak tertulis dalam buku sajak bahasa.
Dari jiwa-jiwa yang tertatih merangkak dari bawah bumi mencari para perantara mereka.

Tak bermaksud menakuti.
Aku pasang telinga dengan alasanmu.
Aku mengepal dendam agar tak berserakan menguburmu.
Aku membawa batu untuk menyumpal mulutmu bilamana kau berteriak.
Aku membawa gumpalan kapas untuk menutup hidungmu bilamana kau tak tahan dengan aroma lukaku.

Kata maut, aku boleh membawamu.
Wahai Tuan yang mengantarku pada batas dunia.
Sepanjang malam yang romantis atas pertemuan kita.
Aku akan membantumu mengukir nama di atas pusara.

Demikian janjiku malam ini.
Menemani hatimu yang telah lebih dulu mati.

-

Baca puisi Annisa A lainnya: Ada Malam, Ditelan Tanah Rantau
Cerpen lainnya: 
Memutus Siklus, Lubang Hitam, dan lain-lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun