Mohon tunggu...
Annisa F Rangkuti
Annisa F Rangkuti Mohon Tunggu... Psikolog - 🧕

Penikmat hidup, tulisan, dan karya fotografi. https://www.annisarangkuti.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ternyata Ada Koran Baru di Sibuhuan! (Sebuah Klarifikasi)

28 Juni 2012   02:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:28 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, apa pentingnya klarifikasi ini bagi saya? Tokh, saya bukanlah seorang jurnalis resmi suatu media yang dibayar dan terikat kode etik dalam pelaksanaan tugasnya sebagai pewarta. Lagipula, saya bisa saja lempar batu sembunyi tangan. Atau saya tinggal unpublished saja tulisan kemarin itu. Beres. Tak ada yang tahu. Tapi saya tidak ingin seperti pengecut. Pendidikan moral yang saya terima dan resapi selama hidup saya ini mengajarkan kalau dalam keadaan bagaimanapun, kejujuran harus dikedepankan. Apalagi menyangkut pemberitaan fakta, sebagaimana faktor kejujuran dalam penulisan dan publikasi karya tulis ilmiah. Untuk hal ini, hati nurani saya terusik tentang tanggung jawab saya -meski hanya- sebagai pewarta warga (meski tak terikat lembaga jurnalistik tertentu).

Maka lewat tulisan ini, saya ingin meluruskan hal tentang prasangka yang sudah telanjur saya sebarkan pada pembaca tulisan saya ini, bahwa di Sibuhuan, kota yang mulai saya cintai ini tak sesempit pandangan saya selama ini. Kota ini masih sangat muda, baru 4 tahun melangkah sebagai ibukota Kabupaten baru, Padang Lawas. Masih perlu banyak pembangunan dan pembenahan. Rasanya sungguh tak adil jika saya langsung menghakimi kota ini -dan tentunya masyarakatnya- tak peduli dengan segala hal yang menyangkut pengetahuan dan wawasan dari sesuatu bernama koran. Koran, yang sejatinya hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak media pengantar lautan pengetahuan dan wawasan itu.

Apalagi saat memberitakan itu, saya tak bersandar pada langkah-langkah penarikan kesimpulan secara ilmiah, yang perlu pengamatan dan riset lebih jauh. Saya hanya mengandalkan pengamatan beberapa saat dan menerima begitu saja pendapat orang-orang yang belum tentu merepresentasikan keadaan kota ini sesungguhnya. Meski mungkin dari sekian banyak warga tak ada yang membaca tulisan ini, tapi saya tak ingin di dalam pikiran para pembaca tulisan itu -yang tersebar dari seantero nusantara sampai penjuru dunia itu- sudah terjejak rekaman informasi negatif tentang kota ini. Meski secuil, namun bisa saja dapat berpengaruh kurang baik bagi pencitraan masyarakat kota ini seluruhnya.

Lagipun, tak elok rasanya ketika saya dan keluarga memperoleh kesejahteraan moril dan materiil dari profesi suami saya di kota ini, sementara saya telanjur menuliskan sesuatu yang jika dibaca tentu dapat menyinggung hati pemerintah dan masyarakat setempat. Untuk itu, lewat tulisan ini tak ragu saya haturkan MAAF SETULUS-TULUSNYA pada pihak-pihak yang kemungkinan merasa tersinggung dengan tulisan saya tersebut, terutama pada masyarakat Sibuhuan, tak terkecuali pemerintah daerahnya.

Dan untuk seluruh pembaca tulisan ini, semoga dapat memaklumi.

Salam jujur dalam berkarya!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun