Kisah Gagus sebagai pembuka memang pas. Pembaca diajak masuk ke kehidupannya sebagai penuntut ilmu yang gigih dan optimis, tak mau dikalahkan keadaan. Pada lembar-lembar selanjutnya, pembaca akan menemui kisah-kisah yang unik dan berbeda dari 19 peraih beasiswa JASSOdan Monbukagakusho lainnya. Kisah-kisah yang personal, unik, menarik, dengan beragam latar belakang dan usia. Mereka seluruhnya disatukan dalam benang merah perjuangan untuk meraih beasiswa dan kegigihan untuk mengatasi berbagai rintangan yang dialami selama belajar di negeri Sakura. Kata-kata yang tertulis di dalam setiap kisah terasa begitu spontan, natural serta bertabur hikmah dan inspirasi.
Karena buku ini adalah kompilasi, maka penyampaiannya menggunakan gaya bahasa masing-masing penulis. Membaca setiap kisah adalah membaca kisah perjuangan baru dari mula sampai akhir. Mungkin karena ingin tetap mempertahankan gaya bahasa masing-masing penulis, tampaknya kompilator dan editor naskah kurang memperhatikan kesalahan eja dan tata cara penulisan yang baku. Pada beberapa kisah, hal ini tampak cukup mengganggu kenikmatan membaca.
Diharapkan untuk pencetakan selanjutnya jika buku ini mengalami cetak ulang, desain layout bagian dalamnya perlu diperhatikan agar terlihat lebih menarik dan nyaman dibaca. Foto dan data pribadi di akhir naskah masing-masing penulis juga tidak lengkap dan berformat tak seragam. Akan lebih menarik lagi jika ditampilkan beberapa halaman berwarna yang berisi foto-foto suasana kampus Osaka University, sebagai kampus yang menjadi latar belakang kisah-kisah di dalamnya. Intinya, tampilan fisik yang lebih menarik serta isi yang lebih tertata tentu akan lebih berkesan dan menggugah semangat pembacanya. Tentu ini nantinya diharapkan akan berbanding lurus dengan angka penjualan buku yang semakin meningkat, di mana setiap penjualan buku ini diniatkan akan didonasikan untuk pendidikan siswa kurang mampu melalui beasiswa PPI Osaka-Nara. Sungguh sebuah niat mulia yang patut didukung semua pihak.
Lepas dari itu semua, tak bisa dimungkiri, membaca ini sungguh memantik semangat untuk mencari ilmu sampai negeri yang jauh. Belajar di luar negeri tak lagi terlihat sebagai suatu hal yang eksklusif, hanya bisa dicapai oleh kalangan berduit dan berotak super encer. Siapa saja punya kesempatan yang sama, asalkan memiliki modal tekad, semangat, dan sikap pantang menyerah yang tak surut. Pada akhirnya, orang-orang yang terpilih untuk meraih beasiswa adalah orang-orang yang terus memupuk semangat dan keyakinan serta merawat harapan hingga suatu saat benar-benar bisa mencapainya.
***
[caption id="attachment_347735" align="aligncenter" width="560" caption="Saya bersama Pak Rahmad Agus Koto dan Mas Nurul di acara Kompasiana Nangkring-Tanoto Foundation di Medan (dok. AFR)"]
Saya bersyukur dan berterima kasih ketika Kang Pepih Nugraha menghadiahkan buku ini ke saya dan dua orang teman kompasianer Medan lainnya; Pak Rahmad Agus Koto dan Pak Gunawan, yang dititipkan melalui Mas Nurulloh pada acara Kompasiana Nangkring di Medan, pada 19 Juli 2014 lalu. Ini sebuah buku yang tiba-tiba memantik semangat saya untuk kembali ke dunia para pencari ilmu, suatu hari nanti. Semoga saja..
***
Keterangan Buku:
Judul : Menghidupkan Mimpi ke Negeri Sakura, Antologi Kisah Inspiratif Sukses Kuliah di Jepang
Penulis : Gagus Ketut Sunnardianto, dkk (PPI Osaka-Nara)