Mohon tunggu...
Humaniora

Mimpiku Berawal Dari Ujung Pena

23 Mei 2016   16:26 Diperbarui: 24 Mei 2016   19:42 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Percaya gak kalau mimpi itu bisa jadi kenyataan ? Pasti banyak orang yang menyepelekan masalah mimpi.Sedikit cerita nih dulu aku sering tak percaya apa yang ada di dalam fikiranku tentang sebuah mimpi yang itu menurutku hanya sebuah bunga tidur yang nantinya akan terulang kembali saat di mana aku memikirkan hal itu ketika sebelum aku tertidur di malam-malam yang sama. Setelah aku mengikuti beberapa seminar dulu saat di bangku SMA ternyata kebanyakan para penulis novel dan cerpen itu mereka menerapkan dengan semua berawal dari mimpi hingga pada akhirnya mereka menjadi seorang penulis terkenal. Tak di sangka di situ aku mulai termotivasi dan belajar menulis dari mulai puisi hingga bahasa kiasan untuk memotivasi teman ku dulu yang  sering mengalami patah hati saat masih remaja walaupun disitu terkadang dari sedikit banyak kejadian aku juga ikut terlibat. Tapi entah kenapa saat itu juga aku juga menerapkan dan menyaring dari apa-apa yang harus di lakukan ketika aku memberi saran kepada teman ku. Selama berjalannya waktu semenjak dulu memang pengen banget jadi seorang penulis minimal bisa menulis puisi atau cerita pendek lah di buku diary karena dulu istilahnya belum punya hp canggih untuk bebas posting di dunia maya.

Tidak semua orang percaya dengan adanya kekuatan yang ada pada mimpi. Mereka hanya menganggap itu tidak mungkin dan jika merasa acuh mereka hanya mengatakan jangan mempunyai impian yang terlalu besar yang nantinya gak bakal bisa terwujud. Dari wacana merekalah fikiranku terbuka tuk menerapkan ilmu yang di peroleh dari sebagian biografi penulis salah satunya yang saya kagumi yaitu Asma Nadia selain dia memiliki pendirian yang kuat,dia terus mempunyai keinginan besar untuk menjadi seorang penulis yang hebat serta terkenal.

Tak lepas dari dukungan orang tua serta kerabat terdekat akhirnya saya memutuskan untuk menggeluti impian serta cita-cita yang selama ini sudah menjadi momok dalam fikiran. Dengan salah satunya saya mulai move on dari menulis diary dan memberanikan diri memposting tulisan mulai dari Facebook,Twitter dan Instagram. Di situlah saya mulai benar-benar fokus karena nantinya tulisan yang saya posting banyak di baca orang yang tentunya mereka akan menerapkan dalam kehidupannya. Mulai dari kata-kata motivasi,bahasa kiasan,puisi serta hal yang bermanfaat lainnya. Naik satu tingakatan ketika sudah terbiasa untuk menulis yang dapat menginspirasi orang banyak saya mempunyai kakak seorang penulis di situlah dia mengatakan kenapa gak sekalian jadi seorang penulis buku? Setelah di fikir-fikir boleh juga saran itu karena selain memang hobi menulis tekad serta perjuangan kita sendiri yang akan mengubah semuanya.

                                                                                                     

Dari itu mulailah terbagun untuk menuangkan semua yang ada dalam fikiran sampai pada akhirnya ketika ada pelatihan di Kampus dengan iseng-iseng saya ikutan dalam acara tersebut dengan hasil tepat pada bulan Maret 2016 baru- baru ini buku di terbitkan oleh “ La Onde Munafar” setelah hampir satu tahun menunggu. Pertama kalinya buku terbit langsunglah saya mengajak rekan terdekat saya dwi untuk membeli buku tersebut. Memang hanya buku nya hanya standart tetapi waktu bazar langsung habis. Tersirat dalam fikirku aku menulis sebagian dari cerita ku karena aku memiliki seseorang yang menjadi tokoh dalam cerita tersebut. Nah, disitu terlintas untuk memberi satu buku hasil karyaku untuknya.

                                                                                                           Buku Karya Pertama Cinta Terakhir

Setelah hampir beberapa bulan ini mulai berfikir untuk membuat buku yang kedua. Tetapi disini mungkin alur ceritanya melibatkan beberapa tokoh penting dalam hidup saja. Dari setiap harinya aku memiliki tekad untuk mempunyai buku kedua,walaupun kadang rasa malas selalu ada saja yang melekat terlebih lagi ketika sudah di barengi dengan tugas kuliah. Tapi saya menikmati rasa bosan tersebut kadang dengan menulis suatu bahasa kiasan yang nantinya akan memotivasi diri sendiri tuk terus bangkit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun