Mohon tunggu...
Annisa Turrahmah
Annisa Turrahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pendidikan Indonesia

halo saya Icha, saya seorang mahasiswa UPI. saya memiliki minat dalam menulis, selain itu saya juga sangat suka membaca.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerita Mahasiswa Kampus Mengajar di SDN 2 Bojongkoneng: Fisika itu Menyenangkan

5 November 2022   23:50 Diperbarui: 6 November 2022   00:03 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswi jurusan fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Annisa Turrahmah menceritakan pengalamannya saat mengajar di SDN 2 Bojongkoneng, Sagaranten, Sukabumi.

Kegiatan mengajarnya tersebut merupakan bagian dari program Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Kegiatan Kampus Mengajar ini berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di beberapa Sekolah Dasar di daerah 3T (Terdepan, Terpecil, dan Tertinggal).

Pada program ini, mahasiswa yang terlibat memiliki tanggung jawab dalam membantu pihak sekolah pada proses mengajar, membantu adaptasi teknologi, dan membantu administrasi sekolah. Selain itu, mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan minat belajar siswa selama masa pandemi covid-19. Sistem pembelajaran yang menarik dan tidak monoton diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama dalam literasi dan numerasi.

Annisa atau lebih sering dikenal dengan Icha, bercerita bahwa banyak hal-hal menarik yang dia temukan dalam proses mengajar.

"Bagi saya proses mengajar adalah yang paling menarik, karena kita langsung berinteraksi dengan siswa-siswi SDN 2 Bojongkoneng. Mulai dari mengetahui kompetensi mereka hingga mengenal karakter mereka. Tetapi hal yang saya kagumi dari mereka, terlepas segala keterbatasan fasilitas belajarnya, mereka sangat bersemangat dan antusias untuk mengetahui hal-hal baru.  Mereka juga sangat komunikatif dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Juga karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar, membuat proses pembelajaran selalu cair dan tidak kaku." Ujarnya seperti yang dikutip dari laman UPI, Sabtu (18/12/2021).

Banyak tantangan yang dihadapi

Sesuai dengan prodi yang ditempuh yaitu fisika, Icha mengaku bahwa ia menghadapi banyak kesulitan dalam menerapkan konsep fisika kepada anak-anak SD. Sebagaimana kita ketahui bahwa hakikat fisika merupakan suatu produk, proses, dan sikap. Berdasarkan hakikatnya tersirat jelas bahwa yang diinginkan dalam pembelajaran fisika adalah peserta didik dituntut untuk mampu melakukan suatu kegiatan ilmiah agar mendapatkan pengetahuan dan memiliki sikap ilmiah. Hal tersebut cukup sulit di implementasikan, mengingat fakta yang terjadi di lapangan, beberapa siswa bahkan mengalami kesulitan dalam membaca dan menghitung. Oleh karena itu, dibutuhkan ide kreatif tetapi sederhana dalam melakukan eksperimen terkait materi fisika agar lebih menyenangkan untuk anak-anak.

"Sebenarnya cukup sulit, saya harus memutar otak dan memilih materi fisika yang paling sederhana yang terdapat di buku Tematik. Dari beberapa materi yang tersedia, akhirnya saya memilih materi mengenai Rangkaian Listrik. Jadi, murid kelas 6 saya bagi menjadi 2 kelompok, dengan satu kelompok terdiri dari 4 orang hingga 5 orang. Praktik yang dilakukan adalah membuat lampu lalu lintas sederhana dari rangkaian listrik paralel."

Praktik atau eksperimen tersebut dilakukan dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai. Seperti kardus bekas, kertas mika (dari makalah yang sudah tidak terpakai), baterai, lampu LED dan beberapa kabel.

Cara membuatnya adalah pertama potong kardus membentuk jaring-jaring balok kemudian kardus dirakit sehingga membentuk balok. Pada bagian belakang balok dibiarkan tetap terbuka yang nantinya digunakan untuk memasukan lampu ke dalam kotak kardus. Setelah kotak kardus siap, buatlah 3 buah lingkaran pada balok tersebut dan potonglah menggunakan gunting/cutter di sekeliling garis lingkaran. Setelah lubang dibuat potonglah kertas mika berbentuk lingkaran sebanyak tiga buah dengan warna yang berbeda. 

Tempelkan kertas tipis tersebut pada lubang kotak kardus dengan urutan warna merah, kuning, hijau. Setelah itu, buatlah rangkaian listrik paralel dengan menggunakan 3 bola lampu dan sambungkan pada saklar. Lampu disusun dengan urutan dari atas ke bawah yaitu merah, kuning, dan hujau. Ujilah rangkaian listrik  berulang kali agar benar-benar dapat berfungsi dengan baik. Setelah rangkaian selesai, tempelkan dudukan lampu pada setiap lingkaran melalui bagian belakang balok. Agar melekat pada kardus gunakan lakban. Terakhir, cobalah lampu lalu lintas yang telah dibuat dengan cara menyalakan lampu secara bergantian.

"Anak-anak mengaku ini adalah kali pertama mereka melakukan praktik karena kondisi covid 19 yang tidak memungkinkan mereka belajar luring ke sekolah pada waktu itu. Sehingga mereka sangat antusias karena dapat belajar sambil bermain. Selama praktik berlangsung mereka cukup aktif  bertanya mengenai konsep dari rangkaian listrik paralel itu sendiri. Jadi saya tidak terlalu kesulitan dalam menjelaskan konsep materi ini, karena memang dari awal mereka begitu tertarik dan antusias melakukan praktik ini. Sehingga konsep rangkaian listrik ini dapat tersampaikan dengan baik."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun