Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa masalah gigi terbesar di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). Gigi berlubang dapat disebabkan oleh beberapa alasan salah satunya kurangnya pengetahuan dasar masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sosialisasi kesehatan gigi memegang peranan penting terutama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga giginya agar bertahan lama. Sosialisasi dapat dikatakan sebagai pendahulu program kesehatan gigi yang lain. Pendidikan kesehatan gigi melalui sosialisasi yang diwujudkan secara berkesinambungan bertujuan merubah perilaku dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang tidak sehat ke arah perilaku yang sehat sehingga tercapainya suatu pengertian yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan sosialisasi direncanakan terlebih dahulu. Sosialisasi kesehatan gigi pada setiap anak berbeda, hal ini disesuaikan dengan tingkat umur anak. Dalam penyampaian penyuluhan, komunikasi sangat penting karena jika pesan yang disampaikan tidak mengenai sasaran maka sosialisasi tidak akan berhasil.
Sosialisasi menjadi alternatif peningkatan pengetahuan di masyarakat terutama bagi ibu. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut yang akan terjadi pada anak sehingga pencegahan dapat dilakukan dari awal.
Penulis : Annisa Kusuma Wardani/ KKN Tim II Universitas Diponegoro
Pembimbing : Susatyo Nugroho Widyo Pramono, S.T.,M.M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H