Mohon tunggu...
Annisa UlianaSari
Annisa UlianaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional

Halo! Namaku Uli, aku adalah seorang mahasiswi jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mekanisme dan Kinerja Asia Pasific Cooperation (APEC) sebagai Ajang Kerjasama Ekonomi Regional

1 April 2023   01:31 Diperbarui: 1 April 2023   01:44 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kalian ketahui tentang APEC? APEC atau yang biasa dikenal sebagai Asia Pasific Economic Cooperation merupakan organisasi regional yang bergerak pada forum kerjasama perekonomian antarnegara di kawasan Asia-Pasifik. Secara historis, APEC dibentuk pada tahun 1989 yang berfokus dalam mewujudkan perekonomian kawasan yang ideal, serta memproyeksikan kepentingan-kepentingan kawasan dalam konteks multilateral. APEC bertujuan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di kawasan Asia Pasifik melalui liberalisasi ekonomi. APEC menitikberatkan pada hubungan dan kerjasama bidang ekonomi antarnegara kawasan. Hal ini dicapai melalui promosi perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka, mendorong fasilitasi bisnis, dan mendukung kerja sama ekonomi. Keanggotaan APEC terdiri dari 21 negara yang terdiri dari Australia, Brunei Darussalam, Canada, Chile, China, HongKong, Indonesia, Japan, South Korea, Malaysia, Mexico, New Zealand, the Philippines, Peru, PNG, Russia, Singapore, Chinese Taipei, Thailand, the United States, dan Vietnam (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). 

Salah satu motif yang mendorong terbentuknya APEC adalah menyebarnya paham kapitalisme di perpolitikan internasional oleh Amerika Serikat pada pasca perang dingin. Kapitalisme menyebabkan adanya liberalisasi ekonomi yang menjadikan perdagangan internasional semakin melonggar. Hal ini dipengaruhi oleh adanya globalisasi dan dipermudah dengan kemajuan teknologi yang mendorong negara-negara untuk melakukan kerjasama, khususnya perdagangan internasional. Gagasan tentang pembentukan APEC diusulkan oleh seorang Perdana Menteri Australia yang bernama Bob Hawke pada 31 Januari 1989 di Seoul, ketika berlangsungnya pertemuan antar pemimpin se-kawasan Asia-Pasifik (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). Kemudian ide ini terealisasikan pada 6-7 November 1989 pada pertemuan di Canberra, Australia, dan pada tanggal ini disepakati sebagai berdirinya APEC dengan 12 negara sebagai anggota (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022).

APEC merupakan forum kerjasama ekonomi regional yang bersifat tidak mengikat (non binding) dan komitmen keikutsertaannya didasarkan pada kesukarelaan (voluntarism). Sedangkan untuk pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus atau kesepakatan bersama antar entitas ekonomi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa APEC memiliki daya ikat organisasi yang rendah dan longgar sehingga terdapat fleksibilitas dalam pengelolaan mekanisme dan kinerjanya. Kerja sama yang dilakukan APEC didasari oleh prinsip consensus, voluntary and non-binding, concerted unilateralism, dan differentiated time frame (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). Prinsip consensus diartikan sebagai segala keputusan yang dibuat di APEC harus disepakati dan memiliki kebermanfaatan pagi 21 anggota entitas ekonomi. Voluntary and non-binding diartikan sebagai semua kesepakatan dalam forum dilakukan secara sukarela dan bersifat tidak mengikat. Concerted uniteralism dimaksudkan bahwa pelaksanaan keputusan dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan kemampuan setiap entitas ekonomi, tanpa adanya syarat resiprositas. Sedangkan, prinsip differentiated time frame diartikan sebagai perbedaan waktu entitas ekonomi dalam melakukan liberalisasi perekonomian. Prinsip-prinsip yang mengatur memudahkan entitas ekonomi dalam menjalankan komitmennya secara efektif. Fleksibilitas yang diberikan memberikan ruang kepada anggota APEC yang beragam kapasitasnya, untuk berimprovisasi, melakukan uji coba, dan mengembangkan pelatihan bersama secara bertahap hingga memenuhi kesepakatan yang diinginkan. 

Mekanisme kerja APEC terdiri dari pendekatan "bottom-up" dan "top-down" yang dilakukan secara bersamaan (Kaviya A, 2022). Entitas ekonomi merevisi tujuan tahunan mereka agar sejalan dengan visi dan inisiatif forum. Maka, dibentuklah komite inti dan kelompok kerja masing-masing dengan memberikan rekomendasi pembuatan kebijakan strategis sebagai pemandu. Kelompok kerja kemudian dipercayakan dengan berbagai tugas yang berkaitan dengan inisiatif APEC dan dilaksanakan melalui proyek-proyek yang didanai APEC. Anggota entitas ekonomi secara sukarela mengambil tanggung jawab individu dan kolektif untuk menyelesaikan inisiatif yang ditetapkan oleh forum APEC melalui panduan proyek peningkatan kapasitas APEC. Proyek peningkatan kapasitas memainkan peran yang sangat diperlukan dalam menerjemahkan tujuan APEC. Proyek peningkatan kapasitas secara harfiah membangun kapasitas ekonomi anggota dengan memberikan pelatihan canggih untuk meningkatkan pengetahuan teknis mereka yang terkait dengan berbagai aspek. 

Mekanisme kerja APEC diimplementasikan pada pertemuan setahun sekali dalam APEC Economic Leaders' Meeting (AELM), yang didahului dengan APEC Ministerial Meeting (AMM) (APEC, 2021). Hasil kesepakatan para Pemimpin Ekonomi dan Menteri APEC tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh para Pejabat Tinggi (Senior Officials) APEC yang bertemu lazimnya 3 (tiga) kali dalam setahun. Pada tingkatan teknis, hasil-hasil pertemuan Senior Officials Meeting (SOM) akan dilaksanakan oleh Komite, Working Groups, Fora dan Subfora (APEC, 2021). Selain itu, terdapat pertemuan Informal Senior Official Meeting (ISOM) yang dilakukan pada akhir tahun, guna memperkenalkan tema prioritas keketuan APEC pada tahun selanjutnya. Selain entitas ekonomi, ditemukan adanya peran pihak swasta dalam mekanisme dan kinerja APEC. Melalui APEC Business Advisory Council (ABAC), sector swasta juga memegang kendali dan peran penting di APEC. Hal ini dilakukan dengan penunjukan dan pengiriman tiga orang pengusaha terkemuka sebagai anggota ABAC yang dilakukan oleh anggota ekonomi APEC, guna menyuarakan kepentingan dunia usaha di masing-masing entitas ekonomi. Sedangkan untuk prosedur pendanaan APEC, didanai secara terpusat oleh kontribusi tahunan dari ekonomi anggota APEC yang saat ini berjumlah USD5 juta (APEC, 2021). Tujuan pendanaan APEC adalah untuk memberikan liberalisasi perdagangan dan kemajuan ekonomi sehingga semua anggota dapat memperoleh keuntungan. Negara anggota memberikan kontribusi dana sukarela untuk memajukan fasilitasi dan liberalisasi perdagangan, investasi APEC, serta berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pembangunan kapasitas dengan sasaran negara-negara berkembang APEC.

Aksi nyata APEC dapat dilihat melalui mekanisme dan kinerja selama beberapa tahun terakhir untuk menilai lebih lanjut apakah organisasi regional ini bisa dikatakan sebagai organisasi yang berhasil dalam mencapai kepentingannya. Pada tahun 2020, pertemuan tahunan menghasilkan outcome berupa APEC Putrajaya Vision 2040 yang berfokus pada 3 (tiga) economic driver yaitu : Trade and Investment; Innovation and Digitalisation; Strong, Balanced, Secure, and Sustainable Growth (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). Kemudian, pada tahun 2021, saat Selandia Baru menjadi tuan rumah, anggota Ekonomi APEC mencapai kesepakatan terhadap dokumen Aotearoa Plan of Action, yaitu sebuah rencana dalam pengimplementasian Putrajaya Vision 2040 (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). Pada tahun 2022, diadakannya pertemuan KTT APEC yang berlangsung ditengah situasi krisis energi, pangan dan ekonomi secara global serta kontestasi geopolitik antara Ekonomi Barat dan Rusia. Pada Pertemuan KTT APEC 2022 berhasil mencapai konsensus untuk 3 (tiga) outcome document, yaitu Bangkok Goals on Bio-Circular-Green (BCG) Economy, APEC Ministerial Joint Statement dan APEC Leaders' Declaration (Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2022). 

Nah, dari paparan yang telah dijelaskan dapat dipahami bahwa peran APEC dalam memajukan perekonomian regional sangatlah krusial. APEC merupakan ajang kerjasama regional dalam bidang ekonomi yang dinilai berhasil dalam mencapai kesejahteraan perekonomian masyarakat Asia-Pasifik. 

Daftar Pustaka

APEC. (2021). Mission Statement. Https://Www.Apec.Org/About-Us/About-APEC/Mission-Statement

Kaviya A. (2022, December 22). Whats it APEC and its Purposed. Https://Vakilsearch.Com/Blog/What-Is-Apec-and-Its-Purpose/. 

Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. (2022, December 22). Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun