Annisa Eka Salsabila
Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ
"No society can surely be flourishing and happy, of which the far greater part of the members are poor and miserable". Kutipan tersebut merupakan kutipan dari seorang Bapak Ilmu Ekonomi yang kita kenal dengan nama Adam Smith. Dalam kutipan tersebut, Adam Smith mengungkapkan bahwasannya suatu masyarakat dapat berkembang apabila didalam masyarakat tersebut tidak terdapat seseorang dalam keadaan  miskin dan sengsara. Dalam suatu negara biasanya memiliki perencanaan sosial untuk mengatasi masalah-masalah sosial di dalam masyarakat. Perencanaan merupakan elemen penting dalam pembangunan sosial. Perencanaan sosial dibentuk atas dasar prinsip-prinsip keadilan sosial (kesetaraan, akses, partisipasi, dan hak) dan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu perencanaan sosial yang dibentuk atas prinsip-prinsip tersebut harus bertujuan untuk kesejahteraan sosial.
Di masa pandemi saat ini pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan sosial seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Kebijakan ini dibuat untuk mengendalikan laju covid 19 dan untuk memulihkan kembali perekonomian. Tetapi kebijakan ini juga berdampak negatif bagi para pedagang kecil seperti para pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima merupakan orang-orang dari golongan ekonomi lemah yang biasa menjual barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan. Kebanyakan para pedagang kaki lima hanya memiliki modal yang relatif kecil dan mereka juga biasanya menggunakan modal dari hasil pinjaman. Saat berjualan, para pedagang memiliki waktu yang tidak teratur, lokasi yang tidak pasti, dan pengonsumsi relatif dari masyarakat menengah ke bawah.
Perdagangan sendiri merupakan aktivitas bisnis yang sangat fundamental. Karena pada kenyataannya usaha kecil merupakan penyumbang besar pada kekuatan ekonomi negara dan terbukti pada saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan 1997. Semenjak wabah COVID-19 merebak di Indonesia, bisnis-bisnis kecil terutama pedagang kaki lima terancam mengalami kerugian. Misalnya saja pedagang gorengan, pengusaha kopi, dan juga pedagang kecil lain yang membutuhkan interaksi langsung, sedangkan para konsumen tidak akan keluar rumah dan akan menghindari kontak fisik langsung untuk mengurangi penyebaran.
Selain mengalami penurunan pendapatan yang disebabkan dari adanya PPKM, para pedagang juga dihadapkan oleh permasalahan baru yaitu naiknya  harga barang baku. Kenaikkan harga barang baku disebabkan karena masyarakat menimbun barang baku sehingga terjadi kelangkaan dan harga barang baku menjadi naik. Alasan masyarakat menimbun barang baku yaitu karena adanya virus covid 19 yang penyebarannya semakin cepat. Dengan adanya kenaikkan harga barang baku, para pedagang harus menaikkan modal mereka untuk berdagang. Dengan mengalami penurunan pendapatan sekaligus haus mengeluarkan modal yang lebih besar, banyak pedagang yang memilih untuk tidak berjualan agar tidak semakin mengalami kerugian.
Di masa pandemi seperti ini persoalan yang harus dihadapi bukan hanya bagaimana menekan laju penyebaran virus covid 19, tetapi juga bagaimana cara mengatasi meresotnya perekonomian yang semakin menurun dan semakin memperlambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adanya kebijakan PPKM menyebabkan aktivitas ekonomi masyarakat terganggu dan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu, para pedagang harus memiliki strategi untuk bertahan di masa pandemi.
Salah satu stategi penjualan di masa pandemi covid 19 ini yaitu melalui media elektronik dimana antara produsen dan konsumen tidak bertemu langsung pada satu tempat tetapi memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas. Dengan menggunakan media elektronik kita dapat memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Media sosial merupakan produk dari teknologi informasi memberikan manfaat optimal bagi pelaku usaha. Pelaku usaha atau produsen dapat memasarkan barang jualan mereka melalui media sosial. dengan memasarkan barang dagangan mereka di media sosial agar omset penjualan mereka dapat mengalami kenaikan.
KESIMPULAN
Adanya pandemi covid 19 tidak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat tetapi juga mempengaruhi perekonomian. Terlebih adanya PPKM membuat para pedagang khusunya pedagang kaki lima mengalami penurunan jumlah pembeli sehingga mereka harus mengurangi jumlah produksi. Menyikapi kondisi tersebut, para pedagang harus memiliki strategi untuk bertahan. Strategi yang dapat dilakukan para pedagang yaitu menggunakan media elektronik untuk berjualan. Dengan menggunakan media elektronik, para pedagang dapat memasarkan barang dagangan mereka dan juga melalui media elektronik, produsen dan konsumen tidak bertemu secara langsung pada satu tempat tetapi memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas.
DAFTAR PUSTAKA
ERIS, I. A. (2021). Ragam Upaya Bertahan Pedagang Kaki Lima Kawasan Malioboro di Tengah Pandemi COVID-19 (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Hotijah, H. (2021). PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN KLAKAH KABUPATEN LUMAJANG.
Khaeruddin, G. N., Nawawi, K., & Devi, A. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Umkm Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pedagang Kaki Lima Di Desa Bantar Jaya Bogor). Jurnal Akrab Juara, 5(4), 86-101.
Khusmiyati, M. U., Putri, R. E., Putri, E. S., & Nurhaliza, R. (2021). DAMPAK PANDEMI TERHADAP PEDAGANG KAKI LIMA DI DESA SIMPANG PROPAU KABUPATEN LAMPUNG UTARA. Jurnal Sociologie, (1), 16-22.
Safitri, L. A., & Dewa, C. B. (2022). ANALISA KEBIJAKAN PEMBERLAKUAN PPKM PADA MASA PANDEMI COVID 19 TERHADAP INDUSTRI SKALA KECIL DAN MENENGAH MAKANAN DAN MINUMAN. Jurnal Manajemen Dayasaing, 23(2), 97-107.
Zulhijahyanti, H., Safira, K. A. A., Saputri, L. L., & Permana, E. (2021). Strategi Mempertahankan Usaha Pedagang Kaki Lima (Pkl) Di Masa Pandemi Covid19. Inovasi, 8(1), 21-29.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H