Mohon tunggu...
Annisa Destie Nurjanah
Annisa Destie Nurjanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa universitas informatika dan bisnis

mahasiswa ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kue Balok "Abah Dedod" yang Digandrungi Berbagai Kalangan

30 April 2023   20:30 Diperbarui: 1 Mei 2023   23:10 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Observasi tempat kue balok abah dedod (sc: dokumen pribadi)

Nama: Annisa Destie Nurjanah

Kelas: IK2B

Prodi: Ilmu Komunikasi

Asal Instansi: Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia

BANDUNG, KOMPASIANA.COM - Kue balok abah dedod merupakan salah satu angkringan yang menyuguhkan kudapan ringan yang cocok disantap sambil berbincang bersama teman atau kerabat. Angkringan yang didirikan oleh bapak Imung ini terletak di Jl. Sukamenak, Kec Margahayu, Kota Bandung, Jawa Barat. Dan sudah berdiri sejak maret 2013 hingga sekarang, Letaknya yang strategis karena berada di tepi jalan menjadi salah satu alasan mengapa angkringan ini masih bertahan dengan kurun waktu yang cukup lama.

Nama "abah dedod" sangat unik, banyak orang yang mengira bahwa nama tersebut berasal dari orang tua beliau. Karena sebutan kata "abah" bagi orang sunda ditunjukkan untuk orang yang lebih tua. Namun nyatanya pak Imung terinsipirasi oleh cara jalan sang anak sewaktu kecil yang sering disebut "ngadedod" (membuat suara) mirip seperti jalan bebek. Dari situlah beliau mengambil kata "dedod" untuk menamai bisnisnya.

Dikutip dari food.detik.com "Kue balok sudah ada sejak masa kolonial Belanda tahun 1950-an sebagai kudapan orang-orang Belanda. Dan lambat laun menjadi menu sarapan warga Bandung." Hingga saat ini Kue balok masih digemari oleh banyak orang, teksturnya yang padat cukup membuat kenyang saat menyantapnya. Kue balok memang cocok disajikan kapanpun dan dapat disantap oleh berbagai macam kalangan. Ditambah di zaman sekarang kue balok seperti di modifikasi, lebih banyak varian rasa dan berbagai macam topping yang ditambahkan. Seperti di angkringan kue balok "abah dedod" ini tersedia berbagai macam varian kue balok dan ada juga kue balok yang terbuat dari adonan brownies yang tentunya digemari oleh anak-anak sampai orang dewasa.

Observasi mahasiswa UNIBI, Annisa Destie dengan bapak Imung pemilik angkringan kue balok.
Observasi mahasiswa UNIBI, Annisa Destie dengan bapak Imung pemilik angkringan kue balok.

Butuh 1 tahun bagi pak Imung untuk memantapkan hatinya menjalani usaha di bidang kuliner. Beliau melakukan observasi dan mencari tahu usaha kuliner apa yang tidak akan mati karena zaman. Setelah mencicipi berbagai macam kue balok, akhirnya beliau mencoba untuk membuat resep dan membagikannya terlebih dahulu pada tetangganya.

"Waktu tahun 2011-2012 kue balok sempet kekinian di Bandung, karena itu saya kepikiran buat buka usaha ini sambil melestarikan kuliner dari sunda. 2013 saya udah ngerasain kue balok di seluruh Bandung, akhirnya saya nyoba buat bikin resep sendiri. Tapi ga langsung buka bisnis, saya bagiin ke tetangga dulu buat tester." Ucap pak Imung, hari Sabtu (29/04/2023) Malam.

Sudah 10 tahun kue balok "abah dedod" ini berdiri, mustahil jika tidak pernah meredup. Pada tahun 2016 bisnis ini sempat meredup karena adanya kesalahan SOP (Standar Operasional Prosedur) dari pegawai. Akhirnya beliau dan istrinya turun tangan dan terjun langsung ke lapangan melayani para pelanggan. Terbukti dengan cara tersebut banyak pelanggan yang kembali dan lebih banyak pelanggan dari luar Bandung yang datang ke angkringan ini. Menurut beliau selain ikhtiar, komunikasi antar penjual dan pelanggan juga tidak kalah penting.

"Buat hasil kan udah ada yang nentuin, yang penting bagaimana kedekatan kita dengan pelanggan. Ga semua orang yang kesini cuma mau makan aja ada juga yang mau silaturahmi, makanya banyak yang dateng kesini bilang lebih ramah pas dilayani sama saya, komunikasi karyawan kurang baik. Karena menurut saya yang terpenting itu manner buat customer dan tentu ikhtiar." Ucapnya

Selain memiliki usaha kue balok, pak Imung melebarkan sayapnya lagi di dunia kuliner. Karena beliau paham betul akan dunia bisnis yang kadang naik dan turun, beliau menjalani frenchise kuliner lain yaitu crepes yang terletak di Taman Kopo Indah dan Rancamanyar, juga frenchise jajanan kentang yang terletak di Taman Kopo Indah dan di dekat UPI Cibiru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun