Mohon tunggu...
Annisa Dinil Qayyimah
Annisa Dinil Qayyimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi aktif UIN KH. Achmad Siddiq Jember Jawa Timur

Tak seharusnya ada cemas perihal takdir, sebab selembar daun pun Allah sudah atur akan jatuh kapan dan dimana pun.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyimpangan Sosial dan Pendidikan Islam

1 Desember 2021   08:05 Diperbarui: 1 Desember 2021   08:25 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyimpangan sosial bukanlah masalah baru. Masalah ini lahir dan telah hadir di masyarakat sejak lama. Namun, masalah penyimpangan sosial masih tetap ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah-olah tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Banyak sekali jenis dan perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat, dan juga banyak aturan yang mengatur penyimpangan tersebut. Kenyataannya, penyimpangan sosial masih ada sampai hari ini, meskipun aturan atau bahkan sanksi dijatuhkan kepada pelakunya. Hal ini mungkin karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan sosial.

Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang adalah seluruh kelakuan atau perbuatan yang bertentangan dengan kebaikan, stabilitas sosial, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun dalam bertentangga, aturan formal atau bertentangan dari nilai-nilai kepercayaan. Seluruh tindakan manusia dalam bermasyarakat dibatasi dengan aturan atau norma, dan berperilakulah sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik bagi masyarakat sekitar.

Penyebab terjadinya penyimpangan sosial ini dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari faktor tersebut bila dilihat terjadinya penyimpangan sosial itu tidak hanya berasal dari diri sendiri namun orang lain juga bisa menyebabkan terjadinya penyimpangan, orang lain disini mencakup teman, saudara, dan pergaulan yang tidak baik. 

Penyimpangan sosial ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja remaja dan pelajar pun bisa juga melakukan perilaku menyimpang tersebut. Banyak macam penyimpangan yang dilakukan oleh kalangan pelajar dan remaja ini seperti, mengkonsumsi narkoba, minum alkohol, dan lain sebagainya. Ada beberapa bentuk penyimpangan sosial yaitu antara lain:  

1) Penyimpangan Sosial Primer: penyimpangan yang sifatnya sementara (temporer). Barang siapa yang melakukannya masih bisa diterima di masyarakat lantaran tidak melakukan perilaku penyimpang secara terus menerus. Seperti menggunaan narkoba, membuang sampah dan lain-lain. 

2) Penyimpangan Sosial Sekunder: penyimpangan yang dilakukan terus-menerus, meskipun pelakunya sudah di sanksi namun tetap melakukanpenyimpangan tersebut. misalnya, membuang sampah sembarang setiap hari, bertengkar dengan tetangga setiap hari.

Cara mengatasi penyimpangan sosial ini dapat di atasi dengan beberapa faktor:

1. Faktor keluarga: Pencegahan penyimpangan sosial pada di kelurga adalah awal proses pengenalan pada pembentukan kepribadian. Kepribadian bisa terbentuk baik apabila lahir tumbuh dan berkembang di lingkungan famili yang baik, dan begitupun sebaliknya.

2. Faktor Sekolah: Sekolah merupakan tempat untuk belajar baik itu pengetahuan umum dan pengetahuan moral.

3. Faktor Lingkungan dan TemanTeman: Faktor lingkungan dan teman sangat menghipnotis tabiat seseorang karna pada pergaulan dituntut supaya bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungannya.

4. Faktor Media Massa: Pencegahan penyimpangan sosial pada faktor media massa merupakan suatu perkumpulan yang dapat menghipnotis kehidupan seseorang. Oleh karena itu kita di wajibkan agar bisa memilah media massa yang berisi kabar baik dan yang tidak baik agar dapat terhindar dari penyimpangan sosial.

Pendidikan Islam

Zakiah Daradjat mengartikan Pendidikan agama Islam itu merupakan bentuk usaha yang berupa bimbingan ataupun asuhan terhadap murid supaya suatu saat nanti apabila pendidikan yang dijalani selesai, murid tersebut bisa mengamalkan ajaran agama dan menjadikan ajaran agama islam sebagai pedoman hidup. 

Fadhil al Jamaly memandang pendidikan Islam sebagai upaya untuk mengembangkan dan mendorong serta mengajak manusia untuk maju atas dasar nilai-nilai luhur dan kehidupan yang luhur sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik dari segi akal, perasaan dan jiwa sebagai perbuatan. .

Dari beberapa pendapat yang sudah dijelaskan bisa disimpulkan bahwasanya pendidikan agama Islam adalah suatu bimbingan jasmani dan rohani sesuai dengan ajaran Islam dan dilakukan secara sadar dalam menyebarkan potensi siswa agar dapat berkembang secara maksimal, maka dari itu terbentuklah kepribadian-kepribadian yang mempunyai nilai-nilai keislaman.

Bimbingan ini bisa di implikasikan melalui pendidikan moral yang mana kebanyakan orang tua meyakini bahwa madrasah adalah tempat yang tepat untuk membentuk sumber moral bagi anak-anak nya. Sikap moral terhadap pendidikan Islam sangat penting dan terutama menjadi pilar. Dapat kita bayangkan jika akhlak dan nilai-nilai Islam tidak ditemukan pada satu orang, maka semua pilar pendidikan di atas tidak akan terwujud dengan baik.

Madrasah merupakan forum pendidikan Islam yang fundamental di Indonesia selain pesantren. Keberadaannya begitu berpengaruh dalam membangun kader-kader bangsa yang berwawasan keislaman dan berjiwa nasionalisme yang tinggi. Keunggulan yang dimiliki madrasah yaitu adanya integrasi ilmu umum dan ilmu agama. Madrasah adalah forum pendidikan yang diselenggarakan secara terstruktur dan melibatkan komponen-komponen pendidikan misalnya manajemen, biaya, sarana dan prasarana, kurikulum, siswa, dan guru. Madrasah dibangun menjadi sarana pendidikan formal yang bertujuan mempertinggi pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai siswa. Fungsi madrasah ialah untuk merealisasikan harapan umat Islam yang mengharapkan anak-anaknya bisa menjadi manusia yang berimtak dan beriptek. Menjadi lembaga pendidikan formal, Madrasah berperan mempersiapkan murid bisa memecahkan kasus kehidupan di masa sekarang dan masa depan dengan memaksimalkan potensi-potensi yang terdapat dalam dirinya. Madrasah juga mempunyai ciri khas kepercayaan islam yang masih memiliki kurikulum ilmu akidah yang lebih luas dibandingkan dengan sekolah umum lainnya. Semua itu sangat penting, terutama dalam pendidikan peserta didik bermoral yang berada di bawah tuntunan keyakinan dan nilai-nilai yang diterapkan pada manusia, untuk menciptakan kehidupan yang nyaman dan damai. Pendidikan moral yang juga semakin banyak kita terima sangat diperlukan untuk meningkatkan moral siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun