Saat membaca ceritanya, aku meneteskan air mata dan menangis tersedu. Ikut membayangkan, bagaimana dan apa yang dia hadapi saat itu. Pasti begitu berat untuknya. Meski aku tidak mengenalnya sama sekali, aku berharap bisa datang dan memberinya pelukan. Aku hanya bisa ikut memanjatkan doa untuknya. "Semoga dia sedang berbahagia", ucapku saat itu. Sekarang, setiap kali mengingat ceritanya, sudut bibirku terangkat naik. Ku harap dia mendapat cinta, perhatian, dan apresiasi yang dia pantas dapatkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H