Mohon tunggu...
Annisa Fajrina
Annisa Fajrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa aktif di salah satu universitas, saya hobi mengamati sikap orang-orang. seneng belajar hal baru apalagi yang berkaitan dengan psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi untuk Mencapai Stabilitas Finansial Keluarga Muslim

28 Oktober 2023   04:43 Diperbarui: 28 Oktober 2023   04:50 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perencanaan keuangan secara Islami berfokus pada tujuan jangka panjang, sementara perencanaan keuangan konvensional berfokus pada tujuan jangka pendek. Perencanaan keuangan secara Islami menggunakan prinsip dan paradigma Islam untuk merencanakan cara mengalokasikan pendapatan dan pengeluaran sebuah keluarga secara baik dan benar untuk mencapai tujuan keuangan keluarga. 

Perencanaan keuangan adalah seni mengelola keuangan seseorang atau keluarga untuk mencapai tujuan dengan cara yang efisien, efisien, dan bermanfaat, yang menghasilkan kesejahteraan keluarga (Arafah, 2019). Setiap orang harus mampu mengatur dan membuat rencana masa depan terkait keuangan keluarga. 

Perencanaan keuangan termasuk kedalam sebuah keterampilan untuk menata masa depan yang cerah, tidak semua orang-orang mampu merencanakan keuangan mereka. Masyarakat perlu tau cara merencanakan keuangan, yaitu mengenali kondisi keuangan baik itu bersifat pribadi atau nonpribadi, kemudian menentukan terkait keinginan kita begitu juga keinginan yang bersifat utama, setelah mengetahui hal tersebut kita akan bisa mulai merancang kebagian setelahnya.

Kesejahteraan finansial keluarga memiliki peran yang krusial dalam Islam, karena keuangan yang stabil memberikan dasar bagi kehidupan yang aman dan sejahtera. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat diimplementasikan oleh keluarga Muslim untuk mencapai stabilitas finansial sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Pertama, tundukkan pengeluaran dan hidup sederhana. Hidup sederhana dihargai dalam Islam. Dengan memprioritaskan kebutuhan dasar, menghindari pemborosan, dan menetapkan prioritas dalam pengeluaran, keluarga dapat tetap stabil secara finansial. Kehidupan sederhana juga mencakup bersikap rendah hati dan bersyukur atas nikmat-nikmat yang diberikan Allah.

Kedua, terapkan prinsip zakat dan infaq. Zakat adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu, dan infaq adalah amalan sukarela memberikan sumbangan untuk kepentingan umum. Menerapkan prinsip-prinsip ini secara teratur menciptakan siklus keuangan yang stabil dan memberikan manfaat sosial yang besar.

Ketiga, hindari riba dalam pembiayaan. Keluarga dapat mencapai stabilitas keuangan dengan memilih pembiayaan yang bebas dari riba, seperti produk keuangan syariah, yang sesuai dengan hukum Islam dan melarang riba dalam transaksi keuangan.

Keempat, investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Salah satu langkah penting menuju stabilitas finansial adalah memilih investasi yang sesuai dengan prinsip syariah. Investasi syariah melibatkan proyek yang mengikuti etika Islam dan menghindari sektor-sektor yang dilarang.

Kelima, rencanakan keuangan dengan bijak. Jika Anda ingin memiliki keuangan yang stabil, Anda harus merencanakannya. Keluarga dapat membuat anggaran, mengelola hutang dengan bijak, dan memiliki tabungan darurat untuk mencegah ketidakpastian finansial.

Keenam, Pendidikan keuangan keluarga. Menanamkan pengetahuan keuangan dalam keluarga adalah investasi yang akan bertahan lama. Mengajarkan anggota keluarga, terutama anak-anak, cara mengelola keuangan secara Islam akan menciptakan budaya keuangan yang akan bertahan lama.

Ketujuh, berkonsultasu dengan ahli keuangan syariah. Keluarga dapat mengoptimalkan strategi keuangan mereka dengan mendapatkan saran dan pandangan dari ahli keuangan yang memahami syariah. Ahli perencanaan keuangan, perbankan syariah, dan ahli investasi syariah dapat termasuk dalam kategori ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun