Mohon tunggu...
Annisa
Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

UMKM sebagai Pilar Ekonomi dan Penggerak Transformasi

7 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 7 Oktober 2024   10:03 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM memiliki peran yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia, karena jumlahnya yang sangat besar. Sektor ini mencakup jutaan usaha kecil dan mikro yang tersebar di berbagai wilayah, sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan secara luas. UMKM sering menjadi pelopor dalam menciptakan produk atau jasa, serta membuka peluang bisnis di sektor-sektor yang belum terjamah. Selain menciptakan lapangan kerja UMKM juga berperan penting dalam pemerataan ekonomi. Menurut data terbaru dari kementerian koperasi dan UKM, pada tahun 2024 jumlah UMKM di Indonesia telah mencapai lebih dari 65 juta unit. UMKM ini tersebar di berbagai sektor, mulai dari kuliner, fashion, kerajinan tangan, hingga teknologi digital. Selain itu, UMKM memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Usaha mikro, kecil, dan menengah merupakan salah satu pilar utama ekonomi nasional, karena mencakup sekitar 99% dari total unit usaha di Indonesia. Dengan kontribusi yang mencapai 60,51% terhadap PDB nasional, UMKM juga berperan dalam menyerap hampir 97% dari total angkatan kerja di Indonesia. Meskipun memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, UMKM juga menghadapi berbagai tantangan. Akses terhadap pembiayaan, teknologi, dan pasar menjadi hambatan utama bagi banyak pelaku usaha kecil dan menengah. Tantangan yang dihadapi UMKM semakin sulit diatasi karena meningkatnya persaingan bisnis dan perubahan cepat dalam lingkup ekonomi.

    Meskipun UMKM menjadi fondasi utama perekonomian Indonesia, mereka menghadapi berbagai tantangan yang menghambat perkembangannya. Pertama, akses pembiayaan menjadi kendala utama. Banyak UMKM kesulitan mendapatkan modal untuk memulai atau memperluas bisnis mereka, baik karena persyaratan yang ketat dari institusi keuangan maupun terbatasnya akses terhadap sumber pendanaan alternatif. Kedua, keterbatasan akses terhadap teknologi juga menjadi kendala yang signifikan. Banyak UMKM masih kesulitan dalam proses produksi, pemasaran, dan manajemen bisnis. Hal ini disebabkan oleh tingginya biaya teknologi, kurangnya infrastruktur yang memadai, serta rendahnya keterampilan digital di kalangan pelaku usaha. Ketiga, persaingan bisnis yang semakin intens, terutama dengan perusahaan besar yang memiliki sumber daya lebih kuat, juga menjadi tantangan serius bagi UMKM. Perubahan cepat dalam perilaku konsumen serta dampak globalisasi semakin memperumit kondisi persaingan ini, membuat UMKM harus berusaha lebih keras untuk mewujudkannya. Keempat, perubahan yang dinamis dalam lingkungan bisnis, termasuk fluktuasi ekonomi, perubahan dalam kebijakan pemerintah, dan disrupsi teknologi, juga berperan dalam faktor penghambat. UMKM sering kali mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat ini, sehingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk bertahan dan berkembang. Kelima, kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi keterampilan maupun jumlah, menjadi tantangan tersendiri bagi UMKM. Banyak dari mereka mengalami kesulitan dalam menentukan tenaga kerja yang kompeten untuk mendukung operasional bisnis. Selain itu, prosedur birokrasi yang kompleks, proses perizinan yang rumit, serta ketidakpastian regulasi semakin memperberat beban yang harus dihadapi oleh UMKM dalam mengembangkan usaha mereka.

    Solusi dari tantangan UMKM seperti terbatasnya akses pembiayaan, keterbatasan teknologi, persaingan ketat, dan ketidakstabilan lingkungan bisnis dan sumberdaya manusia dapat diatasi dengan berbagai strategi. UMKM dapat meningkatkan akses terhadap pembiayaan dengan menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan mikro, memanfaatkan platform crowfunding, serta berpartisipasi dalam inkubator bisnis. Selain itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan literasi digital pelaku UMKM melalui pelatihan dan fasilitas teknologi. Untuk mengatasi keterbatasan dalam teknologi, solusi yang dapat diambil meliputi pelatihan digital, penerapan teknologi sederhana, dan kolaborasi dengan penyedia layanan teknologi. Untuk meningkatkan daya saing, UMKM perlu fokus pada pasar niche, membangun merek yang kuat, dan terus melakukan inovasi. Fleksibilitas, pemahaman analisis pasar, serta jaringan yang kokoh akan menjadi faktor penting bagi UMKM dalam menghadapi perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis. Untuk mengatasi sumber daya manusia, UMKM menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk mendapatkan tenaga kerja yang terlatih atau memanfaatkan platform rekrutmen online. Contohnya adalah warung pintar, yang berhasil membantu warung tradisional bertransformasi ke dalam dunia digital melalui penyediaan berbagai layanan berbasis teknologi.

    UMKM merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia, dengan kontribusi yang besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan kerja. Meskipun begitu, UMKM dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti sulitnya akses pembiayaan, keterbatasan dalam teknologi, persaingan yang semakin ketat, serta ketidakpastian kondisi ekonomi. Tantangan-tantangan ini seringkali  menghambat pertumbuhan dan perkembangan UMKM, sehingga potensi mereka tidak bisa terealisasi secara maksimal. Dengan demikian, diharapkan tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi dengan dukungan dari berbagai pihak, UMKM di Indonesia akan semakin kuat dan berperan lebih besar dalam perekonomian nasional. UMKM yang tangguh akan berperan penting dalam menciptakan lebih banyak lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Annisa Nur'aini

Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Siliwangi 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun