Mohon tunggu...
Annisa Dini Prasetyawati
Annisa Dini Prasetyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tertarik dengan dunia kepenulisan, perfilman, dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghindari Rasa Mengantuk Setelah Makan Berdasarkan Perspektif Islam dan Ilmu Gizi

18 Januari 2022   11:08 Diperbarui: 18 Januari 2022   11:27 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Brooke Lark on Unsplash   

Makanan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mendapatkan energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan menjaga kelangsungan hidup, namun tidak jarang justru setelah kita makan malah terasa mengantuk, lemas, kehilangan konsentrasi, bahkan malas beraktivitas. 

Untuk mencegah rasa mengantuk setelah mengonsumsi makanan kita perlu memperbaiki pola makan. Dalam islam sendiri sudah dijelaskan bagaimana pola makan yang baik dan sehat sesuai anjuran Sunnah dan Al Qur’an. Berikut cara agar kamu dapat mengurangi rasa mengantuk setelah makan berdasarkan perspektif islam dan ilmu gizi :

1. Anjuran makan 1/3 bagian

Rasulullah (ﷺ) bersabda: “Seorang manusia tidak mengisi bejana (tempat) yang lebih buruk dari perutnya. Cukuplah bagi seorang manusia untuk makan beberapa suap agar tulang punggungnya tetap lurus. Tetapi jika dia harus (mengisi perutnya), maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga untuk udara.”

Hadist di atas menjelaskan bahwa manusia dianjurkan untuk makan dan minum secukupnya, yaitu dengan mengisi perut (lambung) 1/3 untuk makanan, 1/3 untuk minuman, dan 1/3 untuk udara. 

Jika kita terbiasa makan berlebihan, maka tubuh berisiko terkena penyakit emtelaa atau disebut juga surfeit (kekenyangan) di mana kondisi ini lambung terisi penuh yang dapat mengakibatkan makanan sulit untuk terdorong ke usus dan juga berisiko tinggi terkena obesitas (gizi lebih). 

Tubuh terasa lemas karena proses pencernaan tidak berjalan dengan lancar dan menyebabkan tubuh lelah lebih cepat dan malas beraktivitas. Pernyataan tersebut sesuai dengan perkataan Imam Syafi’i:

            “Kenyang membuat badan berat, hati menjadi keras, kecerdasan menurun, lebih banyak tidur dan malas beribadah”.

Maka dari itu Rasulullah SAW menyarankan kita untuk berhenti makan sebelum kenyang dan memberikan ruang pada lambung agar makanan dapat dicerna dengan mudah.

2. Menggerakkan badan setelah makan 

Setelah makan, kita dianjurkan untuk menggerakkan badan seperti berjalan-jalan kecil. Tujunnya agar kita tidak terlalu merasa lelah setelah selesai makan. 

Bagi umat muslim sendiri dapat melakukan shalat, contohnya ketika kita selesai sarapan di pukul 8 pagi setelahnya kita dapat melakukan shalat Dhuha. Seperti yang dikatakan oleh Rasulullah SAW:

“Makanlah makananmu atas nama Allah dengan melakukan doa sebelum makan dan jangan langsung tidur setelah makan karena dapat menimbulkan konstipasi (sembelit)”.

Dalam ilmu gizi, setelah kita makan kita tidak boleh berbaring atau bahkan tidur langsung setelah makan, karena makanan belum sepenuhnya tercerna dan makanan bisa kembali naik ke kerongkongan, kemudian dapat memperlembat proses pencernaan, sehingga terjadi konstipasi.

3. Tidak mengonsumsi alkohol 

Tidak jarang orang-orang mengonsumsi alkohol ketika sedang makan, padahal meminum alkohol dapat membuat orang merasa lebih lelah terutama setelah makan. 

Dari manfaatnya alkohol dapat menghangatkan tubuh terutama bagi orang-orang yang tinggal di negara dengan musim dingin atau daerah pegunungan, tetapi dibandingkan manfaat yang didapat alkohol lebih banyak membahayakan tubuh. 

Dalam islam sendiri alkohol atau khamr sangat dilarang karena bersifat memabukkan, merusak ginjal, merusak sel saraf, dan meningkatkan risiko TBC. Hukum Khamr dalam islam dijelaskan pada Surat Al Baqarah ayat 219:

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr dan judi. Katakanlah: Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.

4. Tidur siang dalam waktu yang singkat

Sunnah Nabi selanjutnya yang dapat mencegah kita dari rasa kantuk setelah makan dengan melakukan tidur siang dalam waktu singkat atau yang disebut juga Qailūlah. Qailūlah ini dapat dilakukan selama 10 menit dan maksimal 60 menit. 

Apabila masuk jam istirahat, kita bisa tidur siang sebentar sebelum makan agar kita tidak mengantuk setelahnya. Manfaat dari tidur ini, kita dapat mengistirahatkan seluruh organ dan sistem di dalam tubuh, selain itu tidur juga memulihkan energi, pikiran, dan juga tenaga.

Islam adalah agama yang sempurna. Pedoman hidup umat manusia sudah dijelaskan dalam islam, dari cara bertingkah laku, memakai pakaian, hingga pola makan. 

Umat muslim tidak hanya mendapatkan manfaat ketika mengikuti anjuran Sunnah dan Al Qur’an, namun juga pahala yang akan senantiasa diberikan oleh Allah SWT.

Referensi

Az-Zuhaili, Wahbah. (2013). Tafsir Al Munir Aqidah, Syariah, Manhaj. Al-Faatihah-Al Baqarah (Juz 1 & 2). In Wahbah, Tafsir Al Munir Aqidah, Syariah, Manhaj. Al-Faatihah-Al Baqarah (Juz 1 & 2) (pp. 493-494). Depok : Gema Insani.

Grant, C. L., Dorrian, J., Coates, A. M., Pajcin, M., Kennaway, D. J., Wittert, G. A., Heilbronn, L. K., Vedova, C. D., Gupta, C. C., & Banks, S. (2017). The impact of meal timing on performance, sleepiness, gastric upset, and hunger during simulated night shift. Vol 55:5, 423-436.

Nimrouzi, M., & Zare, M. (2014). Principles of Nutrition in Islamic and Traditional Persian Medicine. Journal of Evidence-Based Complementary & Alternative Medicine, Vol 19:4, 267-270.

Nurdeng, D. (2009). Review Article Lawful and unlawful foods in Islamic law focus on Islamic medical and ethical aspects. International Food Research Journal, Vol 16, 469-478.

Yaqin, Muhammad Aenul. (2015). Studi Kritis Hadis-Hadis Qailulah. Skripsi, Universitas Islam Negeri Walisongo, Fakultas Ushuluddin , Semarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun