Artikel ini di susun oleh Annisa Ramadhani dan di terbitkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat oleh Dosen Pengampu Ibu Arifati Ilma Lubis, S.Psi., M.Psi, PsikologÂ
Kehadiran gadget dalam kehidupan anak-anak pada era ini telah membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek. Penggunaan teknologi oleh anak-anak tidak hanya menciptakan sebuah realitas baru, tetapi juga memunculkan pertanyaan filosofis dan psikologis yang mendalam. Artikel ini akan membahas eksistensi virtualitas dan bagaimana pengaruhnya meresap ke dalam domain filsafat dan psikologi anak-anak.
Filosofi Anak-Anak di Era Gadget
Dalam perspektif filsafat, eksistensi virtualitas membuka ruang untuk merenungkan esensi dari keberadaan anak-anak dalam dunia maya. Pertanyaan mendasar seperti "Siapakah aku di dunia maya?" atau "Bagaimana identitasku terbentuk dalam interaksi daring?" menjadi titik tolak filsafat anak-anak yang terhubung dengan gadget. Konsep eksistensialisme, yang menekankan kebebasan individu dalam menentukan makna hidupnya, turut memainkan peran dalam membongkar misteri eksistensi virtual.
Kebebasan anak-anak untuk menjelajahi dunia maya menciptakan dilema etika, mempertanyakan batas antara kebenaran dan realitas maya. Filosofi anak-anak dalam menggunakan gadget mengajukan pertanyaan tentang tanggung jawab moral, terutama dalam konteks persebaran informasi dan interaksi daring yang melibatkan keberagaman nilai dan norma.
Psikologi Anak-Anak dan Gadget
Dari sudut pandang psikologi, eksistensi virtualitas menggoyahkan landasan perkembangan anak-anak. Penggunaan gadget dapat memberikan pengalaman sensorik yang intens, memengaruhi perkembangan kognitif mereka. Sejauh mana anak-anak mampu memfilter informasi yang diterima dan mengelola stimulus dari dunia maya menjadi bagian yang integral dari pengembangan psikologis mereka.
Aspek sosial juga menjadi perhatian dalam psikologi anak-anak di era gadget. Interaksi yang lebih sering terjadi melalui media sosial dan platform daring dapat membentuk pola interaksi sosial yang unik. Pertanyaan tentang kualitas hubungan sosial, empati, dan kemampuan berkomunikasi langsung menjadi fokus dalam memahami bagaimana gadget memengaruhi struktur sosial anak-anak.
Tanggung Jawab Bersama
Dalam menghadapi eksistensi virtualitas anak-anak, tanggung jawab tidak hanya terletak pada individu, tetapi juga pada orang tua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan. Menciptakan lingkungan yang seimbang antara dunia maya dan dunia nyata menjadi tugas bersama. Pembimbingan yang tepat, dialog terbuka, dan pendekatan holistik perlu diimplementasikan untuk membantu anak-anak menjelajahi eksistensi virtualitas mereka dengan bijak.
Sebagai penutup, eksistensi virtualitas dalam kehidupan anak-anak memunculkan tantangan dan peluang yang kompleks. Melalui kajian filosofi dan psikologi, kita dapat lebih memahami bagaimana anak-anak meresapi dan membentuk identitas mereka dalam era gadget ini. Dengan kesadaran dan tanggung jawab bersama, kita dapat membimbing mereka menuju penggunaan teknologi yang sehat dan seimbang dalam perjalanan mereka menuju kedewasaan.
Referensi :
Syifa, L., Setianingsih, E. S., & Sulianto, J. (2019). Dampak penggunaan gadget terhadap perkembangan psikologi pada anak sekolah dasar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar, 3(4), 538. https://doi.org/10.23887/jisd.v3i4.22310
Yumarni, V. (2022). Pengaruh gadget terhadap anak usia dini. Jurnal Literasiologi. Volume 8, (2). https://media.neliti.com/media/publications/556623-pengaruh-gadget-terhadap-anak-usia-dini-a99897cc.pdf
Rahayu, N. S., Elan, Mulyadi, S. (2021). Analisis penggunaan gadget pada anak usia dini. Â Jurnal PAUD Agapedia, Vol.5 No. 2.Top of Form
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H