Mohon tunggu...
Annisa Rahmawati
Annisa Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis berita pendidikan dan geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asistensi Mengajar: Membangun Generasi di Era Distrupsi

19 Juni 2024   19:10 Diperbarui: 19 Juni 2024   19:13 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apresiasi Untuk Siswa/Dokumen Pribadi

Malang, 19 Juni 2024 -- Di tengah era disrupsi yang penuh dengan perubahan pesat, peran guru dalam membangun generasi muda semakin penting. Untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya, pemerintah meluncurkan program Asistensi Mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membangun generasi tangguh yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Asisten mengajar merupakan program pembelajaran berharga bagi mahasiswa jurusan pendidikan, membekali mereka dengan pengalaman berharga sebagai calon guru. Program ini esensial dalam mencetak sarjana pendidikan yang berkualitas dan berintegritas. Implementasinya dilakukan dengan menempatkan mahasiswa di berbagai sekolah. Diharapkan program ini mampu melahirkan generasi penerus pendidik yang tangguh dan adaptif dalam menghadapi era penuh perubahan. 

Berdiri kokoh di jantung Kota Malang, SMA Negeri 1 Lawang memancarkan sinar ilmu pengetahuan sebagai sekolah menengah atas ternama dengan prestasi gemilang. Dikenal dengan reputasi akademiknya yang tinggi, SMA Negeri 1 Lawang menjadi primadona bagi para siswa berprestasi dan mahasiswa pendidikan dari berbagai universitas di Malang untuk melaksanakan program praktik mengajar mereka.

Saya Annisa Rahmawati Ayuningtyas, salah satu mahasiswa Pendidikan Geografi dengan angan-angan tinggi membangun negeri. Salah satu upaya dalam mewujudkan impian saya adalah dengan mengikuti program Asistensi Mengajar di SMA Negeri 1 Lawang. Saya tertarik untuk membuktikan ilmu teori yang telah saya pelajari selama ini di bangku perkuliahan. Setelah selesai mengikuti program ini, ternyata banyak sekali hal baru yang saya dapatkan bahwa realita tidak secantik pembelajaran yang dikemas dalam bangku perkuliahan.

Pelaksanaan Asistensi Mengajar memberikan saya banyak pengalaman baru terutama pada pesatnya era perubahan ini. Banyak tantangan dan hambatan yang harus dilewati untuk mencapai tujuan awal yang diinginkan. Setiap minggu, setidaknya 4 hari saya harus mengajar dengan jam pembelajaran yang cukup ekstrim. Hari selasa dan rabu kelas XI IPS 1 dengan predikat kelas yang cukup berprestasi dan juga berisik. Sedangkan, bagian kelas X.7 dengan jam pelajaran dipenghujung pulang sekolah setiap hari kamis dan jumat. Namun, hal tersebut tidak menurunkan semangat saya dalam menjalani program ini. 

Mengajar Kelas XI IPS 1/Dokumen Pribadi
Mengajar Kelas XI IPS 1/Dokumen Pribadi

Perjalanan mengajar tentu memiliki kesan yang tidak mudah lepas dari ingatan. Ketika pertama kali mengajar, pikiran tidak tenang dan hati gelisah tiada henti. Namun setelah pembelajaran selesai, guru pamong memberikan kesan yang cukup baik dengan mengatakan bahwa penguasaan kelas telah baik dan hanya perlu peningkatan pada kontrol diri agar tetap memiliki wibawa dihadapan siswa. Terlepas dari itu, saya memahami pengalaman pertama memang terkadang tidak cukup baik, tetapi semakin kita siap dalam mengajar akan memberikan dampak baik pada kualitas pembelajaran. 

Mengajar Kelas X.7/Dokumen Pribadi
Mengajar Kelas X.7/Dokumen Pribadi

Karakteristik di masing-masing kelas pasti berbeda. Hal tersebut berlaku ketika saya mengajar di kelas X.7. Berbeda dengan Kelas XI IPS 1 yang cenderung aktif ketika saya memberikan pertanyaan, di kelas X.7 tidak begitu antusias sepertinya dengan pembelajaran saya. Tantangan itu juga diiringi dengan hambatan berupa LCD kelas yang tidak bisa digunakan. Saya belajar untuk melakukan pendekatan dan membuat pelajaran lebih menarik. Hal itu membawa dampak baik dan perlahan saya bisa lebih dekat dengan mereka.

Piket Pembiasaan/Dokumen Pribadi
Piket Pembiasaan/Dokumen Pribadi

Mahasiswa Asistensi Mengajar yang berasal dari Universitas Negeri Malang terdapat 23 orang. Kami dibagi dalam piket-piket yang ada di SMA Negeri 1 Lawang. Adapun piket sekolah ini, yaitu piket pembiasaan, piket tatib, piket humas, piket resepsionis, piket kesiswaan, piket sarpras, piket tata usaha, piket perpustakaan, dan piket kurikulum. Sekolah ini memiliki kegiatan yang sangat padat sehingga perlu adanya kerjasama yang baik antar warga sekolah. Salah satu piket yang berkesan bagi saya adalah piket pembiasaan, piket ini mengharuskan kami untuk berangkat pagi dan lebih awal untuk menyambut siswa di gerbang sekolah. Dengan begitu, mahasiswa terlatih menjadi lebih disiplin. 

Piket Perpustakaan/Dokumen Pribadi
Piket Perpustakaan/Dokumen Pribadi

Selain piket pembiasaan, piket perpustakaan tidak kalah menyenangkan. Piket ini memberikan pengalaman yang menarik bagi saya. Suasana ruangan yang dingin dengan aroma dan tumpukan buku di depan mata. Pada awalnya, piket ini terasa berat karena tugas tidak berhenti datang. Namun, pendampingan dari guru yang ada di perpustakaan membangkitkan semangat saya dalam menjalaninya. Pelajaran hidup yang disampaikan menjadi pengalaman yang berharga. 

Apresiasi Untuk Siswa/Dokumen Pribadi
Apresiasi Untuk Siswa/Dokumen Pribadi

Di penghujung pertemuan pasti sampai kepada perpisahan yang membuat hati berat untuk melepaskan program Asistensi Mengajar ini. Apresiasi Siswa saya berikan sebagai rasa cinta dan kasih saya kepada mereka, murid-murid saya di SMA Negeri 1 Lawang. Bentuk dari apresiasi tidak selalu harus barang, tetapi bekal ilmu yang saya miliki untuk disalurkan kepada mereka. Melihat anak didik bisa berkembang dan maju sangat berarti bagi seorang guru. Pada akhir perpisahan, saya selalu menekankan kepada siswa bahwa menghormati dan menghargai orang lain akan mengantarkan kita pada jalan kebaikan serta membuka jalan kesuksesan di masa depan. 

Mengajar di SMA Negeri 1 Lawang membekas dalam hati dan pikiran saya. Pentingnya memahami keadaan sekitar dan beradaptasi dengan cepat dapat memaksimalkan kualitas pembelajaran di sekolah. Suasana sekolah yang sejuk selalu mengantarkan ingatan saya kepada ramahnya guru dan tenaga kependidikan yang ada di sana. Dalam realita kehidupan, pendidikan sangat penting untuk membuka wawasan yang luas, akan tetapi etika dan nilai-nilai kesopanan harus lebih tinggi melekat dalam diri.  Oleh karena itu, pendidikan karakter penting untuk menjadi bekal dalam mengiringi langkah kita di kemudian hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun