Mohon tunggu...
annisa lusiana dewi
annisa lusiana dewi Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - mhasiswa

membaca cerita fiksi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Identifikasi Jenis Parasit Usus pada Kucing Peliharaan di Perumahan di Wilayah Kota Mataram

20 Oktober 2022   18:59 Diperbarui: 20 Oktober 2022   19:07 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parasit yang sering ditemukan yaitu Toxocara cati dan Ancylostoma spp. Parasit tersebut bertahan hidup dari induk semang kucing. Tingkat terjadinya toxocara di Eropa telah dilaporkan bahwa sebanyak 8%-76%. Sedangkan diAmerika terjadinya infeksi sebesar 10%-85% (Estuningsih, S. E, 2005). Penelitian yang dilakukan Sucitrayani (2014) di Denpasar, hasil pemeriksaan pada 40 feses kucing lokal yang dipelihara (rumahan) ditemukan 9 sampel terinfeksi protozoa saluran pencernaan sebesar 22,5%. 

Pada table 2 dan gambar 1, hasil dari penelitian ini ditemukan parasit berupa telur cacing jenis Toxocara cati, yang memiliki ciri berbentuk bulat, dinding yang tebal, pada permukaan luar dinding nampak bergerigi, dan berwarna coklat muda. Menurut Wardani (2021) bentuk telur cacing Toxocara cati adalah sub globuler dengan permukaan bergerigi, berwarna coklat muda, dan berdinding tebal dengan ukurannya berkisar 65 x 75 mikron.

Pada penelitian ini ditemukan pada kucing lokal dan peranakan, kondisi kucing yang terinfeksi Toxocara cati tidak  memiliki gejala yang jelas dan nampak kucing beraktifitas dengan normal, hal tersebut berdasarkan teori gejala klinis pada anak kucing tidak terlihat jelas, karena tidak terjadi migrasi larva ke trakhea dan gejala batuk -- batuk pun tidak nampak. 

Larva akan tumbuh menjadi cacing dewasa sejalan dengan pertumbuhan anak kucing, oleh karena itu anak kucing tidak akan memperlihatkan gejala klinis akibat infeksi Toxocara. Pada kucing dewasa yang terinfeksi Toxocara, bulu akan terlihat kasar dan akan terjadi diare sehingga akan terlihat dehidrasi.

Infeksi dari Toxocara cati dapat menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia karena Toxocara cati bersifat zoonosis, kejadian dari toxokariasis sering menyerang anak-anak karena bermain dipasir atau tanah yang sudah terdapat telur infeksi . Manusia dapat menderita toxocariasis karena menelan telur infeksi yang terdapat dalam feses anjing, kucing, dan tanah yang terkontaminasi. 

Selanjutnya, larva akan menetas dan larva stadium duanya akan bermigrasi dan menembus jaringan atau organ tubuh yang bisa menyebabkan visceral larva migran (Maizels dan Robertson, 1991; Gollespe, 1988). Selain itu, infeksi toxocara pada manusia juga bisa mengakibatkan terjadinya ocular larva migrans karena larva terperangkap di dalam pembuluh darah yang berada di belakang mata yang bisa menyebabkan kerusakan mata yang permanen (Smyth, 1994). 

Selain itu, larva yang berada dalam jaringan (paru, hati, ginjal) maupun air susu juga di duga merupakan sumber penularan pada manusia (Kusnoto, 2005). Untuk itu kita perlu waspada adanya penyakit toxocariasis pada hewan yang memungkinkan bisa tertularnya Toxocara pada manusia.

Dalam penelitian ini ditemukan Ancylostoma spp pada kucing peranakan, Ancylostoma yang ditemukan dalam penelitian ini memiliki ciri berbentuk bulat memanjang dan dinding yang tipis, berwarna abu. Menurut Wardani (2021) telur cacing Ancylostoma spp berbentuk ovoid dengan ujung membulat atau tumpul, terbungkus dari dinding telur yang tipis dengan ukuran 56-75 x 34-47 mikron. 

Pada kucing yang terinfeksi Ancylostoma spp nampak kurang sehat seperti kurus dan lemas namun tidak semua kucing pada penelitian ini menunjukkan kondisi yang kurang sehat, hal ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Rahmi (2021) kondisi kucing yang terinfeksi Ancylostoma spp yaitu lemas, rambut kusam, tampak pucat, dan tidak mau makan.

Ancylostoma spp  menyebabkan penyakit ankilostomiosis yang merupakan penyakit zoonosis dimana pada manusia dikenal dengan creeping eruption (Oktaviana dkk, 2014). Creeping eruption atau Cutaneous larva migran (CLM) atau penyakit sandworm adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh cacing tambang. Cacing tambang dapat ditemukan didaerah yang lembab dan berpasir. Penyakit ini banyak  terjadi karena berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi pada iklim hangat (Brenner MA, Patel MB, 2003). 

Berdasarkan teori yang dijelaskan Kaur S, et al., (2015)  Ruam sering muncul 1 hingga 5 hari setelah penderita terpapar cacing tambang. Setiap orang mungkin memiliki gejala yang sedikit berbeda, termasuk gatal parah, lepuh, dan ruam merah yang membentuk pola seperti ular. Infeksi sering muncul pada bagian-bagian yang telah terpapar ke tanah yang terkontaminasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun