Mohon tunggu...
Annisa Budi
Annisa Budi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Opini mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tips Mendampingi Anak Belajar di Rumah

18 Juli 2021   14:59 Diperbarui: 18 Juli 2021   15:21 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lingkungan menjadi penentu keberhasilan anak dalam dunia pendidikan. Untuk itu, lembaga pendidikan formal diciptakan sebagai tempat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu transfer of knowledge and Value dari orang yang diakui memiliki ilmu yang mumpuni kepada penerima baik secara individu maupun kelompok dengan harapan anak mampu mengoptimalkan potensi atau bakat yang dimiliki. 

Keberhasilan dalam transfer of knowledge tidak lepas dari beberapa faktor diantaranya asal mula pengetahuian itu sendiri, media yang digunakan, dimana dan bagaimana mentransfer pengetahuan kepada penerima. 

Di masa pandemi ini, menjadi hal yang wajar bagi orang tua kembali memberikan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya ketika melakukan pembelajaran jarak jauh. Karena lingkungan keluarga merupakan pendidikan pertama bagi anak, pendidikan yang diberikan orang tua melalui bimbingan dan keteladanan mampu memberikan pengaruh besar bagi pertumbuhan anak. 

Lingkungan keluarga yang positif dapat memberikan dorongan, stimulus dan motivasi  kepada anak untuk menerima, memahami yang  diwujudkan dalam bentuk tindakan atas segala sesuatu yang diajarkan oleh orang tua, sehingga perkembangan anak akan spiritual, akhlak, kepribadian, emosi, bahasa dan dasar sosial dapat terpenuhi. 

Menilik dari sejarah perkembangan islam, Rasulullah diperintahkan untuk berdakwah kepada kerabat terdekat yaitu anggota keluarga sebelum ke masyarakat luas. Hal ini membuktikan bahwa keluarga menjadi prioritas akan keagamaan dan keselamatan. Pada dasarnya kebaikan dan keselamatan keluarga akan memunculkan kebaikan dan keselamatan bagi lingkungan sekitar. 

Sesuai firman Allah SWT dalam QS. al-Tahrim ayat: 06. Dia menyerukan kepada orang-orang beriman untuk menjaga keselamatan keluarganya dari api neraka.

Setiap peristiwa dalam kehidupan terdapat unsur pendidikan yang akan memberikan pembelajaran berharga bagi anak. Dengan demikian, orang tua harus sigap memanfaatkan setiap detik kebersamaan dengan anak sehingga proses pendidikan dapat berlangsung setiap saat tanpa membebani anak. 

Karena itu, metode pembelajaran menjadi kunci berlangsungnya penyampaian  proses pembelajaran bagi anak. Metode tersebut diantaranya yaitu memberikan contoh kepada anak dengan harapan dapat membentuk karakter mulia, memberikan bimbingan disertai tutur kata yang baik dalam penyampaiannya sehingga dapat meluruskan kesalahan dan kekurangan, memberikan kisah atau cerita yang baik dalam kehidupan dan membiasakan anak berbuat kebaikan, diwaktu luang memberikan pengawasan dan dukungan kepada anak dalam menyalurkan potensi yang bermanfaat, memberikan motivasi sehingga dapat membangkitkan semangat dan persaingan hidup sehat serta mengasah kemampuan dan keterampilan, memberikan sanksi apabila orang tua sudah mengarahkan namun anak membuat penyimpangan-penyimangan lain yang tidak terkontrol. 

Meskipun harus mengambil tindakan tegas, sanksi yang diberikan disesuikan dengan kadar kesalahan serta orang tua juga perlu mengimbangi dengan memberikan pujian dan balasan yang baik. Proses pembelajaran yang dialihkan untuk belajar dirumah mempunyai tantangan tersendiri bagi anak maupun orang tua. Tidak jarang masalah dalam proses pembelajaran terus bermunculan seperti halnya :

1. Suasana Rumah Tidak Kondusif
Suasana rumah yang tidak kondusif  merupakan hambatan dalam berkonsentrasi yang dirasakan oleh para pelajar. Pada saat pelajar belajar di ruang kelas, maka lingkungan ruangan tersebut telah diatur sedemikian rupa untuk menunjang proses pendidikan. Namun berbeda dengan proses belajar mengajar dari rumah. 

Tidak seluruh pelajar mempunyai keadaan rumah yang sama untuk menunjang proses belajar. Banyak dari pelajar tidak mempunyai ruang belajar yang nyaman, sunyi dan mendapat cahaya yang memadai. Ditambah lagi kegiatan di area rumah menjadi terganggu yang lumayan banyak untuk pelajar. Hambatan tersebut sangat bermacam- macam, mulai dari gangguan suara, pandangan, serta banyak hal lain yang menyebabkan pelajar tidak bisa fokus belajar.

2. Interaksi Terbatas
Proses belajar mengajar kini harus berubah dari yang sebelumnya bisa bertatap muka secara langsung antara siswa dan guru akan tetapi pada masa pandemi ini tidak bisa. Walaupun demikian dengan keadaan yang berbeda baik guru maupun siswa harus mampu mengikuti proses pembelajaran jarak jauh dalam jaringan di masa pandemi ini. Peserta didik hanya berfokus pada gawainya untuk menyelesaikan tugasnya sendiri. Ia tidak dapat melakukan interaksi dengan orang lain. Semua materi yang disampaikanpun lebih terpusat pada kompetensi yang ingin dicapai.

3. Bosan
Siswa merasa bosan serta kurang fokus dikala belajar sehingga membuat konsentrasi belajar siswa menurun. Pemicu berkurangnya konsentrasi belajar siswa ialah tiap hari siswa wajib belajar dengan memandang layar handphone dalam waktu yang lumayan lama. 

Tidak hanya itu siswa merasa kurang fokus dikala belajar menggunakan handphone sebab ketika  belajar dapat bergeser ke aplikasi yang lain. Penyebab siswa kehilangan konsentrasi ketika belajar karena terlalu lama menatap layar handphone. 

Semua yang berkaitan dengan pembelajaran ada di handphone seperti materi yang diberikan oleh guru, tugas, hingga materi-materi dari sumber lain bisa didapatkan melalui web, sehingga menyebabkan siswa menatap layar handphone lebih lama dari biasanya.

4. Kurang dukungan orang tua
Orang tua cenderung kurang menyukai terhadap pendidikan jarak jauh. Hal ini disebabkan karena para orang tua belum terbiasa dengan kegiatan pembelajaran jarak jauh tanpa didampingi oleh seorang guru secara langsung. 

Hal yang biasanya dilakukan oleh guru sekang harus diambil alih oleh para orang tua walaupun sebenarnya tugas itu memang tugas dari para orang tua. Hal- hal tersebut dapat menimbulkan kecemasan bagi para orang tua. Ketika seorang anak membutuhkan motivasi dan semangat dari orang tua, justru para anak tidak mendapatkan hal tersebut.

5. Kesulitan siswa dalam memahami materi
Penguasaan konsep materi di awal pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap penguasaan materi selanjutnya, apabila siswa kesulitan memahami materi yang sedang di pelajari maka akan banyak siswa yang kurang mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. pemahaman materi ketika pembelajaran jarak jauh siswa cenderung masih mengalami kesulitan.

Penyebab kesulitan siswa dalam memahami materi ketika pembelajaran jarak jauh yaitu metode pembelajaran guru yang monoton. Guru hanya memberikan materi melalui media daring tertentu kemudian memberikan tugas tanpa membahas materi tersebut.

Dari beberapa masalah tersebut, berikut solusi bagi orang tua dalam mendampingi anak belajar di rumah :

1. Menciptakan suasana yang menyenangkan
Belajar dari rumah setiap hari dan dalam jangka yang lama tentu saja akan memberikan rasa bosan pada anak. Menatap layar handphone, laptop atau komputer dari pagi sampai siang dilanjut lagi dengan tugas-tugas lain yang diberikan. ditambahlagi suasana dirumah yang harus diubah menjadi suasana untuk belajar untuk anak merupakan tugas orang tua di rumah.

Cara menciptakan suasana rumah agar terasa menyenanggkan untuk anak belajar salah satunya yaitu dengan membuat ruangn belajar anak menjadi lebih nyaman, unik dan terasa berbeda dari biasanya. Selain itu juga bisa merubah layout ruangan belajar anak beberapa waktu sekali agar suasana tersebut tidak mudah membuat anak merasa jenuh. Agar selama pembelajaran dimulai orang tua bisa juga menyediakan selingan lagu atau makanan cemilan yang disukai anak.

2. Menyesuaikan gaya belajar anak
Orang tua adalah guru pengganti anak ketika sedang belajar di rumah, sehingga sebisa mungkin orang tua juga belajar memahami gaya belajar anak tersebut, agar tidak ada kesalahpahaman antara orang tua dan anak ketika sedang belajar. Selain itu, tujuan orang tua memahami gaya belajar anak juga untuk membuat anak lebih paham dan nyaman ketika belajar dengan orang tua dirumah.

3. Membuat daftar ceklis tugas
Agar tugas anak tidak terasa banyak dan menumpuk, sebaiknya orang tua dapat membantu anak dengan membuatkan daftar ceklis tugas anak. Kegiatan ini juga dapat menjadi selingan ketika anak sedang merasa bosan belajar di rumah. Daftar ceklis tugas ini bisa dibuat berwarna-warni dan menarik. Orang tua dapat mengajak anak meghias daftar ceklis tugas ini agar anak juga ingat dan tidak merasa terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan.

4. Memberikan feedback yang membangun
Setelah mendapatkan pelajaran maupun tugas dari guru, ada baiknya orang tua yang mendampingi anak belajar dirumah juga memberikan feedback atas apa yang sudah dikerjakan anak tadi. Feedback tersebut berupa feedback yang membangun, seperti mengulas kembali materi atau tugas anak dengan bahasa yang yang lebih sederhana dan mudah dipahami anak. Selain itu bisa juga orang tua menanyakan kembali pada anak bagian mana saja yang sekiranya anak belum memahami agar orang tua dapat meberikan penjelasan ulang pada anak.

5. Memotivasi Anak dengan Cara Kreatif
Apabila anak tidak semangat belajar di sekolah hingga biasanya guru yang baik hendak membuat atau menghasilkan motivasi belajar yang membuat anak kembali bersemangat. Lalu bagaimana jika hal tersebut terjalin di rumah? Bagaimana metode memotivasi belajar siswa? Selaku orang tua dapat membuat kompetisi antar anak yang belajar di rumah dalam menyelesaikan tugas- tugasnya. Misalnya siapa yang nilainya sangat besar, siapa yang dapat lebih dahulu menuntaskan tugas, siapa yang belajar tepat waktu dan sebagainya. Bagikan hadiah yang mendidik pada anak serta menarik untuk mereka. Metode pemberian apresiasi ini nampak simpel namun cukup menolong anak terdorong untuk senantiasa belajar meski suasana membosankan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun