Mohon tunggu...
annik khoirunnissak
annik khoirunnissak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa / Universitas Ahmad Dahlan

Akuntan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mendukung Akses Pendidikan dan Stabilitas Ekonomi melalui Efesiensi Kewajiban Fiskal Pajak

1 Juli 2024   02:28 Diperbarui: 1 Juli 2024   03:08 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru -- baru ini kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi polemik ditengah masyarakat. Pada pasalnya , kenaikan ini menjadi beban bagi para orang tua mahasiswa  yang berpenghasilan dibawah rata - rata. Pemerintah melakukan berbagai upaya percepatan hingga pada akhirnya 28 Mei 2024 , Pemerintah memutuskan untuk membatalkan kenaikan UKT . Hal tersebut di sampaikan oleh bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Nakarim , setelah adanya upaya tindak lanjut atas masukan masyarakat terkait dengan implementasi UKT tahun ajaran 2024 sampai 2025 dan beberapa perwakilan koordinasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) termasuk PTN berbadan hukum (PTN-BH). 

Hal ini mendorong adanya upaya penguatan sumber pendapatan domestik, terutama melalui peningkatan penerimaan pajak. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa realisasi penerimaan pajak hingga Mei 2024 mencapai Rp760,38 triliun. Jumlah ini setara dengan 38,23 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, sinyal retardasi itu tetap kita waspadai.

Pasalnya, capaian realisasi penerimaan pajak secara kumulatif pada April 2024 tercatat mencapai 31,38 persen, naik signifikan dari 19,81 persen pada Maret. Sementara capaian kumulatif dari April ke Mei hanya naik sekitar tujuh persen.

Pasalnya, rasio pajak Indonesia yang saat ini berada disekitar 10% menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk mengoptimalkan penerimaan pajak.Dasarnya menurut World Bank, Treshold tax ratio suatu negara memiliki rata rata standar 15%. Oleh karenanya dibutuhkan upaya peningkatan efesiensi pajak , pemerintah diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara yang kemudian dapat dialokasikan untuk sektor penting seperti dunia Pendidikan.

Pendidikan merupakan kunci utama dalam mewujudkan Generasi Emas 2045. Hanya melalui pendidikan, kita dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten, dan berdaya saing.


Meskipun memerlukan waktu yang tidak singkat, kita dapat mencapai tujuan tersebut dengan terus meningkatkan sistem pendidikan.

Dilansir dari data BPS pada 27 Mei 2024, 3,5 juta lulusan SMA tidak lanjut kuliah melainkan memilih untuk tidak bersekolah lagi atau bahkan memilih bekerja 65% diantaranya tidak melanjutkan kuliah karena terkendala pada biaya kuliah dan 35 % diantaranya terkendala pada hal lain. 

Melihat data ini, kita perlu berpikir kritis tentang masa depan generasi muda. Meskipun benar bahwa kuliah bukan satu-satunya jalan menuju kesuksesan, memperoleh pendidikan tinggi diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan di masa depan.

 

          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun