Mohon tunggu...
Annisa Mamluaturrahmatika
Annisa Mamluaturrahmatika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengenal Lebih Dekat dengan Ibukota Baru

4 November 2021   10:52 Diperbarui: 4 November 2021   11:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daya dukung lingkungan di ibukota saat ini, yaitu di Jakarta sudah rusak perlahan-lahan. Walaupun beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang ada di Jakarta sudah dilakukan namun tetap saja dampak negatif yang ditimbulkan akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan lahan dan daya dukung lingkungan yang ada di Jakarta sudah mulai menurun. 

Ditujukan dengan dampak negatif dari alam yang timbul di ibukota, seperti mulai dari segi pemukiman yang padat penduduknya sehingga dapat menjadikan pemukiman yang kumuh. 

Hal ini sangat wajar jika kebanyakan dari masyarakat Indonesia ingin tinggal di Jakarta karena merupakan ibukota bagi negara Indonesia tersendiri. Namun jika tidak terkontrol akan menimbulkan dampak yang akan kembali kepada masyarakat itu sendiri.

 Seringnya terjadi bencana banjir yang dapat menurunkan kualitas kebersihan air dapat dikarenakan pembuangan limbah yang tidak teratur dan sesuai pada tempatnya serta tidak dikelola dengan baik. 

Sehingga dapat menyebabkan saluran air yang tidak dapat mengalir dengan lencar dan semestinya. Dan juga jumlah resapan yang ada di daerah ibukota sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah debit air yang dikeluarkan pada saat musim hujan. 

Selain itu kepadatan kendaraan di Jakarta yang dapat meningkatkan polusi setiap jam bahkan harinya. Polusi udara yang dapat mengurangi kadar oksigen di udara dikarenakan semakin padat kendaraan yang ada di ibukota dan tidak sebanding dengan daya dukung lingkungan yang dapat meningkatkan kadar oksigennya.

Oleh karena itu pemerintah mencanangkan untuk memindahkan ibukota ke daerah yang memiliki daya dukung lingkungan yang masih tinggi dan memiliki kualitas lingkungan yang masih asri.

Daerah yang akan dituju untuk pemindahan ibukota batu adalah kalimantan timur. Kalimantan timur memiliki lahan hutan yang sangat luas yang dapat dijadikan sebagai pelestarian alam dan didalamnya terdapat berbagai macam flora dan fauna yang hidup sebagai salah satu daya dukung lingkungan hidup dan memiliki ruang terbuka hijau sebanyak 30%. 

Hal ini dikarenakan kalimantan sebagai paru-paru dunia. Tetapi jika dalam pengelolaannya yang tidak memperhatikan lingkungan hidup dengan baik maka dapat merusak ekosistem secara berkelanjutan. Kalimantan timur memiliki kadar air yang cukup tinggi jika pengelolaan alamnya dikelola dengan baik. Hal ini dikarenakan lahan hutan yang dimiliki banyak mengandung zat hara didalamnya.

Selain itu kalimantan timur memiliki rentan bencana alam yang relatif rendah dikarenakan sedikitnya ditemukan pertemuan lempeng bumi dan sangat kecil untuk terjadinya bencana tsunami. 

Hal ini dikarenakan kalimantan merupakan satu-satunya pulau di Indonesia dengan tingkat kegempaan yang elatif rendah. Terdapat eksploitasi sumber daya alam berupa batubara yang ada di kalimantan timur yang jika dilakukan secara berlebihan dan terus menerus dalam jangka panjang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lingkungan hidup yang ada di kalimantan timur.

Kalimantan timur memiliki lahan yang masih subur dan asri. Tetapi jika lahan itu dibuka untuk kepentingan ibukota baru tanpa memperhatikan lingkungan hidupnya dapat mempengaruhi ekosistem kedepannya. 

Oleh karena itu alangkah baiknya jika mengurangi pembukaan lahan yang masih subur yang digantikan dengan pemakaian lahan bekas eksploitasi sumber daya alam. Agar lahan subur ataupun hutan tidak terganggu ekosistemnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun