Mohon tunggu...
Annie Wahyuni
Annie Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Sustainabilty Provocateur

more than 15 years in real sustainabiltiy experience from the high mountain to deep ocean. graduate from environmental engineering, social and environment sustainability progress activist, mother of two incredible kids who love nature and social activity. All the article subject to private opinion

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ketika Aku dan Dia Memilih

30 Desember 2020   17:07 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:26 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun sebagai konsumen, kita wajib mengurangi sampah yang dihasilkan untuk lingkungan yang  yang lebih baik dengan menghemat luasan TPA sehingga lahan yang ada dapat digunakan untuk yang lain seperti taman bermain, atau jogging track. 

Beberapa tahun terakhir banyak industri yang telah berkomitmen untuk ekonomi sirkular "Circularity Research  before Producing"  seperti menggunakan kemasan yang lebih ramah lingkungan, yang mudah di dekomposisi oleh alam, yang lebih mudah di daur ulang bahkan mengunakan recycle content dalam kemasannya. 

Implementasi ekonomi sirkular ini oleh industri bukan hanya memberikan reputasi yang baik bagi industri itu sendiri, namun juga upaya penghematan sumberdaya, yang mungkin bisa menghemat biaya produksi, dan juga merupakan kontribusi dampak positif yang besar terhadap perkembangan sosial dan lingkungan. 

Karena penggunaan material yang mudah di daur ulang dapat menciptakan kegiatan pengumpulan, pemilahan dan pengolahan yang membutuhkan tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan dari pekerja tersebut. Pemerintah juga memegang peranan penting dalam hal ini yaitu memstimulasi para pihak untuk melakukan "green procurement" dan penerapan kebijakan yang berpihak pada ekonomi sirkular.

Dengan demikian, "Thinking before buying" adalah salah satu prinsip Ekonomi Sirkular yang bisa diimplementasikan oleh konsumen sebagai upaya untuk berinvestasi di dampak lingkungan dan sosial, dan perlu di dorong oleh industri untuk "Circularity Research  before Producing" dengan dengan memproduksi produk atau kemasan yang memiliki circularity tinggi sehingga industri juga bukan hanya berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi tapi juga dampak positif terhadap kelestarian lingkungan dan kemajuan sosial. 

Tak kalah penting, pemerintah memegang peranan penting, sebagai penjaga agar konsumen ,industri terus berkomitmen dalam ekonomi sirkular, dan mungkin bisa dimulai dari green procurement di aktivitas pemeritahan itu sendiri. Kini, suami saya pun menjadi salah satu konsumen di Indonesia yang menerapkan "Thinking before Buying". Dan ke depannya, saya percaya akan banyak konsumen yang seperti suami saya karena meningkatnya kesadaran untuk berinvestasi di kelestarian lingkugan dan kemajuan sosial.

pexels.com
pexels.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun