Mohon tunggu...
annie vincent
annie vincent Mohon Tunggu... -

wanita biasa, yg ingin menjadi anak,istri,dan ibu yg baik

Selanjutnya

Tutup

Catatan

lagi tentang wanita..(cerita sedih)

7 Juni 2015   02:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:19 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku punya sahabat namanya elis, kami ketemu sekitar tahun 2005, pertama kali gw kerja di daerah jakbar, yang kebetulan tempat kerja ku dan dia berdekatan, singkat cerita kamipun menjadi teman kost kurang lebih tiga tahun. Elis adalah orang yang berfikiran maju biarpun berasal dari kota santri yang lumayan fanatik, cukup ambisius, smart, mandiri, tegas dan paling gak suka merepotkan orang lain, gengsinya lumayan tinggi menurutku.
aku paling suka dengan ketegasanya, juga kemanidirannya, dibanding aku yang kadang sibuk mengobral keluhanku sendiri dengan curhat ke dia atau orang lain, sementara elis sangat tertutup (terutama tentang masalah dengan kekasihnya), masalah yang menurutku bukan masalah malah kadang dia ceritakan ke orang tuanya. Sambil kerja dia pun kuliah sore harinya, padahal gajinyapun mungkin tak lebih sedikitpun jika harus membiayai kuliah dan kebutuhanya, tapi dia tetap dengan semangatnya, ingin pulang kampung dan memajukan kampun halamanya nanti jika dia sarjana.

Tapi di tengah perjalanan semua berubah haluan apalagi setelah dia mengenal kekasihnya.

setelah elis punya pacar kami tak kost bareng lagi, ada ketidak cocokan, entahlah kenapa sampai seperti itu. Tapi kami masih tetap berteman baik, meski tak lagi tidur bareng lagi dengan seseorang yg bisa mencerikan hal yang sama setiap hari sampai tengah malam, bahkan menjelang pagi.

Tahun 2007 elis beritahu aku, bahwa dia sudah nikah siri dengan pacar dia, sebut saja AA, menurut dia orang tua di kampung memaksa mereka menikah mendadak, hanya karena AA main ke kampungnya. Memang sangat wajar karena di sana lumayan fanatik dan sangat islami, padahal dia hanya ingin mengenalkan kekasihnya ke orang tuanya.

Pesanku sama dia jalani saja jika kamu yakin.
Hubunganku dengan diapun makin renggang, masing-masing dari kami sibuk, aku sibuk dengan pekerjaanku, begitu juga dengan dia, sibuk dengan kehidupan barunya.

Beberapa bulan kemudian, mereka resmikan pernikahan mereka, supaya mereka bisa hidup layaknya suami istri. Karena selama mereka hanya nikah siri, Elis tetap tinggal bersama kakaknya. Elis seorang yang sangat perfectionis, dia gak mau jadi bahan omongan orang / tetangga kakanya.

Setelah dia dan AA tinggal bareng kami makin jarang berkomunikasi, bahkan smspun, dan menurut elis, komunikasi dia dibatasi oleh suaminya, aku baru tahu th 2009 ini, setelah akhirnya aku gabung di kantornya as frelance sales.

aku makin dekat lagi dengan Elis setelah kami sekantor, dia sangat kurus, dari yg dulu lumayan montok saat kost denganku, hubunganku dengan AApun lebih baik, karena kami sering ketemu, saat dia jemput Elis.
sampai akhirnya aku lihat sering banget dia gak masuk kantor. Dan kata bos juga temen-temen yang lainpun bilang memang setelah menikah Elis sering gak masuk kantor.

Dia gak pernah terbuka sedikitpun, walau aku tau dia punya masalah, hanya sekedarnya dia bercerita, dan terus juga aku menyemangati dia.
Yang aku tau dia gak suka sama kakak iparnya dan keluarganya, dia pingin cerai saja dengan suaminya. Tapi tak pernah beritahu aku apa alasanya, dan aku paling benci dengan perceraianya, aku cuma minta dia pertimbangakan lagi.

Semakin hari masalah semakin banyak yang dia hadapi, sekitar pertengahan 2009, Kakak iparnya sakit, hanya beberapa hari di rawat meninggal, terlalu singkat memang. Penyesalan yang paling besar adalah bahwa dia tak pernah berprasangka baik terhadap kakak iparnya, bahkan dia sangat membencinya.

sebulan kemudian, suaminya (AA) sakit, di rawat di rumah sakit, Elis yang aku lihat agak cuek, bahkan dia lebih rajin masuk kerja dari pada mendampingi suaminya di RS. Oh yah, saat itu Elis lagi hamil muda lho.
sekitar hampir 1 bulan di rawat, AA-pun meninggal.
hhhmmmm.... berat sekali bukan...
setiap hari yang bisa ku lakukan cuma membuat dia agar lebih bersemangat lagi.. Dalam keadaan hamil ditinggal suami pula... aku sendiri bingung how to make her stronger..

Hanya beberapa minggu saja dia cuti, dan dia balik lagi dengan semangatnya, i just tell her, hiduplah buat calon bayimu...
Aku lihat dia cukup bersemangat, aku juga tetap setia ndampingi dia, sampai akhirnya tiba saat dia melahirkan sekitar oktober 2009.
Dia mulai bersemangat, bahkan dia ingin merawat anaknya sendiri, karena kalau menurut aku lebih baik jika orang tua Elis lah yang merawatnya. Tapi Elis sangat bersikeras dia ingin merawat anaknya sendiri, akhirnya diapun membawa anaknya ke Jakarta (*Dia melahirkan di kampungnya saat setelah lebaran kurang lebih).

Benar saja Elis terlihat sangat capek, karena siang kerja, malam harus mengurusi anaknya, sementara umur anaknya masih sangat kecil yang tentu saja sangat membutuhkan perhatian penuh.
Saat umur sekitar 3 bulan anaknya sakit, akhirnya orang tuanya memutuskan untuk membawa dia ke kampungnya.
Beberapa hari di rawat akhirnya anaknya pun meninggal.
hiks... really wanna cry when i'm writing this story...

Makin gak tau bagaimana aku memberi dia semangat.
Diapun cuti hampir 1 bulan, saat itu datang teman AA yang kebetulan adalah mantan rekan kerjanya dulu, elispun kenal dengan teman AA ini, apalagi dia sekarang sudah menjadi salah satu customer kami karena Elis.
Teman AA kaget saat kami kasih tahu bahwa anak Elis meninggal.
Tapi..... satu hal yang mebuat kami (saat itu aku, bos dan satu teman kerja kami) kaget mendengar cerita teman AA ini.

Menurut teman AA ini, mungkin kematian ke 3 oarang itu, yg secara berurutan dalam waktu kurang dari setahun (Kakak AA, AA, dan anak Elis) karena di guna-gunai oleh istri tua AA.
WTH is it?? sementara setahu kami AA single saat menikah dengan Elis.
tapi dia bilang, si AA sudah menikah dan punya 1 anak.
Elis memang telat tahunya, Elis selalu minta cerai tapi AA tidak mengabulkan, yang membuat istri tuanya sakit hati, karena AA lebih memilih Elis.
Dan Elis pernah mencoba bunuh diri minum baygon. Begitu cerita menurut teman AA.

tentang minum baygon dibenarkan oleh si bos dan temanku, bahwa Elis pernah gak masuk, karena keracunan obat nyamuk. (aku tidak tau cerita itu, karena aku belum bekerja dengan mereka).

Makin pusing aku tahu cerita tentang Elis.
Saat di balik ke Jakarta, aku tanya dia tentang cerita temanya itu. dia hanya diam, tapi aku tahu dia kaget karena aku tahu cerita itu.
Tapi syukurlah lambat laun dia kembali bersemangat, sampai beli motor untuk dia mondar mandir, akhir tahun 2010 aku keluar dari kantor.
Komunikasi kami sedikit berkurang karena dia gak pegang HP jg. sampai akhirnya sekitar April dia keluar dan pulang kampung. Yang aku tahu dia bekerja di Surabaya, terakhir kami saling contact sekitar bulan Juli 2011.

Tapi kabar duka kembali aku terima, 1 Agustus 2011 "Elis berpulang menyusul suami dan anaknya"
mungkin ini yang terbaik, yang menurut aku adalah pilihan Elis, dia tak benar2 bersemangat menjalani hidup. semoga Tuhan permudahkan jalannya.

Kenapa aku ingin share ini, aku hanya gak ingin ada Elis2 lain, kita butuh pundak orang lain untuk sandarkan sedikit beban di kepala kita.
Kita butuh keluarkan smua beban berat, yang menurut kita adalah aib, dan selalu ada telinga yang siap mendengar kita selain Tuhan.
Kita butuh berbagi bukan hanya materi, kebahagiaan, tapi cerita pahit, supaya orang lain lebih berhati-hati.
We need share, to make them aware..

Kita butuh orang lain Elis....
Dan andai lo tau, aku selalu siap menjadi pundak untuk sandaran kepalamu...
dan aku share cerita tentangmu, agar orang lainpun berani bercerita sepahit apapun kisahnya, tak perlu malu...
Karena di setiap beban penderitaan, kesulitan yang IA hadirkan, selalu ada rencana Indah untuk kita, as i always told u right........
just scream out, all your problem, together surely will be better...

aku minta maaf jika akupun terlalu sibuk dengan hidupku akhir-akhir ini
seharusnya aku lebih bijak membagi waktuku untuk berkomunikasi denganmu atau orang lain lagi...

Love you always....

#tulisan ini pernah saya posting di kaskus via account suami

http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000010077203/pahitnya-kehidupan-true-story

smoga elis tak keberatan ku tulis cerita tentangnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun