[caption id="attachment_215294" align="aligncenter" width="459" caption="Anak-anak diantara show dangdut Foto downloaddangdut.wordpress.com"][/caption]
Rencana FPI untuk membubarkan konser Jennifer Lopez di Jakarta nanti, kali ini terasa berlebihan. Waktu Lady Gaga diboikot mungkin masih bisa dimengerti karena selain sering berbaju sangat minim di setiap video dan konsernya, Lady Gaga kerap membuat pernyataan dan video kontroversial yang menyinggung hati umat beragama terutama kalangan Kristen. Contohnya kasus video klip Judas dan kritik tajamnya terhadap Paus Vatican yang menentang pernikahan sesama jenis (Gay Marriage).
Tapi ketika konser Jennifer Lopez juga mau dibubarkan, sebaiknya FPI mempelajari dulu lebih seksama karena J Lo tidak seheboh Lady Gaga masih seimbang dengan Katy Perry yang waktu itu konser di Indonesia. Bahkan dibandingkan dengan penampilan para penyanyi dangdut yang sering mengadakan konser dangdut diberbagai kota terutama daerah pinggiran baik dengan orkes lengkap atau organ tunggal. Para penyanyi dangdut itu penampilannya jauh lebih vulgar dibandingkan J Lo. Apalagi konser dangdut itu kebanyakan gratis sehingga disaksikan ratusan anak-anak pula. Bandingkan dengan konser Jennifer Lopez yang harga tiket termurahnya Rp 800.000,- Hanya kalangan berduit saja yang mampu membeli tiket konser J Lo dan mereka pasti mengerti untuk tidak membawa anak kecil ke konser tersebut.
Jika ada yang berpendapat bahwa konser Jennifer Lopez berpotensi merusak ahlak generasi muda di Indonesia sementara konser para penyanyi dangdut itu paling dilihat ditingkat RT atau lingkungan sekitar konser dangdut itu diadakan, jadi 'daya rusaknya' lebih ringan daripada konser J Lo, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar, karena dangdut sudah go international lewat Youtube semua bisa lihat konser dangdut erotis yang terjadi diberbagai pelosok tanah air lewat Youtube. Buktinya coba ketik kata dangdut di Youtube maka akan muncul 44.600 video, atau kata dangdut koplo muncul 15.400 video Dangdut Hot akan muncul 11.400 video dan masih banyak jenis videonya misalnya dangdut pantura, dangdut sexy dll. Sekitar 80% video itu menampilkan konser para penyanyi dangdut yang tarianya erotis dengan bajunya sangat minim, transparan bahkan mereka sudah tidak malu-malu memperlihatkan dada dan cdnya.
[caption id="attachment_215295" align="aligncenter" width="480" caption="Penyanyi Dangdut disawer penonton foto www.tube.7-sb.com"]
Jika video sudah di unggah ke Youtube itu berarti bisa dilihat semua orang di seluruh penjuru Indonesia dan diberbagai belahan dunia selama ada jaringan internet. Jadi konser dangdut vulgar itu tidak hanya mempengaruhi masyarakat sekitar konser itu diadakan tapi sudah bisa disaksikan secara global. Buktinya banyak berbagai komentar dalam bahasa Inggris dan bahasa lain yang mengkritik dan mengomentari penampilan para penyanyi itu hal itu menunjukan bahwa Dangdut sudah go international lewat Youtube. Coba perhatikan video-video dangdut itu di Youtube apa mencerminkan karakter bangsa Indonesia yang agamis?
Fakta mengejutkan, para penyanyi dangdut yang penampilannya sexy dan tariannya erotis, seperti Mela Barbie justru menjadi Ratu di Youtube karena seluruh video Mela Barbie diperkirakan dilihat lebih dari 12 juta kali, memecahkan rekor video penyanyi wanita Indonesia yang videonya terbanyak dilihat di Youtube. Bahkan seorang Agnes Monicapun jumlah klik seluruh videonya di Youtube masih dibawah Barbie. Mela Barbie adalah primadona Youtube dia sedikit lebih unggul daripada Dewi Persik dan Julia Perez karena dia paling seronok dibanding kedua penyanyi itu padahal Jupe dan Depe sudah termasuk berani ternyata ada yang lebih ‘gila’ lagi dari mereka berdua, video J Lo juga kalah 'Hot' nya. Tapi karena Mella Barbie mulai ngetop bahkan sempat muncul di talk show TV. Rupanya para penyanyi lain yang belum terkenal tidak mau kalah, video-video dangdut terbaru tahun 2012, kostum, syair dan tariannya lebih vulgar lagi daripada tahun-tahun sebelumnya.
Salah satu penyebabnya adalah karena konser dangdut itu sebagian besar gratis (penonton tidak beli tiket, penyanyi dan orkes biasanya dibayar penyelenggara atau sponsor) akhirnya para penyanyi dan orkes pengiringnya lebih banyak mengharapkan saweran dari para penontonnya untuk nambah pemasukan. Demi mendapatkan saweran besar akhirnya para penyanyi itu seolah berlomba mengexploitasi tubuhnya dengan busana yang super minim dan ditambah tarian yang sangat erotis. Apakah penampilan erotis dan sensual para penyanyi dangdut itu sesuai karakter bangsa? Apakah mereka tidak berpotensi merusak moral generasi muda karena konsernya banyak dilihat anak-anak? sungguh ironis karena seperti peribahasa, kuman disebrang lautan nampak gajah dipelupuk mata tak nampak. Ada bagusnya sebelum memboikot sebaiknya FPI nonton dulu video dangdut di Youtube.
*Artikel ini sudah diedit dan update dari aslinya dengan demikian kesalahan sudah diperbaiki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H