Mohon tunggu...
Ansara
Ansara Mohon Tunggu... wiraswasta -

Suka Musik, Sejarah dan Fotografi FB Annie Sabri, Twitter @4nsar4

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Beli RBT Jika Harga Lagu Murah?

25 Agustus 2012   14:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:20 1599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_208664" align="alignright" width="360" caption="ilustrasi illegal download "][/caption]

Pada saat penikmat musik diluar negri terutama di Amerika sudah mulai membeli lagu secara legal download (unduh resmi) dari internet, sebagian besar masyarakat Indonesia lebih suka beli RBT (Ring Back Tone) padahal harga 1 lagu utuh dan legal itu tidak terlalu mahal dan bisa dinikmati seumur hidup. Harga 1 lagu yang diunduh dari internet itu 0,99 Dollar atau sekitar Rp 8.500,- bahkan ada yang menawarkan dalam bentuk paket yang lebih murah lagi. Sementara RBT harganya antara Rp 3000 - Rp 5000,- itupun hanya maksimal 3 bulan dan hanya 30 detik. Berarti masyarakat Indonesia rela membayar mahal untuk bisa menikmati lagu selama 30 detik saja. Tapi untuk beli lagu secara utuh, masih suka download gratisan dari internet.

Akibatnya para musisi Indonesia banyak berharap dari RBT untuk bisa menuai keuntungan padahal bagi para musisi menjual RBT itu sungguh menyakitkan karena sudah susah payah mencipta lagu mulai  proses membuat 1 lagu itu dari mentah hingga taraf diaransemen secara apik tapi pada akhirnya lagu yang biasa berdurasi max 4 menit itu harus dipotong hingga 30-40 detik untuk RBT. Benar-benar pemangkasan kreatifitas.

Seandainya pemerintah Indonesia lebih aktif melawan illegal download dan ada pengusaha yang mau serius menekuni bisnis toko lagu digital diinternet seperti iTunes, amazon dan menjual berbagai lagu Indonesia mungkin nasib para musisi Indonesia bisa lebih baik apalagi hasil penjualan CD legal sudah sangat menurun dan musisi Indonesia tidak terbiasa konser dengan menjual karcis akhirnya sumber pendapatan para musisi Indonesia semakin berkurang.

Jika pemerintah Indonesia belum terlalu serius melawan illegal download diinternet, Perang panjang pemerintah Amerika melawan illegal download sudah dimulai tak lama sejak teknologi MP3 ditemukan, setelah bertahun-tahun pemerintah dan para musisi disana bekerja sama melawan illegal download, hasilnya mulai terasa 3 tahun terakhir ini. Walaupun saat ini penjualan lagu digital belum sehebat penjualan lagu secara fisik (Piringan hitam, kaset,CD) namun perlahan tapi pasti masyarakat diluar negri mulai terbiasa download lagu secara legal untuk menghargai jerih payah para musisinya.

[caption id="attachment_208669" align="aligncenter" width="481" caption="grafik penjualan musik digital di Amerika foto hi-media.com"]

13459042862036641563
13459042862036641563
[/caption]

Untuk menutupi kerugian dari hasil penjualan CD yang menurun dan penjualan lagu digital yang belum ramai, para musisi asing masih punya kelebihan dibandingkan musisi Indonesia yaitu mereka terbiasa menggelar konser dengan menjual karcis dari awal dimulai karirnya. Sehingga ketika penjualan CD menurun drastis dan illegal download masih marak diinternet mereka masih bisa menuai keuntungan dari konser dan penjualan merchandise (kaos, gelas, topi dll) itulah sebabnya musisi asing lebih agresif menggelar konser keberbagai negara termasuk Indonesia dan sudah bisa diduga musisi terkenal yang konser disini walaupun harga tiketnya sangat mahal tapi tetap saja karcisnya laris manis terjual habis. Kenyataan yang menyakitkan bagi para musisi Indonesia.

Seandainya era penjualan musik digital secara resmi menular ke Indonesia dan masyarakat mulai terbiasa membeli lagu secara legal dari internet hal itu tentu menguntungkan para musisi dan yang telibat dalam industri musik karena jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 280 juta adalah pangsa pasar yang sangat menggiurkan apalagi jika kondisi ekonomi semakin membaik. Jika harga 1 lagu utuh sekitar Rp 8000 sekali unduh dari internet dan harga 1 album digital sekitar Rp 40.000,- (harga album digital lebih murah dibanding harga CD resmi yang berharga minimal Rp 70.000,-) belum lagi ada berbagai penawaran paket harga lagu murah, masa sih penikmat musik Indonesia masih tak mampu beli minimal 1 lagu utuh saja secara resmi padahal konser musisi asing yang harga karcisnya paling murah Rp 400.000,- banyak orang Indonesia yang mampu beli. Terbukti dari hasil penjualan karcis yang sebagian besar selalu terjual habis.

Dibawah ini adalah grafik penjualan lagu tahun 1977-2012 sumber dari RIAA (Recording Industry Association of America)â–¼

[caption id="attachment_208667" align="aligncenter" width="462" caption="Singles sales foto www.dgrdo.com"]

13459027241007731476
13459027241007731476
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun