Curhatan Bunda Milenial juga memiliki beberapa bagian cerita.  Pembagian alur dan sharing experiences ini sangat berurutan  sehingga kita, para pembaca, mampu menyelami apa yang terjadi di hidup Laila mulai dari awal hingga titik terpenting yaitu membangun akhlak dan peran orang tua di poin ini.
Bab 1. Orang Tua Milenial
Di bab awal ini Laila mengajak kita untuk mengenal siapa dia (khususnya mengenai karakter). Â Bagaimana dan seperti apa sang suami. Â Saat dia bertemu suami dan akhirnya sepakat menikah. Â Ada juga cerita tentang memiliki anak sulung (Omar) lalu mendapatkan rezeki anak kedua (Tsabit) dalam waktu yang tidak lama. Â Jadi Omar sudah memiiki adik saat usianya menginjak 2 tahun. Â
Kemudian ada asa dan pendapat pribadi Laila tentang konsep sebuah keluarga muda. Â Apa yang dia lakukan untuk keluarganya, lalu tentang bagaimana melaksanakan fungsinya sebagai istri dan ibu, berbagi tanggung jawab dengan suami, kebiasaan sehari-hari yang perlu ada batasan serta aturan. Â Fokus dan konsep prioritas dalam keluarga, berkolaborasi dengan suami sebagai orang tua baru adalah 2 poin penting yang ingin Laila sampaikan untuk buku Curhatan Bunda Milenial di bagian pertama ini.
Membaca setiap lembar yang terbagi atas beberapa sub judul, keringkasan cara berpikir Laila tampak begitu terwakilkan. Â Yang pasti unsur penerimaan diri atas status baru sebagai seorang istri dan ibu harus dikedepankan. Â Tetapi bukan berarti dengan menikah seorang perempuan langsung berubah menjadi orang lain. Â Menikah bukan berarti kita tidak bisa (tetap) menjadi diri sendiri. Â Bukan juga berarti bahwa sang ibu harus terenggut kebebasannya. Â Menikah bukan berarti hidup seorang perempuan berhenti disitu.
Istri sejatinya juga adalah jantung rumah dan salah satu sumber kebahagiaan keluarga.
"Istri adalah jantungnya rumah, itulah kepercayaan yang kuanut. Karena, bagaimanapun yang membawa suasana rumah adalah seorang istri. Â Bagaimana perasaannya, menentukan suasana rumah saat itu. Â Ketika hatiku bahagia, seisi rumah pun dapat merasakan aura positif. Namun, jika hatiku membuncah, suami dan anak-anakku pun dapat merasakan aura negatif tersebut. Â Seperti, rumah tidak hanget, berbicara seperlunya, bahkan aku mampu diam seribu bahasa"Â (Catatan Untuk Suami, Istri adalah Jantung Rumah, Curahan Bunda Milenial, Lailda Dzuhria, 8)
Kebersamaan dengan suami, sebagai orang tua milenial, melabuhkan Laila pada keinginan agar bisa menjadi orang tua bak Rasulullah SAW. Â Mengikuti apa yang diajarkan oleh sang Nabi. Â Bagaimana dia menginginkan agar bisa bertutur baik serta merendahkan nada suara kepada kedua buah hatinya. Â Karena anak adalah teman setia, bukan musuh. Â Memperlakukan anak bak raja akan terasa saat di hari tua nanti. Â Merekalah nanti yang akan terus menemani kita. Â Bukan rekan, pekerjaan apalagi uang.
Bab 2. Suka Duka Bunda