Mengisi waktu sembari mengasuh, Laila tidak melupakan kegemarannya pada dunia tulis menulis. Â Di sela-sela mengurus anak, Laila menulis banyak catatan-catatan penting dari pengalamannya sehari-hari. Â Hal-hal bermakna yang kemudian terurai dalam banyak quote yang tujuannya utamanya adalah sebagai pengingat diri. Â By the time, catatan-catatan ini menjadi semakin banyak. Â Menumpuk dari hari ke hari. Â Terkumpul satu persatu hingga akhirnya memutuskan untuk membukukannya. Â
Semua yang dituliskan lahir dan bersumber dari pengalaman pribadi yang ingin dibagikan kepada publik. Â Bagaimana Laila ingin berbagi bahwa menikah itu bukanlah melulu tentang kisah indah seperti di negeri dongeng. Â Memasuki kehidupan baru sebagai istri, nyatanya seorang perempuan harus mampu beradaptasi. Â Banyak hal yang musti didamaikan lewat hati terlebih dahulu. Menyesuaikan diri dengan suami, dengan mertua, dengan ipar, bahkan berdamai dengan diri sendiri.
Laila, lewat buku ini juga ingin memberikan gambaran kepada calon pengantin, calon ibu, ibu-ibu muda tentang proses hidup seusianya yang penuh dengan pembelajaran. Â Laila ingin agar lewat banyak kisah pribadi yang dia uraikan, semua pembaca dapat menarik hikmah tanpa dengan maksud menggurui tapi menempatkan diri sebagai orang yang terus menerima ilmu kehidupan dari berbagai kejadian yang dia alami sendiri, bersama suami dan kedua anak lelakinya yang bertumbuh kembang dalam pengasuhannya. Jadi sub judul yang bertuliskan "Tak Kenal Waktu Untuk Menimba Ilmu" semakin menyempurnakan pesan terdalam dari isi buku Curhatan Bunda Milenial.
Laila akhirnya mencari ilustrator yang mampu menyempurnakan kalimat-kalimat yang sudah dia susun agar dapat ditampilkan juga dalam bentuk visual. Â Sama persis saat saya ingin melahirkan buku solo perdana. Â Menghadirkan tulisan yang dilengkapi dengan ilustrasi rasanya lebih seru, lebih "berbicara", juga bisa memberikan sentuhan estetik bagi buku itu sendiri. Â Bertemulah Laila dengan Tanti Amelia, doodle artist yang memberikan pekerjaan artistik untuk buku Curhatan Bunda Milenial ini.
Beberapa hasil karya Tanti Amelia saya hadirkan disini, berkolaborasi dengan sentuhan design Canva saya, agar para pembaca turut menikmati sajian indah yang sudah tercipta dari tangan seniman doodle, yang lagi-lagi berada dalam satu lingkaran pertemanan dengan saya dan Laila.
Menelusuri Isi Buku Curhatan Bunda Milenial
Buku yang diterbitkan oleh Stiletto Indie Book pada Juni 2020 ini terbagi atas 4 Bab dengan beberapa lembaran khusus berisikan surat-surat kecil yang mewakili Laila sebagai Ibu. Â Ada juga rangkaian kalimat menyentuh yang mewakili persaan si sulung, Mohammad Omar. Â Kemudian ada juga prakata dari para ahli, khususnya para psikolog yang menguasai area psikologi anak-anak.
Saya sedikit mengutip tulisan dari Vera Itabiliana Adiwidjojo, S.PSi. Seorang psikolog anak dan remaja yang berpartisipasi memberikan prakata. Â Di paragraf terakhir beliau menuliskan rangkaian kalimat seperti berikut ini.
"Di dalam buku ini, Penulis menggambarkan bagaimana penghayatannya atas peran-peran tersebut (sebagai istri dan ibu). Â Setiap perempuan pasti punya penghayatan berbeda sehingga tidak bisa disalahkan apalagi dihakimi. Â Bagi para perempuan lainnya, khususnya yang termasuk dalam generasi milenial, tulisan ini dapat menjadi pembelajaran sekaligus penguatan jika ada yang mengalami hal yang hampir serupa. Â Ditulis dalam gaya bahasa yang puitis, ekspresi emosi dari berbagai kejadian dalam cerita dapat tertangkap dengan jelas oleh pembaca"
Saya setuju dengan pendapat di atas karena pada kenyataan tulisan Laila dalam Curhatan Bunda Milenial ini bagaikan membuka sebuah diary pribadi. Â JIka diary bagi orang lain adalah rahasia, hanya untuk dibaca dan dinikmati sendiri, Laila justru bersemangat untuk membagikannya kepada publik. Â Jadi apa yang kita dapatkan dari setiap lembar adalah sebuah kisah nyata dan pergolakan emosional yang dialami Laila.