Sederhana sebenarnya. Widya mengingat aturan adat tersebut. Dia tak ingin agar Btari yang disayangi dan Bayu yang dia hormati, mendapatkan cibiran dari keluarga almarhum Ayahnya, Arthur. Dia juga tak ingin posisi almarhum Ayahnya tergantikan. Pun sesungguhnya secara hukum normatif di Indonesia bahwa lelaki dan perempuan yang berbeda keyakinan tidak dapat dinikahkan kecuali jika salah seorang diantaranya mengalah dan pindah ke keyakinan pasangannya.
Larangan itu pun sempat disampaikan oleh salah seorang saudara dari pihak Arthur, yang secara sengaja datang ke rumah Btari dan mengingatkan Btari akan aturan adat tersebut.
Tanggapan Btari sesungguhnya cukup dewasa. Hanya saja tentu hal ini membuatnya terpukul. Apalagi Widya secara langsung mengutarakan keberatannya pada Bayu.
Mereka yang Berada di Sekeliling Btari dan Bayu
Btari dan Bayu beruntung. Mereka mempunyai anak-anak yang mapan dan berlimpah dengan kedamaian hidup. Hidup mereka tidak kekurangan. Dilengkapi dengan keturunan tak seorangpun dari mereka yang secara finansial memberatkan orangtuanya.
Penokohan anak-anak ini tampak mengalir berlembar-lembar. Mereka juga dihadirkan sebagai "aku" dengan point of view pribadi masing-masing. Pendapat mereka tentang masa kecil, masa sekarang, juga tentang hubungan Btari dan Bayu.
Dengan bercerita dengan cara begini, membuat kita, para pembaca, semakin memahami karakter mereka yang berada di sekeliling Btari dan Bayu.
Anak-anak Btari misalnya. Ada garis merah yang menghubungkan antara Ndalu, Widya dan Dimas. Mereka menyatakan hal yang sama yaitu bagaimana Ibu mereka harus bertahan, mengalah, dan memahami karakter sang Ayah yang keras dan tegas, khas lelaki Batak. Bagaimana sesungguh mereka ingin agar Ibu mereka meninggalkan sang Ayah dan hidup terpisah dengan meninggalkan semua tekanan hidup. Tapi Btari, seorang wanita Jawa yang patuh dan menjunjung tinggi kesucian sebuah lembaga pernikahan, nyatanya tetap menjaga keutuhan rumah tangganya diantara ribuan titik air mata. Hingga akhirnya pernikahan tersebut terputuskan oleh kematian.
Anak-anak Bayu tidak memunculkan konflik sama sekali. Baik Dimas maupun Sinta sangat mendukung apapun keputusan Ayah mereka. 12 tahun sudah terpisah raga dengan almarhumah ibunya, mereka menyadari bahwa Btari telah berhasil menghangatkan kembali cinta yang telah terkubur lama di hati Bayu.
Terhanyut Hati Saat Membaca Keagungan Manah
Saya sempat beberapa kali harus mengusap air mata saat sampai di beberapa paragraf atau bagian cerita yang menyentuh hati.