Mohon tunggu...
Annie Nugraha
Annie Nugraha Mohon Tunggu... Seniman - Crafter, Blogger, Photography Enthusiast

Seorang istri dan ibu dari 2 orang anak. Menyukai dunia handmade craft khususnya wire jewelry (perhiasan kawat), senang menulis lewat blog www.annienugraha.com dan seorang penggemar photography

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tirtagangga Water Palace, Jejak Asri di Relung Karangasem, Bali

4 Mei 2021   13:06 Diperbarui: 4 Mei 2021   13:16 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nawa Sanga | Foto : dokumentasi pribadi

sisi kanan danau yang menjadi spot foto terfavorit para pewisata / dokpri
sisi kanan danau yang menjadi spot foto terfavorit para pewisata / dokpri
Kolam/Danau yang sebelah kanan adalah premises yang sungguh fenomenal.  Terkenal sejagad dunia media sosial.  Di kolam ini ada pijakan-pijakan batu yang berbaris dan meliuk cantik menemani sekian banyak patung berukir yang juga luar biasa indahnya.  Air mancur kecil pun ada di beberapa titik.  

Saat saya datang sampe mau pulang, kolam ini tak putus oleh antrian wisatawan yang mau berfoto.  Semua tampak bersabar dan berdiri dalam beberapa posisi yang memberikan kelegaan bagi pengunjung lain yang sedang mengabadikan kenangan mereka di Tirtagangga.  Saya? Aduh entar aja deh.  Antriannya terlalu panjang ya gaes.  Saya lebih memlih untuk berkeliling dan mengabadikan spot-spot lain yang juga ciamik tak terkira.

Sementara danau/kolam yang berada di sisi kiri ukurannya 2 kali lebih luas dibandingkan dengan yang di sebelah kanan.  Ada 2 jembatan di ujung awal dan akhir dengan ukiran 4 naga, dan lahan panjang yang menghubungkan ke-2 jembatan ini.  Lahan ini dilengkapi dengan beberapa kolam berukir dan air mancur kecil.  Rumput gajah bertebaran melengkapi hijaunya jalur yang saya lewati.  Tak terlihat secuil pun bekas kerusakan ketika tempat ini diterjang erupsi Gunung Agung pada 1963.

Di danau ini disediakan kapal-kapal kayu yang disewakan bagi para wisatawan.  Asik juga kali ya mendayung pelan-pelan di air yang setenang itu.  Apalagi sambil membawa makanan untuk ikan-ikan berukuran besar yang tumbuh sehat, lincah berenang kesana kemari.  Pinter banget berenangnya.  Bahkan ada beberapa yang mampu mempraktekkan posisi snorkling.  Posisi dengan badan 1/2 nongol dan bibir yang terlihat ngap-ngap di ujung air.  "Menggiurkan banget itu buat digoreng," canda Dwi.  Saya terkekeh-kekeh.  Kalo dah segede itu kok malah ngeri ya saya.

Gemercik Merdu di Tirtagangga

Persis di belakang kolam/danau di sisi kanan ini, ada sebuah air mancur tinggi bernama Nawa Sanga.  Air mancur berbentuk menara kerucut bertumpuk 9 ini dikelilingi oleh sebuah kolam air dan beberapa patung serta kolam yang lebih lebar lagi di bagian bawahnya.  Gemercik dan cipratan kecil air yang berasal dari menara menyentuh indera pendengaran dan kulit wajah saya saat sedang berpose di sini.  Air yang mengalir  dari pancuran-pancuran kecil di banyak sudut kolam juga menyempurnakan kekaguman yang hingga detik itu tidak terbantahkan.

Sementara di depan Nawa Sanga ada sebuah kolam persegi panjang penuh dengan tanaman/bunga Lotus.  Tempat ini juga cantik, meski kali ini kolam lebih banyak dipenuhi oleh dedaunan lebar ketimbang bunganya yang sedang tidak merekah.  Di sekeliling kolam, ada beberapa daun pisang yang meski pendek tapi berbatang kokoh, menambah daftar keindahan Tirtagangga sesiangan itu.

Sampai di bagian paling belakang dari Tirtagangga yang mengarah ke sebuah bukit kecil, lewat foto yang diabadikan oleh Dwi, saya menemukan sebuah lahan khusus yang sepertinya (mungkin) sering digunakan untuk upacara adat.  Dinaungi oleh sebuah pohon yang sangat besar, di sini ada sebuah panggung kecil yang dikelilingi oleh beberapa patung yang berpose layaknya penari.  Tangga untuk mencapai area ini lumayan tinggi loh.  Makanya saya akhirnya membatalkan niat untuk masuk dan melihat sendiri.

Yang menarik justru adalah kolam yang berada persisi di depan tempat ini.  Luas dengan kedalam sekitar 1.5m, kolam dengan air yang berasal dari sumber mata air yang ada di sebelahnya ini, bisa digunakan oleh pengunjung untuk berenang. Waahh seru banget nih.  Sayang, saya gak bawak baju renang.  Dan tak tau pulak kalau memang ada kolam renang di dalam Tirtagangga.

Persis bersebelahan dengan kolam renang, ada satu tempat tertutup yang tidak bisa dimasuki oleh masyarakat umum.  Di sinilah sumber mata air itu berasal.  Bagian terpenting dari sejarah berdirinya Tirtagangga.  Air yang tak pernah putus mengalir dan biasa digunakan untuk berbagai upacara adat dari beberapa pura yang berada di dekat Tirtagangga.  

Air yang dimaknai sebagai air yang diberkati (Tirta) laksana Sungai Gangga yang disucikan oleh masyarakat Hindu.  Air yang juga mengaliri persawahan di sekitar taman dan memberikan kehidupan serta keberkahan bagi siapapun yang menikmatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun