Untuk Serenade 2020, saya memutuskan menghadirkan artikel 30 Tahun Dalam Kenangan. Â Sebuah kisah menyentuh dari sejarah persahabatan saya dan Jenta. Â Lebih tepatnya cerita tentang pecahnya jalinan kasih sepasang suami istri (Jenta dan Azka) yang telah terajut selama 30 tahun dan terjadi pada 2020. Â Tahun dimana bumi pertiwi sedang bergulat dengan pandemi virus Covid-19 (hampir) sepanjang tahun.
Tanpa saya ketahui, pergulatan itupun terjadi pada kehidupan rumah tangga Jenta, sahabat saya selama 32 tahun belakangan. Â Proses pengadilan bahkan pembacaan talak pun baru saya ketahui sebulan setelahnya. Â Itupun disampaikan dengan sangat hati-hati oleh Jenta mengingat saya sering bereaksi terlalu sensitif untuk setiap berita duka. Â Kamipun menghabiskan satu waktu khusus untuk bercerita via telepon sekaligus menuntaskan rindu karena sudah lama tidak bertemu karena pandemi.
Pelan Jenta menceritakan bahwa sebenarnya keputusan dia untuk bercerai telah mengalami proses pemikiran dan pertimbangan yang tidak gampang. Â Termasuk diantaranya memupuk pengertian dari ke-2 anak Jenta yang sudah dewasa dan berumahtangga. Â Prosesnya mungkin hampir 2-3 tahun lamanya. Â Tepatnya sejak Ibunda Jenta wafat.
Sudah 30 tahun? Apa gak sayang? Apa gak lebih baik dikompromikan karena masing-masing sudah di usia menjelang senja? Serangkaian pertanyaan yang juga muncul di benak saya. Â Tapi ketika menyelami pergolakan yang dihadapi Jenta, saya pun paham. Â Berbagai tekanan bathin yang dia rasakan karena masalah kepercayaan urusan finansial, menjadi momok yang terus berkembang hingga akhirnya Jenta merasa bahwa perkara ini sudah sampai pada tahap serius. Â I must do something about this. Â Itu tekad Jenta.
Tak jelas apa yang saya rasakan setelah Jenta bercerita panjang lebar. Â Bahagia? Mungkin iya. Â Sebagai teman baik, apa yang dia rasakan adalah juga rasa yang hinggap di hati saya. Â Menyayangkan? iya juga. Â 30 tahun tentunya bukan waktu yang pendek. Â Tapi mungkin untuk sebuah keputusan berat, 30 tahun bukanlah apa-apa.
Jenta, sahabatku, buku ini saya persembahkan untukmu. Â Terimakasih sudah mengijinkan saya menuliskannya dan membagikannya kepada publik melalui sebuah buku antologi. Â Rangkaian kalimat menyentuh yang engkau tuliskan melalui WA turut saya abadikan sebagai penutup.
"Jangan mencariku di tengah pesta atau ribuan tawa. Â Datanglah padaku ketika hatimu luka dan sebuah pelukan bisa meredakan segalanya" (Annie Nugraha, Serenade 2020)
Ulasan Buku
Sebelum berusaha mengulas beberapa tulisan yang ingin saya bagikan, berikut adalah rangkaian dari keseluruhan tulisan dan para penulis yang bergabung dalam Serenade 2020.
Rentang Waktu - Deka Amalia
30 Tahun Dalam Kenangan - Annie Nugraha
Segelas Ibadah - Tutih Riri Ayu
Nostalgia Pena - Karinka Ngabito
Akhirnya. Â Kumenemukanmu - Nevi Rosnida
Sempurna dalam Ketidaksempurnaan - Laila Alhikmah
Tahun 2020, Tahun Teristimewa - Rara Nurendah Fitriyana
Menghitung Hari - Gema Runi
Tak Harus Menangis di Masa Krisis - Indriyas Wahyuni
Pelita di Ujung Temaram - Sophia Aga
Meniti Zona "Quantum Leap" - Daty DH
Khatam - Ardhya K
Korea, Corona dan Cita-cita - Palupi Utami
Teras Bunda - Noor Yani
The Next Chapter - Martina
2020 Hikmah di Balik Wabah "Sajadah Putih Itu" - Pantjarini Trisnaning S
The Missing Heart - Maryam Aziz
Filosofi Tumakninah - Nilam Septiani
Rindu Tak Akan Kembali - Seila Aini
Episode Kehidupan di Tengah Pandemi - Agnes R
2020-ku dalam Cerita - Nadia Zee
Bahagia Itu Pilihan - Emmy S. Sakya
Memoar Kepergian Mbah Sri - Ika Setya Mahanani
Sudut Kenangan - Vita Mei
Dancing With The Corona Storm - dr. Rini Susanti
Abu-Abu 2020-ku - Tyas Poerwanto
Menjalani Hari yang Harus Dilewati - Jullie Hakim
Menghimpun Asa Menyimpan Kenangan - Meiti Zaini
Akademi Covid Membawa Berkah - Nia Refana
Sedikit Jeda untuk Mencintai Diri Sendiri - I Gusti AAA Ratih
Setahun dalam Kisah - Helniat "aNetH"
Kenyamanan Itu Milik Kita - Eny Rosa
Rembulan Merindu - Asih Mufisya
Ternyata Bisa - Lide Gantari
Tak Ada Kesia-siaan di Bawah Langit - Lulu Arsyad
Inginnya Aku - Halimah Rose
Cintai Diriku, Selalu - Akhmad Gafuri
Dua Ribu Dua Puluh, Aku Punya Cerita - Soraya Almeera
Roller Coaster - PW Widayati
Saat Kau Pergi - Irma Mayra
Harta yang Paling Berharga - Meliya Asidah
Fabiayyi' Aalaa'i Rabbikumaa Tukadzibaan - Endah Widowati
Di Suatu Senja - Frida Aulia
Pandemi Mendekatkan Kami - Efi R. Suwandy
Tujuh Purnama Tanpamu dan Bersama Virus Corona - Minarni Merry Yanti
Pandemic Insight - Runny
Membaca judulnya, publik tentu bisa menerka apa yang tertuang di dalam buku ini. Â Yup. Â Buku 46 kisah inspiratif ini berisi rangkaian nada (Serenade) yang terjalin di 2020. Â Tahun dimana tanah air tercinta dilingkupi oleh pandemi yang diakibatkan oleh sebuah virus kasat mata yang dikenal dengan nama Covid-19. Â Jadi saat membuka lembar demi lembar buku ini, semua kisah yang ditorehkan berkaitan erat dengan pandemi.