Dibalik cerita yang menarik, cerita tersebut juga mengandung pesan moral penting terutama agar kita berbakti kepada orang tua dan mempunyai keberanian untuk menjalani hidup. Dengan demikian, sastra tradisional membantu anak-anak memahami konsep yang sulit mereka cerna jika disampaikan secara langsung.
Membaca sastra tradisional memberikan keseimbangan yang diperlukan ditengah banyaknya konten-konten yang berseliweran di media sosial. Berbeda dengan media sosial yang hanya memberikan hiburan sesaat, sastra tradisisonal justru mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam dan mengembangkan pemahamannya secara kritis. Proses tersebut dapat membantu dalam meningkatkan keterampilan literasi anak, baik dari segi kemampuan membaca, memahami, dan menganalisis teks.Â
Selain itu, cerita yang disampaikan biasanya pada cerita menggunakan bahasa yang kaya dan indah, sehingga dapat memperluas kosakata dan kemampuan berbahasa anak-anak. Ada juga manfaat lain yang diberikan ketika anak membaca sastra tradisional yaitu perkembangan anak dalam hal perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan kepribadian, dan perkembangan sosial (Sartini et al., 2022).
Mengenalkan sastra tradisional juga menjadi langkah awal untuk membangun rasa cinta terhadap budaya lokal. Dalam cerita rakyat, legenda, atau mitos dari berbagai daerah di Indonesia, terdapat banyak aspek budaya yang menarik, mulai dari adat istiadat, bahasa, hingga kearifan lokal. Saat anak-anak diajak membaca cerita dari daerah asal mereka, mereka tidak hanya memperoleh informasi tentang sejarah dan tradisi, tetapi juga merasa lebih dekat dengan identitas mereka sendiri.Â
Hal ini dapat meningkatkan rasa bangga mereka terhadap warisan budaya yang telah ditelah diwariskan, yang pada akhirnya memperkuat ikatan emosional mereka dengan kebiasaan membaca.
Bagi para orang tua dan guru, penting untuk menggunakan cara kreatif dalam memperkenalkan sastra tradisional. Â Salah satu cara yang bisa dilakukan orang tua adalah dengan membacakan cerita rakyat sebelum tidur sebagai kegiatan rutin anak. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat hubungan emosional antara anak dengan orang tua, tetapi juga menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan, sehingga anak merasa termotivasi untuk membaca lebih banyak.Â
Di sekolah, guru dapat mengadakan kegiatan seperti dramatisasi cerita rakyat atau membuat proyek seni berdasarkan kisah tradisional. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya membaca, tetapi juga ikut berpartisipasi memahami cerita tersebut. Selain cara tersebut, ada beberapa cara tambahan yang dapat digunakan orang tua dan guru dapat mempermudah anak untuk meningkatkan literasi (Oktafianti et al, 2024):
- Memiliki cerita yang sesuai dengan kemampuan dan minat anak.
- Menganalisis konteks cerita melalui diskusi dan refleksi bersama-sama.
- Mengajak siswa untuk menjelaskan perbedaan yang ada dalam setiap cerita.
Teknologi yang semula dianggap sebagai penghambat minat baca juga sekarang dimanfaatkan untuk mendukung pengenalan sastra tradisional. Misalnya, cerita rakyat bisa diadaptasi menjadi buku digital interaktif atau animasi pendek yang menampilkan tokoh-tokoh legendaris dalam bentuk yang menarik bagi anak-anak.Â
Hal ini bisa menjadi jembatan untuk mengenalkan sastra tradisional kepada generasi sekarang yang akrab dengan teknologi tanpa menghilangkan esensi budaya yang terkandung di dalamnya.
Selain bermanfaat bagi anak-anak, sastra tradisional juga bisa menjadi media literasi yang menarik bagi mahasiswa. Sebagai generasi yang cenderung lebih kritis, mahasiswa dapat diajak untuk menganalisis cerita rakyat dari sudut pandang mereka secara lebih mendalam, baik dari aspek budaya, sosial, atau moral. Diskusi tentang relevansi nilai-nilai tradisional dalam konteks modern dapat membuka wawasan baru dan menumbuhkan kesadaran literasi di kalangan mereka.
Dengan berbagai manfaat yang telah dijelaskan di atas, sastra tradisional menjadi salah satu solusi efektif untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. Pendekatan ini tidak hanya mengenalkan anak-anak dan remaja pada kebiasaan membaca, tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya yang  yang akan mereka bawa hingga dewasa dan mewariskan ke generasi selanjutnya.Â