Mohon tunggu...
Annida Shf
Annida Shf Mohon Tunggu... Akuntan - Bogor

Cuma orang biasa yang ingin bermanfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kutemukan Tawa dalam Setiap Hidangan yang Dimasak Olehku Selama Pandemi

15 Desember 2020   19:53 Diperbarui: 16 Desember 2020   21:54 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak suka memasak, tapi doyan makan adalah kebiasaanku pada zaman dulu. Yaitu, ketika aku masih belum menikah dan uang selalu ada di dalam dompetku. Paling mentok masak mie instan dan bolu instan. Saat menulis event dari Semarkutiga ini membuatku jadi ingat masa lalu yang mageran dan ogah berlama-lama di dapur.

Namun waktu cepat berlalu, kini aku sudah dipersunting oleh seorang jejaka tampan dan mapan, yang hidupnya suka berpetualang dan berprinsip hidup mandiri tanpa campur tangan orang lain termasuk kedua orangtua kami.

Awalnya, aku masih malas berkutat di dapur. Resep memasak yang aku tahu hanya seputar menggoreng tempe, tahu, telur dadar dan menumis kangkung. Jadi, aku dan suami lebih sering memasrahkan makanan apa yang akan di makan dengan apa yang ada di Warteg.

Sekarang, aku sudah menikah dan mempunyai satu orang anak bayi yang sedang belajar berjalan. Tentunya, setiap hari aku hanya menghabiskan waktuku dengan bocah imut yang super aktif dan tak boleh luput dari pandangan meski sekejap saja.

Tetapi itu dulu, saat semuanya baik-baik saja sebelum wabah Covid-19 pun akhirnya datang, pemasukan yang biasanya aman sampai akhir bulan, kini harus belajar berhemat agar saat akhir tiba persediaan uang berbackground merah masih tetap ada beberapa lembar.

Kebiasaan pesan makanan online mulai jarang aku lakukan bahkan sudah tidak lagi. Aku justru lebih sering berselancar di sosial media untuk mencari berbagai resep makanan kesukaanku, masakan favorit suami juga cara memasak MPASI. Semua ilmunya aku pelajari dan langsung dipraktekan.

Lambat laun aku pun mulai mahir membanting wajan dan jadi hobi saat pandemi yaitu berlama-lama di dapur. Sungguh riuh suasana dapurku dan aromanya bisa membuat siapa saja tersedak saat aku sedang menumis cabai. Satu persatu tantangan memasak lauk-pauk untuk makanan sehari-hari sudah aku selesaikan dengan baik meski kadang masih suka keasinan.

Kini, aku mencoba resep membuat dessert. Dimulai dari membuat aneka olahan dari pisang, seperti pisang goreng, pisang bolen, nagasari pisang, pisang lilit. Beruntungnya, aku selalu berhasil dalam percobaan pertama. Suami pun selalu memberikan apresiasi, sehingga aku makin bersemangat mempelajari berbagai resep selanjutnya.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Namun, setiap percobaan pasti akan selalu menemui kegagalan. Dari segala resep yang pernah aku pelajari, aku juga pernah gagal membuat kue lapis dari tepung beras, bubur sum-sum, kue pie susu, martabak manis, onde-onde, wingko babat, dadar gulung, ayam krispi ala kentaki dan masih banyak lagi. Tetapi, dari kegagalan tersebut membuatku tahu bahwa Tuhan selalu memberikan kesempatan kedua untuk semua hamba-Nya.

Keesokan harinya, aku masih belum patah semangat. Aku coba lagi membuat makanan yang pernah gagal untuk ditaklukan. Kalau gagal lagi, aku coba lagi sampai akhirnya terciptalah gelak tawa diantara kami, yaitu aku dan suami saat kami berdua sedang menikmati kue pie susu yang gosong dan flanya yang encer.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Banyak hikmah yang jadi pelajaran berharga untukku, aku jadi mengetahui berbagai hal baru yang tidak pernah aku ketahui sebelumnya. Seperti, saat membuat kue bolu, aku harus mengocok telurnya sampai putih kental dan berjejak juga tidak memasukan tepung terigu terlalu banyak. Karena itu adalah rahasia agar kue bolunya empuk, tidak bantat dan juga tidak menimbulkan rasa enek jika memakannya dalam jumlah yang berlebihan.

Juga saat memasak telur dadar, biasanya aku hanya menggunakan telur, garam dan penyedap. Kini aku menemukan resep baru yaitu menambahkan lada, daun bawang, tomat, daun jeruk dan bawang putih yang sudah dihaluskan agar citarasanya mantap dan bikin nagih saat disantap.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Saat ini, aku sudah berhasil membuat berbagai olahan makanan. Seperti, pizza, donat, odading, kue bolu, kue brownis, kue pisang sunpride, kue pie susu, pisang goreng, pisang cokelat, pisang krispi karamel, nagasari nangka, bubur sum-sum, dalgona coffee, menumis berbagai jenis sayuran, memasak ikan patin bumbu kuning, ikan asin dengan petai (ini kesukaan suami dan aku bahagia saat bisa memasaknya dengan baik dan disukainya), segala jenis sayur berkuah bening ataupun masakan berkuah santan (kecuali opor ayam dan soto ayam, karena belum pernah mencoba).

Adanya Covid-19 benar-benar mengubah hidupku karena sudah berhasil menggerakan otak dan hatiku untuk memantapkan niat berkecimplung di dunia perdapuran. Bahkan kini, aku jadi rajin sekali menonton video masak para chef dan acara Masterchef Indonesia. Karena berawal dari situ juga, aku jadi mengetahui apa itu bumbu dasar kuning, putih, merah, pepper, parsley, chicken broth dan arti medium rare, medium well dan well done juga banyak ilmu yang lainnya.

Tak disangka pula, berawal dari kejadian hari ini membuatku memanjatkan doa kepada Tuhan agar kedepannya semoga aku bisa membuka usaha toko kue. Semoga Allah mengabulkan. Aamiin.

Kalau kamu, apa yang jadi hobi saat pandemi?

1548397370-picsay-5c4aac0e677ffb660933ea34-5fd8b1e58ede484c6a010e72.jpg
1548397370-picsay-5c4aac0e677ffb660933ea34-5fd8b1e58ede484c6a010e72.jpg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun