Mohon tunggu...
Annida Fariroh Asror
Annida Fariroh Asror Mohon Tunggu... Freelancer - Random post tapi semoga bermanfaat, feel free to leave comments!

Another day another chance

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Supply Chain Management

6 Mei 2021   13:36 Diperbarui: 8 Mei 2021   17:10 1459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Model konfigurasi Supply Chain

Hai hai! Berhubung aku baru baca-baca lagi buku Supply Chain Management (SCM) jaman kuliah, jadi di postingan kali ini aku mau sharing sedikit rangkuman aku tentang SCM dari bukunya Pak I Nyoman Pujawan.

Apa itu Supply Chain?

Suppy Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan mengantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir (konsumer). Perusahaan-perusahaan itu meliputi supplier, pabrik produksi, distribusi, toko, hingga perusahaan pendukung jasa logistik (3rd party). Terdapat 3 macam aliran yang harus dikelola, yaitu:

  1. Aliran barang, mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contoh: Bahan baku yang dikirim supplier ke pabrik produksi.
  2. Aliran uang, mengalir dari hilir ke hulu. 
  3. Aliran informasi, mengalir dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Contoh: Informasi persediaan barang di supermarket yang dibutuhkan distributor, informasi status pengiriman barang yang dibutukhkan oleh pengirim dan penerima, dsb.

Kurang lebih gambarannya seperti ini:

Aliran Supply Chain
Aliran Supply Chain

Model konfigurasi Supply Chain
Model konfigurasi Supply Chain

Supply Chain Management (SCM)

Istilah Supply Chain Management (SCM) pertama kali dikemukakakn pada 1982 oleh Oliver dan Weber. SCM adalah metode, alat, atau pendekatan dai supply chain. SCM menghendaki metode yang terintegrasi. Menurut The Council of Logistics Management, Supply Chain Management adalah koordinasi sistematis dan strategis dari fungsi bisnis tradisional dalam perusahaan tertentu dan di seluruh bisnis dalam supply chain untuk tujuan meningkatkan kinerja jangka panjang masing-masing perusahaan dan supply chain secara keseluruhan.

Dapat dikatakan bahwa SCM tidak hanya berorientasi pada urusan internal sebuah perusahaan, namun juga urusan eksternal yang menyangkut hubungan dengan perusahaan-perusahaan partner. Diperlukan pengertian, kepercayaan, dan aturan main yang jelas dalam mengimplementasikan SCM agar hubungan antar pihak pada suatu supply chain berlangsung jangka panjang sehingga menciptakan efisiensi.

Area Cakupan SCM

Apabila mengacu pada perusahaan manufaktur, kegiatan-kegiatan utama yang masuk dalam klasifikasi SCM adalah:

  1. Product Development. Dalam merencanakan produk baru, perusahaan perlu mengetahui keinginan pelanggan, sehingga dibutuhkan riset pasar. Selain itu, produk yang dirancang juga harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku, sehingga perlu melibatkan suppliers. Produk yang dirancang juga harus dapat diproduksi secara ekonomis.
  2. Procurement. Kegiatan pengadaan tidak hanya mencakup kegiatan administrasi, melainkan juga kegiatan strategis untuk dapat menentukan suppliers, mengevaluasi kinerja suppliers, melakukan pembelian bahan baku dan komponen, memonitor supply risks, membina dan juga menjaga hubungan baik dengan suppliers dalam upaya meningkatkan time to market.
  3. Planning and Control. Untuk dapat menciptakan koordinasi taktis maupun operasional sehingga kegiatan produksi, pengadaan material, maupun pengiriman produk dapat dilakukan secara efisien dan tepat waktu, dilakukan demand planning, perencanaan kapasitas, perencanaan produksi dan persediaan, perhitungan safety stock, juga reorder point.
  4. Operasi / Produksi. Konsep lean manufacturing yang mementingkan efisiensi dan agile manufacturing yang menekankan pada fleksibilitas dan ketangkasan merespon perubahan adalah dua hal yang penting dalam mengelola sistem produksi sehingga kualitas produk dapat terkendali.
  5. Distribusi. Perencanaan jaringan distribusi dengan mempertimbangkan trade off antara aspek biaya, fleksibilitas, dan kecepatan respon terhadap pelanggan. Perusahaan harus menentukan tingkat service level yang harus dicapai di masing-masing wilayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun