Mohon tunggu...
Anni Rosidah
Anni Rosidah Mohon Tunggu... Guru - Penulis Buku Arah Cahaya

Jaga Selalu cita-cita dan mimpimu. Jangan Pernah kau padamkan. Mesti setitik, cita-cita dan mimpi itu akan mencari jalannya

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Arah Cahaya Part 23 (Akhirnya, Kumenemukanmu)

6 September 2023   13:07 Diperbarui: 7 September 2023   15:27 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah Huri yang terletak di bawah barongan, dekat dengan sawah dan kolam pemancingan ikan gurami, patin, nila dan mujair memang menjadi tempat yang sangat mengasyikkan. Tak jarang mereka mancing gratis kemudian masak bersama di rumah Huri. Apalagi ayah Huri yang seorang kepala sekolah madrasah dan ibunya yang sangat ramah membuat teman-temannya betah main berlama-lama di rumahnya.

Suatu malam, Ahmada mengajak Cahaya pergi ke suatu perkampungan China yang ada di Surabaya. Kya-Kya Kembang Jepun namanya. Kya-Kya adalah tempat yang ramai sebagai pasar malam di kawasan Pecinan kota Surabaya. Di sepanjang jalan Kembang Jepun ini didirikan kiso-kios yang menjual berbagai macam makanan baik masakan tionghoa, makanan khas Surabaya maupun makanan ringan lainnya sambil mencari tempat yang enak untuk bersantai.

Tibalah mereka di sebuah tempat santai yang menyediakan makanan dan minuman ringan. Cahaya dan Ahmada hanya memesan jus alpukat dan kentang goreng untuk menemani mereka. Cahaya yang waktu itu masih sering dihubungi Fiqi pun menceritakan kegalaunnya kepada Cahaya.

"Kira-kira orang seperti itu baik tidak?" tanya Cahaya kepada Ahmada untuk memastikan keputusannya.

"Masak iya sih, lelaki dan wanita yang sama-sama suka check in di hotel tidak melakukan apa-apa?" jawab Ahmada.

"Kalau menurut aku, dia itu tidak baik. Sudah mengarah pergaulan bebas dengan setiap pacaranya. Eh, ketika diminta nikah pacarnya malah bilang mau di-jodohkan orang tuanya," jelas Ahmada lagi.

Setelah menerima masukan Ahmada, Cahaya semakin yakin untuk tidak berhubungan lagi dengan Fiqi. Ia menghapus nomer Fiqi dari handphone. Ia pun tidak pernah membalas sms-sms Fiqi yang hampir setiap malam merayunya.

Entah karena akrabnya, sering pulang pergi bersama Cahaya, atau karena seringnya Ahmada main ke kos Cahaya, sampai-sampai banyak teman Cahaya mengira jika mereka pacaran. Dan benar saja, beberapa waktu kemudian akhirnya mereka jadian. Cahaya adalah pacar pertama Ahmada. Ahmada, pemuda sederhana yang belum pernah pacaran.

Lelaki idaman Cahaya memang sepertinya ada semua pada Ahmada Hamsah. Sederhana, apa adanya, tidak macam-macam, dan yang paling penting, tidak pernah pacaran. Meski begitu, ia tidak pernah menunjukan kedekatannya di kampus tempat kuliahnya. Hanya teman kos dan teman dekatnya saja yang tahu kalau mereka sudah berpacaran.

Namun, beberapa minggu setelah memutuskan berpacaran, Diah, salah satu teman kos Cahaya menceritakan kalau Ahmada dulu pernah nembak teman satu kelasnya saat KKN. "Aya, kalau mendengar cerita kamu, kayaknya dia itu yang nembak temanku saat KKN kemarin. Bagaimana kalau dipertemukan saja mereka? Kamu telepon Ahmada. Aku tak telepon temanku. Biar mereka bertemu," ide Diah dengan semangatnya. Cahaya pun menurut saja.

Suatu Sore, Cahaya menelepon Ahmada agar main ke kos. Sedangkan Diah menelepon temannya agar mampir sebentar di kosnya. Tak begitu lama, Ahmada datang. Cahaya tidak menyuruh Ahmada ke ruang tamu kosnya. Ia mengajak Ahmada ngobrol di atas motor yang di parkirnya di halaman parkir kos yang ada atapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun