Hubungan yang baik antara Cahaya dan Noura seakan mereka seperti keluarga saja. Noura yang ayahnya berasal dari Jombang dan pernah mondok di Tambak Beras Jombang saat sekolah Mts dan Madrasah Aliyah membuat mereka semakin dekat. Beberapa kali Noura pergi ke rumah Cahaya di Jombang sekaligus main ke rumah neneknya dan sambang ke pondoknya dulu.
        Ayah Noura adalah seorang pegawai negeri eselon II di kantor perbendaharaan negara. Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Sejak kecil Noura terpisah dari ayah dan ibunya. Baru beberapa tahun saat kuliah mereka tinggal satu rumah. Ayahnya dinas di Medan dan ibunya ikut menemani sang ayah. Kakak laki-laki pertamanya tinggal bersama kakek dari ibunya di Surabaya. Sedangkan kakak keduanya tinggal bersama neneknya di Jombang. Sedangkan Noura mondok di Jombang dekat kakaknya yang kedua dan neneknya.
        Baru setahun berkumpul bersama ayah dan ibunya, Noura harus berpisah lagi dengan meraka. Baru hampir setahun setengah dinas di Jalan Indrapura Surabaya, Kini ayahnya dipindahkan lagi di luar propinsi, kali ini ke Lampung. Mau tidak mau Noura di rumah sendiri karena ibunya pergi menemani ayahnya.
        Karena tidak ingin tinggal sendiri, Noura meminta kepada orang tuanya agar ditemani Cahaya. Teman yang sudah seperti saudara baginya. Orang tuanya pun menyetujuinya. Segera Naura mengatakan maksud hatinya kepada Cahaya. Suatu pagi, saat selesai kuliah, seperti biasa, Cahaya, Noura dan Rida mencari makan di kantin dekat kampus. Setelah makan siang, mereka bersantai di bawah pohon rindang atau yang biasa disebut DPR oleh warga kampusnya.
"Cahaya, kamu mau gak menemaniku tinggal di rumah. Bapakku dipindah ke Lampung. Sementara ibuku ikut menemani bapak. Kamu mau ya tinggal bersama aku? Ayolah, please!" pinta Noura penuh harap kepada Cahaya.
"Aku sih mau saja, tapi aku izin ibuku dulu yah, boleh apa enggak?" jawab Cahaya.
        Setelah bertanya kepada ibunya saat pulang kemarin, orang tua Cahaya menyerahkan sepenuhnya kepada Cahaya dan boleh saja tinggal bersama Noura. Apalagi ibu dan keluarga Cahaya juga mengenal Noura. Akhirnya Cahaya memutuskan untuk tinggal bersama Noura dan pamit kepada teman-teman dan ibu kos.
        Waktu demi waktu dijalani Cahaya berdua dengan Noura di rumah Noura. Mereka semakin akrab layaknya saudara. Pulang pergi kuliah bersama. Ngonthel berdua saat kuliah dan menitipkan sepeda di dekat jalan raya kemudian menunggu angkot, bersepeda dan berbelanja di pasar wage di Aloha, masak, tidur, makan dan bermain selalu bersama. Sehabis Maghrib, Cahaya dan Noura mengajar ngaji di mushola dekat rumah.
        Hampir setahun setengah, akhirnya Cahaya memu-tuskan kembali kos di dekat kampusnya karena orang tua Noura sudah kembali dari dinas. Sebenarnya orang tua Noura meminta Cahaya tetap tinggal di rumahnya meski mereka sudah pulang. Namun Cahaya menolak dengan halus.
        Hubungan Cahaya, Noura dan orang tuanya memang sangat baik. Layaknya saudara baru dan menemukan orang tua kedua di kota besar tempatnya berada. Bahkan kedua orang tua mereka sudah saling kenal. Beberapa kali orang tua Cahaya pergi mengunjungi keluarga Noura, begitu juga sebaliknya.
        Cahaya menemukan tempat kos di sebelah Selatan kampusnya bersama dengan seorang teman kuliah. Tempat kos yang baru ini memang agak berbeda dengan tempat kos pertama. Tempat kos putri yang besar dengan sepuluh kamar. Ada yang bekerja, ada juga yang kuliah. Meski lelaki tidak boleh menginap, namun pergaulan di tempat kos baru lumayan bebas juga. Tapi bagi Cahaya hal itu tidaklah masalah. Yang penting ia dapat menjaga diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H