Meski kadang mereka berteriak ketakutan karena kuda yang berlari dengan kencang yang membuat seakan muatan tak seimbang karenanya. Dalam perjalanan, tampak sungai-sungai kecil dengan air yang bersih selain untuk pengairan dan budidaya ikan. Hamparan sawah menghijau dengan tanaman hortikultura yang sangat menawan.
Cuaca yang asri dan dingin seperti pegunungan menambah indahnya pemandangan. Setelah hampir 20 menit perjalanan, akhirnya sampailah di tempat tujuan. Para pengunjung dari tempat kursus Cahaya segera berkumpul dengan tutor yang mereka panggil dengan panggilan mister dan miss.
"Oke class, please your gather up with your class and hear your tutor about history of Surowono. Please, keep speak english every conversation with your friend. Oke?" terang Mister i, salah seorang tutor Cahaya di kelas kursus. Segera mereka berkumpul sesuai kelasnya masing-masing disertai seorang tutor sebagai pembandu wisata.
"Surowono is a Hindu temple of Majapahit Kingdom, Located in Canggu Village of the kediri near Pare Distric in EAST Java Indonesia. It was believed to have been bulit in 1390 AD as memorial to Wijayarajasa, The prince of Wengker. As of today the temple is not fully intact. Only the base of the temple has been restored to its original form and many more bricks are waiting around the structure to be reassembled," terang Miss Tri, tutor di kelompok Cahaya.
"The temple is small, only 8 x 8 meters. The temple, which made of entirely andesite stones, is a Shiva temple. Currently the whole body and roof the temple have gone without a trace. Only the 3 meter high temple base remains in its place. To access the veranda on the temple based, a narrow stairway is available on the west side. From tha stairway positon, it can be concluded that this temple faces towards the west," tambah tutor imut berjilbab tersebut.
"Oke class, any question about this place or the word what you dont understand?" tanyanya kepada hampir lima belas remaja dalam kelompoknya. Satu per satu teman Cahaya bertanya dengan berbicara bahasa Inggris sambil terbata-bata.
Dan kini, giliran Cahaya bertanya. "Know, what this tample using to educational tourism only?" tanya Cahaya.
"Oke, Cahaya. This in addition to being place of educational tourism, Surowono temple was also often used as a place of ritual." Miss Tri.
"Oke. Thanks Miss," jawab Cahaya sambil me-ngangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
Di tempat lain, tampak tutor yang lain juga menerangkan tentang sejarah Candi Surowono. Mungkin karena anggota kelas tersebut banyak yang belum mengerti dengan penjelasan dengan bahasa Inggris, tutor juga menerangkan dengan bahasa Indonesia.
"Candi Surowono adalah candi Hindu peninggalan kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Canggu Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Meski hanya meninggalkan bangunan kaki saja, namun nampaknya, candi ini dulunya sangat gagah. Kaki candi terlihat berukuran sangat besar.Â