Mohon tunggu...
Annesha Ellativa KCD
Annesha Ellativa KCD Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenali dan Cegah Stunting Demi Generasi Cemerlang dengan "Ayo Makan Ikan"

15 Agustus 2022   19:05 Diperbarui: 15 Agustus 2022   19:10 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi Stunting. Dokpri

Desa Progowati, Kec. Mungkid, Kab. Magelang - Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak dari sejak bayi di dalam kandungan sampai anak berusia kurang dari 2 tahun (balita). Kondisi stunting di Indonesia termasuk ke dalam pravelensi kelima dengan angka stunting mencapai 149,2 juta bayi terkena kasus stunting (UNICEF, 2020). 

Artinya sekitar 1 dari 4 anak balita di Indonesia (lebih dari 8 juta anak) mengalami stunting. Indonesia juga menduduki peringkat terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Laos tentang kasus stanting. Hal tersebut ditandai dimana balita memiliki tinggi badan dibawah rata – rata. 

Adanya kasus stunting dikarenakan asupan gizi yang diberikan dalam waktu panjang tidak sesuai dengan kebutuhan. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.

Sesuai Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: 42/M.PPN/HK/04/ Tahun 2020 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2021, pada tahun 2021 Kabupaten Magelang telah ditetapkan sebagai salah satu kabupaten lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi. 

Sampai tahun 2022, ada 30 desa yang dijadikan sebagai lokasi prioritas intervensi stunting dan secara bertahap akan dilaksanakan di semua desa di Kabupaten Magelang. Desa Progowati, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang merupakan salah satu dari desa prioritas yang memiliki resiko balita terkena stunting.

Permasalahan stunting tidak bisa hanya diselesaikan melalui program gizi saja, tetapi harus terintegrasi dengan program lainnya. 

Oleh karena itu Mahasiswa KKN Undip turut andil dalam membantu menurunkan permasalahan stunting di Desa Progowati dengan melaksanakan program kerja sosialisasi stunting dan edukasi Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) sebagai salah satu bentuk pemenuhan gizi agar terbentuk manusia yang sehat, cerdas, dan kuat.

Edukasi Gemarikan. Dokpri
Edukasi Gemarikan. Dokpri

Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN) merupakan salah satu instruksi presiden RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) untuk pencegahan stunting (KKP RI, 2018). Program edukasi GEMARIKAN ini bertujuan memotivasi masyarakat agar meningkatkan pola konsumsi ikan untuk meminimalisir terjadinya stunting. 

Pentingnya mengatur pola konsumsi ikan sejak dini harus diprioritaskan karena ikan termasuk ke dalam satu di antara sumber protein yang penting dibutuhkan dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak sejak dalam kandungan sampai usia di bawah 2 tahun. Dari sekian banyak sumber pangan protein hewani yang ada, ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat tepat untuk mendukung program perbaikan gizi dan penanganan stunting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun