Jika kamu bertanya bagaimana rasanya air mata,
akan kujawab 'aku lupa',
mungkin aku terlalu arogan hingga aku lupa rasanya kesedihan,
terserah kamu mau bilang apa,
yang teringat hanyalah punggung seseorang yang telah lama pergi,
kami tak saling bertukar kalimat perpisahan,
aku dan dia hanya menghilang di jalan masing-masing,
dan tak pernah saling mencari meski jiwa sekarat sejak memilih untuk berpaling,
terakhir kali aku rasakan dinginnya air mata,
yang merembes keluar tanpa aba-aba,
membasahi punggungnya tanpa malu-malu,
lalu keluar kata-kata tanpa suara, 'biarkan aku menangis sebentaaarrrr ... saja. sampai rasa sesak tak jelas ini pergi'
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H