Hujan masih enggan untuk didekapÂ
rintiknya berlarian dalam ramai yang senyap.
Perempuan itu diam,Â
menghitung bulir-bulir air yang dengan sukacita menjatuhkan dirinya keatas tanah,Â
"pada bulir keseribu harus kutemukan dirimu".
Malam ini ia rela menukarkan jiwanya dengan sebuah senyuman yang sudah 365 hari menyiksanya dengan kerinduan.
Namun, telah jatuh bulir keseribu dua lima,
yang diharap tak menjadi nyata.
Perlahan jendela dihadapannya mulai buram,
basah oleh air matanya yang ingin beradu cepat dengan derasnya hujan.
Perempuan itu membeku,
ia tak tahu, harus menghilang atau berjanji pada waktu untuk menyerahÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H